2.3 Struktur Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan
Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh pemerintah, setiap tahunnya penduduk yang menempati Kota Medan lebih dominan masyarakat yang berusia 15-65 tahun.
Pertambahan ini ditafsir sebagai masyarakat pendatang atau masyarakat karena proses urbanisasi dengan tujuan untuk bekerja. Hal ini terjadi setelah dibukanya perkebunan di
Sumatera Timur yang wilayahnya termasuk Medan. Pertambahan etnis yang datang dari luar daerah Medan untuk mencari pekerjaan
atau menjadi buruh di perkebunan yang dibuka oleh pengusaha asing di Indonesia membuka peluang dalam proses pembauran di Kota Medan. Banyak dari kelompok buruh
ini yang menetap di wilayah Medan atau sekitarnya. Kelompok etnis yang menetap ini akan menjadi dasar dari pembentukan sistem sosial dan budaya di Medan, mereka yang
datang lengkap dengan kompleks budaya yang mereka miliki. Sebelum Indonesia merdeka tahun 1858 hingga pertengahan abad ke-20, segala
sistem yang berlaku di sekitar daerah Kesultanan Medan pada umumnya terbentuk dari kebijakan kesultanan dan pemerintahan kolonial.
22
Setelah kemerdekaan terdapat budaya baru di Kota Medan yang merupakan budaya percampuran pluralis dari berbagai suku yang menempati Kota Medan. Seperti
suku Jawa, Melayu, Batak, Nias, Aceh, Banjar, Mandailing Tionghoa dan suku-suku Dalam bidang administrasi
masyarakat kebijakan datang dari pemerintahan kolonial sedangkan kebijakan yang berhubungan dengan sistem sosial dan kemasyarakatan pada dasarnya dibentuk oleh
kesultanan. Hal ini berlangsung sampai Indonesia memperoleh kemerdekaannya.
22
Hak Belanda untuk menduduki Sumatera Timur ditandai dasar pembentukan Kontrak politik dengan Siak Sri Indera Pura yang disebut “Traktaat Siak” yang di mulai tahun 1858, baca Tengku
Luckman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe, Medan: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu, 1991, hlm.28-30
Universitas Sumatera Utara
yang lainnya yang masing-masing melaksanakan tradisi yang mereka miliki tanpa ada unsur budaya dari suatu suku yang sistem budayanya diutamakan di Medan.
Sistem sosial yang berlaku dalam kehidupan keseharian masyarakat merupakan sistem sosial yang diatur berdasarkan sistem sosial yang berlaku di Indonesia. Peraturan
pemerintah dan sistem norma masyarakat menjadi dasar dari kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat Medan.
Unsur budaya masyarakat Medan berasal dari inti sari budaya-budaya etnis yang ada di Kota Medan. Meskipun secara kuantitas terdapat dominasi kelompok masyarakat
atau etnis tertentu di Kota Medan, namun hal ini tidak menjadikan Kota Medan didominasi oleh unsur budaya etnis tersebut.
23
Nilai keagamaan yang ada di Kota Medan telah banyak memberikan manfaat terhadap terselenggaranya kekerabatan dengan sesama masyarakat. Unsur-unsur budaya
dan unsur religius masyarakat Medan menjadi salah satu ciri karakter masyarakatnya.
23
Pemerintah kota, loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DINAS PENCEGAH DAN PEMADAM KEBAKARAN
KOTA MEDAN
3.1 Bahaya Kebakaran dan Antisipasi di Berbagai Kota