METODE PENELITIAN KARANGKA TEORI

Buku ini menjelaskan daerah-daerah di Indonesia yang golongan etnis Cina sangat besar, salah satunya adalah kota Medan. masyarakat China adalah masyarakat pedagang sejak 1000 tahun yang lalu di Medan. Buku yang berjudul Elite Etnis China Di Indonesia Dan Masa Transisi Kerdekaan 1930-1950 karangan Twang Pech Yang, menjelaskan proses bisnis yang dijalankan oleh etnis China di Indonesia berjalan dengan mulus. Banyak orang-orang kaya di Indonesia adalah orang China yang aktivitasnya adalah sebagai pelaku bisnis di Indonesia. Salah satu daerah yang paling manarik untuk orang Cina dalam melakukan aktivitasnya adalah kota Medan. Di kota Medan sejak masa sebelum kemerdekaan sampai masa sekarang ini telah banyak orang China yang meraih sukses sebagai pebisnis. Hal ini tidak terhindar dari kebiasaan kelompok etnis tersebut yang dalam bidang perdagangan.

1.5 METODE PENELITIAN

Untuk menulis sejarah perjalanan masyakat etnis China di Medan, akan dikaji berdasarkan metode penelitian bidang sejarah, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan permasalahan, yaitu aktivitas etnis China dimasa yang lampau dengan langkah-langkah: 1. Penelitian kepustakaan Library research yaitu pengumpulan berbagai sumber tertulis seperti buku, majalah, surat kabar, notulen, buletin, dan hasil laporan penelitian. Universitas Sumatera Utara 2. Penelitian lapangan yaitu, malakukan wawancara kepada kelompok etnis China yang sudah lama tinggal di Medan, guna mendapat keterangan langsung dari pelaku. Kelompok ini banyak ditemui di Pusat Pasar dan juga daerah Kesawan. b. Kritik sumber, untuk memeriksa keabsahan data melalui: 1. Kritik ekstern, untuk memperoleh data yang otentik, dengan cara menyesuaikan dengan situasi Zaman. 2. Kritik intern, yang ditujukan untuk memperoleh dokumen yang kredibel dengan cara menganalisis sejumlah sumber tertulis. Menganalisis buku-buku, atau dokomen yang berhubungan dengan kelompok etnis China di Medan dengan metode membandingkan dengan sumber yang lainnya. c. Interpretasi untuk analisis dan panafsiran data dengan menggunakan metode komperatif perbandingan dengan penelitian sebelumnya. Metode ini akan dilakukan untuk memastikan hasil penelitian ini dengan cara menyeragamkan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya. d. Historiografi yaitu, menyusun fakta menjadi hasil penelitian yang bentuknya adalah karya tulis sejarah yang desikriptif analisis. Dari fakta fakta tentang kelompok etnis China di Medan yang sudah diuji dengan metode sejarah, akan ditulis berdasarkan kronologi waktu. Universitas Sumatera Utara

1.6 KARANGKA TEORI

Ciri-ciri pokok yang ditujukkan masyarakat etnis China di Indonesia adalah perdagangan. Adapun aktivitas lain yang mereka lakukan selain perdagangan adalah sebagai pelengkap. Etnis China adala kelompok masyarakat pendatang di Medan, yaitu masyarakat Cina yang datangnya ratusan tahun yang silam. Kelompok etnis ini mendahului beberapa etnis yang ada di Indonesia, sehingga masyarakat ini seringdianggap sebagai masyarakat menetap di Medan. 7 Sejak dibukanya perkebunan di Sumatera Timur, menimbulkan dorongan dar banyak orang untuk datang ke tempat ini mencari sumber kehidupan, yaitu masyarakat dari dalam negeri maupun masyarakat yang datang dari luar negeri, seperti China dan India. Pertama kali masyarakat pendatang tersebut bekerja sebagai buruh dalam perkebunan milik pengusaha Belanda dan Eropa lainnya. Beberapa masyarakat etnis China yang telah lama tinggal di Sumatera Timur akhirnya berhasil menjadi pedagang yang sukses setelah mendapat ijin dari pemerintah Belanda sebagai pedagang perantara. Diantaranya adalah Tjong A Fie, Tjong Jong Hian, Tan Tek Hong, Seng Hap. Kelompok ini melakukan usaha dengan pengusaha Belanda dan juga penjualan barang ke Singapura, China dan Penang. Para pengusaha China yang ada di Sumatera Timur juga diberi kesempatan sebagai pengusaha tunggal untuk kegiatan proses memasukkan barang dari luar negeri ke Sumatera Timur. Dalam hal ini pemerintah Belanda memberi bantuan 7 Usman Pelly, Etnis China Di Medan Dan Latar Belakangnya. Medan, Makalah Ilmiah. 2005, Hlm. 2 Universitas Sumatera Utara modal kepada mereka, dengan kesepakatan bahwa penjatahan beras dalam negeri berada di tangan Belanda. Kesempatan-kesempatan di atas menjadi factor pendorong terhadap perkembangan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat China yang ada di Sumatera Timur, kususnya Medan. latar belakang ini juga mengakibatkan terjadinya peralihan kepada sebagian besar masyarakat China dari buruh menjadi pedagang kecil dan menengah. Mereka menjadi pedagang terhadap barang-barang dan kebutuhan masyarakat. Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 mengakhiri sistem birokrasi yang dibentuk oleh Belanda di Indonesia. Babakan ini juga menimbulkan banyak perubahan terhadap sistem dan pola kehidupan masyarakat di Indonesia, salah satunya adalah kebebasan terhadap masyarakat dan bangsa Idonesia. Perubahan bukan saja hanya terjad kepada masyarakat Indonesia, tetapi kepada etnsi lain yang ada di Indonesia. Etnis China yang dulunya posisinya sebagai pedagang perantara, setelah merdeka posisis tersebu terhapus, sebab masyarakat memperoleh kesempatan yang besar sebagai pedagang perantara ataupun aktivitas lain yang dulunya hanya dilakukan oleh kelompok pengusaha dan Belanda di Indonesia. Etnis China di Medan juga mengalami perubahan akibat kemerdekaan. Dari pedagang perantara menjadi pedagang rumahan, sedangkan status mereka juga berubah menjadi warga masyarakat Indonesia. Pondasi perekonomian yang dibangun etnis China sejak dulu ternyata sangat kuat, terbukti setelah merdeka kesuksesan kelompok etnis China tetap sukses sebagai pedagang di Medan. Universitas Sumatera Utara Padangan umum menyatakan, bahwa yang memegang perekonomian di Medan adalah etnis China. Pola pandang masyarakat adalah pemilik toko, pemilik CV dan jenis usaha lainnya di Medan, sebagian besar dimiki oleh masyarakat etnis Cina di Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN