terus mengalami perkembangan baik secara fisik
17
maupun dari sudut aktivitas- aktivitasnya yang dilaksanakan di Medan.
Dari latar belakang sejarah kota Medan dapat diketahui bahwa hubungan antara etnis yang ada di Medan, khususnya etnis China sudah terjadi sejak dulu,
sejak masa perdaganagan antar pulau di Indonesia. Sajak dari awal aktivitas yang dilakukan etnis China datang ke Indonesia pada dasarnya adalah aktivitas
berdagang. Aktivitas China yang memfokuskan pada sudut perdagangan, yaitu
perdagangan antar negara, telah tergolong sebagai peran yang dilakukan etnis China membuka aktivitas baru di Indonesi, khusunya di Medan. aktivitas
perdagangan ini adalah sebagai proses memasukkan barang dari Negara China, kemudian membawa barang yang ada di Medan untuk diperdagangkan di wilayah
Sumatera Timur.
2.2 Latar Belakang Sosial Dan Budaya di Medan.
Pada dasarnya, masyarakat berdasarkan atnis di Medan adalah masyarakat pendatang. Kelompok-kelompok etnis yang akhirnya menetap di Medan sampai di
Medan karena beberapa faktor, diantaranya ekonomi dan politik. Etnis-etnis tersebut datang dan menetab di Medan lengkap dengan kubudayaan yang mereka
yakini.
17
Pusat kegiatan ekonomi yang ditandai dengan adanya pembukaan perusahaan- perusahaan seperti Kantor Chartered Bank tahun 1888, Kantor Nederlansche Handel Maatschaapij
tahun 1892 serta diikuti dengan pembukaan Belawan sebagai pelabuhan tahun 1920. Ibid., hlm. 12-15
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh pemerintah, setiap tahunnya, penduduk yang menempati Kota Medan dominan masyarakat yang berusia antara
15-65 tahun. Pertambahan pada usia ini ditafsir sebagai masyarakat pendatang atau masyarakat karena proses urbanisasi, dengan tujuan untuk bekerja. Hal ini
terjadi setelah dibuka perkebunan di Sumatera Timur yang wilayahnya termasuk Medan.
Dari sudut umur, tingkat masyarakat yang malakukan perpindahan ke kota Medan tersebut dapat di diketahui, bahwa golongan telah matang dalam
melaksanakan ataupun menjalankan kebaudayaan mereka, seperti sistem kepercayaan, tradisi, bahasa, sistem organisasi dan unsur-unsur kebudayaan
lainnya. Sehingga corak budaya yang ada di Medan sangat beragam, sesuai dengan jumlah etnis yang jumlahnya tergolong besar di Medan.
Kota Medan yang sejak lama menjadi kota pusat segala aktivitas, menjadikan daerah tersebut menjadi pusat kelompok tenaga kerja untuk mencari
pekerjaan. Dilain pihak, Banyak dari kelompok buruh ini yang menetap di wilayah Medan atau sekitarnya. Kelompok etnis yang menetap ini akan menjadi
dasar dari pembentukan sistem sosial dan budaya di Medan, mereka datang lengkap dengan budaya yang mereka miliki.
Sebelum Indonesia merdeka 1945, merdeka hingga pertengahan abad ke- 20, segala sistem yang berlaku di sekitar daerah Kesultanan Medan pada
umumnya terbentuk dari kebijakan kesultanan dan pemerintahan kolonial. Dalam bidang administrasi masyarakat, kebijakan datang dari pemerintahan kolonial
sedangkan kebijakan yang berhubungan dengan sistem sosial, dan
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatan pada dasarnya dibentuk oleh kesultanan. Hal ini berlangsung sampai Indonesia memperoleh kemerdekaannya.
Setelah kemerdekaan terdapat budaya baru di kota Medan yang merupakan budaya percampuran pluralis dari berbagai suku yang menempati
Kota Medan. Seperti suku Jawa, Melayu, Batak, Nias, Aceh, Banjar, Mandailing Tionghoa dan suku-suku yang lainnya masing-masing melaksanakan tradisi yang
mereka miliki tanpa ada unsur budaya dari salah satu suku yang budayanya diutamakan di Medan.
Sistem sosial yang berlaku dalam kehidupan keseharian masyarakat merupakan sistem sosial yang diatur berdasarkan sistem sosial yang berlaku di
Indonesia. Peraturan pemerintah dan sistem norma masyarakat menjadi dasar dari kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat Medan.
Unsur budaya masyarakat Medan berasal dari inti sari budaya-budaya etnis yang ada di Indonesia, khususnya budaya etnis di Kota Medan. Unsur budaya
tersebut merupakan penyesuaian kaidah-kaidah peraturan dan undang-undang yang berlaku dalam negara Republik Indonesia. Meskipun secara kuantitas
terdapat dominasi kelompok masyarakat atau etnis tertentu di Kota Medan, namun hal ini tidak menjadikan kota Medan didominasi oleh unsur budaya etnis
tersebut.
19
Masyarakat kota Medan yang jumlahnya mayoritas maupun masyarakat yang jumlah minoritas, pada dasarnya tetap mempertahankan tradisi
masing-masing etnis, seperti suku Melayu, etnis Batak Toba, Karo, Mandailing,
19
Pemerintah kota, lok.cit.
Universitas Sumatera Utara
Gayo, suku Aceh, etnis Cina maupun etnis jawa masih menjalankan budaya mereka.
Beragamnya etnis di Medan yang dilengkapi dengan unsur budaya masing-masnig menjadikan kota Madan sebagai pusat kebudayaan dari
masyarakat Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB III AKTIVITAS DAN ASPEK ETNIS CHINA DI MEDAN