Kronologi Kebakaran di Kota Medan

BAB IV FUNGSI DAN PERANAN DINAS PENCEGAH DAN PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN

4.1 Kronologi Kebakaran di Kota Medan

Kebakaran merupakan malapetaka ataupun bencana yang akibatnya sangat fatal. Kebakaran sering menimbulkan berbagai akibat yang tidak diinginkan baik yang menyangkut kerugian material, kerusakan lingkungan maupun ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia. Api akan menjadikan arang setiap benda yang terbakar sehingga tidak dapat digunakan lagi. Kebakaran akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan bahkan akan membunuh segala mahluk hidup yang terperangkap ataupun yang tidak dapat keluar dari suatu ruangan yang terbakar. Pada dasarnya kebakaran setiap tahun semakin meningkat. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin padatnya pemukiman dan alat-alat yang menggunakan arus listrik sebagai sumber tegangan. Kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk Universitas Sumatera Utara ataupun pusat-pusat kegiatan ekonomi di daerah perkotaan dapat menimbulkan akibat- akibat sosial, ekonomi dan psikologis yang luas. Di samping itu tingkat kelalaian manusia juga semakin meningkat yang dapat mengakibatkan semakin meluasnya dampak yang timbulkan oleh kebakaran. Tabel berikut ini akan menandakan bahwa DP2K selalu mengoptimalkan tugas sebagai pencegah dan pemadam terhadap bahaya kebakaran Tabel 1: Persentase Kebakaran Selama Tahun 1969 Sampai Tahun 1990 di Kota Medan Corak kebakaran Tahun 1969 1970 1971 1972 1973 1980 1990 Kebakaran besar 12 12 17 18 12 ±15 ±10 Kebakaran kecil 16 24 13 23 23 ±20 ±10 Jumlah 28 36 30 41 35 35 20 Sumber: Arsip DP2K dengan judul Statistik Kebakaran di Kota Medan dan wawancara dengan James Sihombing 41 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peningkatan kuantitas kebakaran selalu terjadi dua tahun keatas. Tahun 1967-1972 Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan berubah dari Dinas Pekerjaan Umum ke Sub Direktorat Ketertiban Umum. 41 Keterangan: kategori Kebakaran Besar adalah kebakaran yang menghabiskan seluruh isi rumah ataupun bangunan dan menimbulkan korban jiwa, sedangkan Kebakaran Kecil adalah tingkat kebakarannya hanya menghabiskan sebagian dari isi rumah atau bangunan tanpa menimbulkan korban jiwa, sumber: Arsip DP2K dengan judul Statistik Kebakaran di Kota Medan Universitas Sumatera Utara Tingkat kebakaran besar sebanyak 12 bangunan baik bangunan besar mapun bangunan kecil. Bangunan di tingkat kebakaran besar pada dasarnya marupakan bangunan yang tidak sempat mendapat pemadaman dari DP2K, sedangkan kebakaran kecil adalah kebakaran yang mendapat penyelamatan dari Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan. Angka pada tahun pertama tergolong angka yang paling kecil apabila dibandingkan dengan tingkat kebakaran pada tahun berikutnya, sedangkan tahun 1970, kebakaran yang tercatat dalam laporan DP2K adalah sebanyak 36 kebakaran. Jenis kebakaran yang drastis pertambahannya adalah kebakaran kecil, sedangkan angka kebakaran besar sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun 1971, jumlah kebakaran yang terjadi di Kota Medan tergolong menurun, tetapi angka kebakaran besar yang tidak mendapat penyelamatan tergolong besar apabila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Angka kebakaran pada tahun 1972 merupakan angka kebakaran yang paling tinggi apabila dibandingkan dari tahun 1969 hingga tahun 1973, baik kebakaran besar maupun kebakaran kecil. Terjadi 18 kebakaran besar yang merupakan angka yang paling tinggi dan jumlah kebakaran kecil berkisar 23 kebakaran. Tingginya angka kebakaran ini dipicu karena sikap masyarakat yang terlalu tidak peduli terhadap bahaya kebakaran yang akan terjadi. Sikap ini tampak dari minimnya partisipasi pihak pemerintah, pihak swasta maupun individu dalam dalam penyediaan tambahan alat keselamatan dari bahaya kebakaran. Terlihat penurunan angka kebakaran pada tahun 1973, jumlah kebakaran besar tetap rendah, sama seperti empat tahun sebelumya. Jumlah kebakaran besar hanya 12 Universitas Sumatera Utara angka, sedangkan kebakaran kecil atau kebakaran yang bisa diselamatkan sama dari tahun sebelumnya yaitu 22 angka. 42 Tahun 1980-an tingkat kebakaran yang terjadi di Medan tergolong tinggi. Faktor- faktor yang mengakibatkan hal ini adalah perkembangan jenis alat-alat elektronik yang digunakan oleh masyarakata semakin beragam, sedangkan tingkat kontrol terhadap penggunaan alat ini tergolong lemah dari penggunanya. Di sisi lain, pembenahan peralatan pemadam kebakaran tetap tidak mendapat perhahatian dari pemerintah. Peralatan yang dimiliki hanya sebatas pelengkap saja, tanpa menyesuaikan dengan kondisi tugas dari DP2K sendiri. Rata-rata kebakaran yang terjadi setiap tahunnya adalah, 15 kebakaran besar dan rata-rata 20 kebakaran kecil. Pertengahan tahun 1980-an, tepatnya tahun 1984 sampai tahun 1987, tingkat kebakaran di kota Medan tergolong rawan. Bangunan yang sering terbakar adalah bangunan bertingkat. Ketua Bapeda Tingkat II Medan pada era 1980-an yakni Karnold Pohan mengindikasikan, bahwa tingginya tingkat kebakaran disebabkan dari pemilik ataupun pengelola bangunan tidak melaksanakan anjuran dari Pemadam kebakaran yang dalam hal ini mempunyai hak untuk pengoreksian bangunan untuk menyediakan alat- alat persediaan ataupun antisipasi bahaya kebakan. Karnold Pohan mengatakan, sasaran penelitian yang dilakukan khususnya terhadap bangunan-bangunan gedung yang melayani kepentingan umum antara lain, rumah sakit, hotel, pertokoan dan bangunan-bangunan lainnya. Karnold Pohan memberikan tanggapannya tentang situasi darurat ini karena minimnya sarana 42 Pemerintah Kotamadya Medan, Rencana Pembangunan Lima Tahun Ke-II Daerah Kotamadya Medan, Medan: 1974, hlm. 310-318 Universitas Sumatera Utara pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran terhadap bangunan gedung di Kota Medan. Pemadam harus bekerja lebih maksimal untuk mengurangi kerawanan tersebut. 43 Jumlah kebakaran semakin berkurang setelah tahun 1990-an setelah DP2K mendapat bantuan peralatan berupa mobil pemadam kebakaran dari negara Jepang. Bantuan ini meningkatkan semangat kepada DP2K untuk menjalankan fungsi pokoknya, berupa pencegahan terjadinya kebakaran di kota Medan. Sebab-sebab terjadinya kebakaran besar ataupun kebakaran kecil yang terjadi disebabkan karena kelalaian manusia, sedikit kurang berhati-hati, ceroboh dan adanya kesalahan teknis. Dari hasil investigasi yang dilakukan oleh Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan menyimpulkan bahwa beberapa sumber terjadinya kebakaran di Kota Medan dan menyebabkan besarnya bahaya kebakaran adalah: 1. Merokok ketika hendak tidur. Kebakaran ini merupakan salah satu latarbelakang kebakaran yang sering terjadi di Kota Medan. Hal ini sering terjadi karena di sekitar tempat tidur terdapat barang-barang yang sangat mudah terbakar. Percikan api kecil akan cepat membesar ketika jatuh di sekitar perkakas tidur. 2. Kurangnya penjagaan terhadap anak-anak yang bermain api terutama anak yang bermain api di dalam rumah. Kebakaran akan terjadi apabila api tepat pada benda mudah terbakar di dalam rumah. Kebakaran seperti ini sering terjadi pada tipe pemukiman sederhana. 3. Tidak memadamkan api dapur atau kompor setelah memasak dan mengisi minyak kompor dengan posisi api menyala. 43 Dikutip dari Harian Waspada edisi 19 Maret 1986 dengan judul Tingkat Kerawanan Kebakaran di Medan Cukup Tinggi Universitas Sumatera Utara 4. Korsleting kawat listrik, disebabkan sekering listrik melebihi muatan listrik. 5. Meletakkan bahan bakar pada tempat yang dekat dengan api, atau bahan kimia pada tempat yang mudah terbakar. 6. Kondisi pada saat mendirikan bangunan tanpa aturan dari Dinas Tata Bangunan, yang menyebabkan kebakaran akan cepat menyebar ketempat yang lainnya. 7. Proses gesek udara ataupun petir yang sumber kejadiannya merupakan gejala alam. 44 Kebakaran-kebakaran yang terjadi di Kota Medan pada dasarnya berbeda dari daerah-daerah di Sumatera Utara lainnya. Kebakaran akan cepat membakar rumah ataupun bangunan yang terbakar. Hal ini disebabkan tingkat udara di sekitar kota mendukung terhadap suhu api. Udara yang tergolong panas berpangaruh terhadap api yang sedang menyala. Faktor lain yang juga menyebabkan kebakaran cepat menyebar yaitu posisi bangunan yang tersusun berderat dan saling sambung-menyambung antara beberapa bangunan. Apabila terjadi kebakaran pada satu rumah, maka api akan menjalar membakar rumah di sekitarnya. Salah satu contohnya adalah kebakaran yang terjadi di Sambu pada tahun 1978. Peristiwa kebakaran tersebut telah menimbulkan banyak kerugian, terutama karugian material. Besarnya akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran dilatarbelakangi oleh faktor bangunan yang disusun berderet dan banyak bangunan yang tidak teratur, akibatnya api sangat cepat membakar benda-benda yang ada di pasar tersebut yang pada dasarnya bersifat lunak dan mudah terbakar. Durasi waktu saat api membakar pasar hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat, sehingga harta benda dan barang-barang terbakar dengan cepat. Demikian halnya 44 Pemerintah Kotamadya Medan, op.cit., hlm. 315 Universitas Sumatera Utara dengan pemadam kebakaran yang kewalahan memadamkan api, sebab lokasi yang terbakar sudah meluas. Api sudah menyebar ke sebelah kiri, ke kanan, ke depan dan ke belakang. Peristiwa kebakaran juga terjadi di jalan Perniagaan pada tahun 1970-an, yang membakar ratusan rumah. Kebakaran terjadi pada malam hari, saat masyarakat sedang tidur. Penyebab terjadinya kebakaran tidak dapat diketahui, tetapi meluasnya kebakaran disebabkan oleh bangunan yang terbakar masih bersifat bangunan lama dan sangat mudah terbakar. 45 Bangunan di jalan Perniagaan pada dasarnya masih tergolong bangunan sederhana yang bahannya masih banyak terbuat dari kayu dan bahan yang sangat mudah terbakar. Gerak dari pemadam kebakaran dengan peralatan yang sangat sederhana, yaitu hanya dilengkapi dengan dua unit mobil pemadam, mengakibatkan kebakaran tidak dapat dipadamkan. Demikan peristiwa-peristiwa kebakaran lainnya yang terjadi di Medan dengan besar, selalu sulit dipadamkan. Hal ini dilatarbelakangi oleh faktor-faktor peralatan yang kurang lengkap, terutama persitiwa-peristiwa kebakaran yang terjadi sebelum 1972, dimana peralatan yang dimiliki oleh Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan tergolong sangat minim. 46 45 Wawancara dengan Abdul Junaidi Hasibuan di Kantor DP2K Kota Medan tanggal 22 Februari 2008 46 Hasil wawancara dengan Abdul Junaidi Hasibuan di Kantor DP2K Kota Medan tanggal 22 Februari 2008 Universitas Sumatera Utara

4.2 Perkembangan Peralatan Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan