Ajaran Yang Membentuk Etnis China di Medan

BAB III AKTIVITAS DAN ASPEK ETNIS CHINA DI MEDAN

Etnis China adalah salah satu etnis pendatang di kota Medan yang asal kedatangannya adalah luar negeri, yaitu negeri China. Berbeda dari golongan etnis yang juga datangnnya dari luar negari, etnis China memberikan corak yang nyata dan jumlahnya hampir mengalahkan jumlah masyarakat yang datangnya dari propinsi atau kota dalam negeri. Dilihat dari perkembangan perekonomian masing-masing etnis, maka etnis China masih tergolong etnis yang berkembang di kota Medan. hal ini dipengaruhi oleh pandangan, konseb berfikir ataupun budaya yang mereka yakini. Walaupun sebagai etnis pendatang di Indonesia, tetapi masyarakat etnis China tetap mempertahankan budaya maupun unsur etnisitas yang lainnya.

3.1 Ajaran Yang Membentuk Etnis China di Medan

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa masyarakat etnis China adalah masyarakat yang sangat tekun dalam menjalankan tradisi dan kegiatan kebudayaan, salah satunya adalah agama, walaupun mereka berada di luar daerahnya. Apabila diperhatikan tentang ciri suku yang ada di Medan, maka ciri etnis yang paling mudah di tentukan adalah ciri dari masyakat etnis Cina. Mudahnya menentukan ciri tersebut dilatar belakangi dari masyarakat China sendiri yang tergolong susah menghilangkan identitasnya, unsur budaya dan ajaran leluhurnya. Setiap keturunan etnis China diharuskan mengikuti ajaran leluhurnya, walaupun kelompok keluarganya kaya, maupun miskin. Universitas Sumatera Utara Kehidupan dan kebudayaan masyrakat China di Medan dipengaruhi oleh sistem kepercayaan yang berasal dari agama Budha, Taoisme dan Konfusianisme. 9 Selain ajaran agama Budha, kelompok etnis China masih memberikan penghormatan kepada orang-orang suci dan dianggab sebagai Dewa atau Dewi, namun ajaran Konfusianisme adalah ajaran yang paling banyak dilakukan oleh kelompok etnis China. Masyarakat Tionghoa atau etnis China telah mengikuti ajaran ini lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Latar belakang inilah yang membuat ajaran ini sangat kental bagi kalangan masyarakat etnis China yang ada di negerinya ataupun yang berada di luar daerah. Ajaran Konfusianisme menjadi salah satu ajaran resmi dalam Negara, dan bahkan ajaran yang diwajibkan dipelajari oleh para pejabat Negara. Salah satu ajaran yang dicirikan oleh ajaran Konfusianisme adalah kebijakan dan humanisme yang sangat tinggi. Pola ajarannya merupakan cirikhas Tionghoa kelompok yang sudah merdeka. 10 Budhisme Apabila diperhitungkan dari sudut agama, maka masyarakat China yang ada di Medan adalah pengikut ajaran agama Budha. Walaupun agama Budha merupakan diwariskan oleh masyarakat India, tetapi jumlah masyarakat Medan yang menganut agama Budha lebih besar dari kelompok etnis China. Tema pokok yang diajarkan oleh ajaran Budha adalah bagaimana menghindari penderitaan umat manusia yang ada di dunia. Kelompok masyarakat 9 Zem Abdullah, Cina Dalam Potret Pembauran Di Indonesia. Jakarta: Putasi Insani. 2000.Hlm.19 10 Ibid Universitas Sumatera Utara Budha menilai, bahwa dunia penuh dengan penderitaan. Manusia yang lemah menjadi kelompok yang sering mendapat tekanan, sehingga tidak jarang masyarakat Budha menjauhkan diri dari kelemahan ekonomi dan juga posisi yang lainnya. Pengikut agama Budha menginginkan kehidupan yang lebih baik kepada hari yang akan datang. Manusia harus meninggalkan karma yang datang kepada manusia. Karma berharap digantikan dengan kebaikan. Untuk mendapatkan kebaikan, maka manusia harus melakukan kebaikan, supaya manusia tersebut juga akan mendapatkan kebaikan. Yang memegang karma itu sendiri adalah manusia, untuk itu sendiri masing-masing harus melepaskan kejahatan, agar manusia tidak dilanda karma atau bahaya itu sendiri. Manusia akan menerima kebaikan apabila manusia melakukan kebaikan. Kebaikan yang diterima manusia sendiri adalah kebaikan yang besar yang datangnya juga dari Yang Maha Besar. Pengikut agama Budha dilarang melakukan kekerasan kepada mahluk hidup, dan bahkan diwajibkan saling menolong antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Dengan menjalankan ajaran Budha tersebut, maka manusia akan berada dijalan yang bebas dari karma kejahatan. Sebagai etnis penganut Budha, masyarakat China telah membuktikan ajaran tersebut di Medan. sangat jarang terdengar, bahwa etnis China yang ada di Medan sangat jarang melakukan tindak kekerasan kepada sesama manusia yang ada di Medan. Etnis China terlihat memamfaatkan waktu untuk mencari nafkah, Universitas Sumatera Utara untuk kebutuhannya. Demikianlah ajaran agama Budha yang dijadikan sebagai ajaran yang paling besar di kalangan etnis China. Dua jenis aliran paling besar agama Budha yang dianut oleh masyarakat etnis China di Medan, yaitu aliran Budha yang lebih mengagungkan Dewi Kwam- Im dan aliran agama Budha yang lebih mengagungkan Dewa Su – Chi. Pengangungan terhadap Dewa dan Dewi tersebut didasarkan pada latar belakang sejarah, dimana kedua-duanya adalah Dewa dan Dewi yang menjelma menjadi manusia. Dewi Kwam – Im lahir di China, yang memberikan pertolongan kepada masyarakat China saat maraknya bencana yang melanda negeri China. Dewi tersebut hanya di agungkan oleh masyarakat China sendiri, sedangkan pengikut agama Budha yang lainnya tidak menjadikan Dewi Kwam – Im sebagai Dewi atau sebagai salah satu sumber ajaran. Berbeda dari Dewi Kwam – Im, Dewa Su – Chi adalah Dewa yang lahir di Taiwan. Dewa Su – Chi adalah seoramg yang kaya yang sempat bangkrut, tetapi karena diberkati Tuhan, maka kekayaannya kembali, sehingga kekayaan melimpah besar. Kekayaan tersebut semua dibagikan kepada masyarakat Taiwan, terlebih orang miskin. Perbuatan dari Dewa Su – Chi menjadi teladan yang baik menurut agama Budha, terlebih masyarakat China dan Taiwan. Dua aliran agama Budha tersebut, adalah aliran Budha yang banyak dianut oleh masyarakat etnis China di Medan. Universitas Sumatera Utara Taoisme Selain ajaran agama Budha, etnis juga banyak yang melaksanakan ajaran dari Lao Tse, yang disebut dengan Taoisme. Kelompok yang mengikuti ajaran ini adalah kelompok yang bekerja sebagai pegawai negara. Ajaran pokok yang dianjurkan oleh Taoisme mengarah kepada eksistensi manusia di dunia. Rumusan kehidupan sebagai intisari dari ajaran ini dilatarbelakangi pada peristiwa alam, jadi hukum yang dilaksanakan adalah hukum alam. Contoh-contoh ajaran dari Lao Tse seperti “manusia seharusnya memiliki sifat dasar air yaitu sifat selalu mencari tempat yang rendah dan sifat yang terlemah dari semua benda, tetapi benda yang dapat menembus benda yang sangat keras sekalipun. Sifat lemah dari air, yaitu dapat membersihkan segalama benda yang sangat kotor, dan disukai orang yang bersih” 11 Kelompok yang mengikuti ajaran ini adalah masyakat etnis China yang sifatnya bersahabat kepada semua orang. Masyarakat etnis China yang ada di Medan yang menjalankan ajaran ini adalah mereka keturunan China yang disebut dengan kelompok peranakan, kelompok etnis China yang sudah datang ke Medan jauh sebelum perkebunan dibuka di Sumatera Timur. Ajaran dari Taoisme banyak mempengaruhi orang China menjadi berpola pikir sederhana. Arah dari masyarakat yang menjalankan ajaran ini sama seperti yang diajarkan agama Budha. Latar belakang inilah yang menyebabkan banyak etnis China yang mengikuti ajaran Taoisme. Taoisme menjadi salah satu ciri dari masyarakat etnis China di Medan. 11 Hariyono, Kultur China: Pemahaman Menuju Asimilasi Kultur. Jakarta: Pustaka Harapan, 1993. Hlm 21 Universitas Sumatera Utara Konfusianisme Puncak ajaran yang diwariskan oleh Konfusianisme adalah ajaran moralitas yang tinggi kepada manusia. Ajaran ini bukanlah sebagai agama, tetapi adalah ajaran dari orang yang sangat bijaksana. Munculnya ajaran Konfusianisme telah berhasil mempengaruhi China dari masalah yang sedang menimpa negara tersebut dari kerusuhan sosial. Kelompok kaya atau kaum bangsawan saat itu saling merebut kekayaan dan kejayaan, kelompok wanita banyak yang menderita permerkosaan, banyak anak-anak yang menentang dan membangkang kepada orangtuanya, seorang ayah yang tidak mencerminkan laki laku seorang ayah, penguasa yang rakus akan segalanya dan gejolak-gejolak sosial lainnya. Gejolak-gejolak tersebut telah menimbulkan lahirnya ajaran dari seorang humanis besar, yaitu Konfusius. Ajaran yang dilahirkannya merupakan pelawanan terhadap masalah-masalah tersebut. 12 Akibat yang sangat besar dari gejolak tersebut adalah runtuhnya satu kekausaan atau satu dinasti yang waktunya tergolong cukup lama. Perbuatan- perbuatn yang tidak baik tersebut telah menimbulkan kehancuran negara China. Konfusianisme melakukan tindakan untuk menghilangkan kerusuhan sosial tersebut. Kelompok yang mengikuti ajaran dari Konfusianisme adalah mereka yang sangat tinggi nilai umanisnya. Sangat banyak kelompok yang tetap mempertahankan sesamanya, sehinga banyak masyarakat yang mengorbankan 12 Cheng Wang hey, Khong Hu Cu Dan Konfusianisme: Kehidupan Humanis Besar. Jakarta: Lucky Publishers, Hlm. Universitas Sumatera Utara jiwanya utuk tetap mendapat identitas sebagai pengikut ajaran yang humanistis, yaitu Konfusianisme. Jumlah masyarakat yang mengikuti ajaran ini semakin besar, sehingga secara perlahan-lahan sikap kesombongan dan saling menghancurkan sesame semakin terkikis, maka dengan jumlah yang lebih mayoritas,pengikut Konfusianisme mendeklarasikan tentang ajaran Konfusianisme bagi warga negara China, dengan konseb dasar: 1. Hubungan antara anak dan ayah 2. Hubungan antara kakak dan adik 3. Hubungan antara suami dan istri 4. Hubungan antara kelompok muda dengan yang tua 5. Hubungan antara penguasa dan rakyat Semua hubungan ini akan tetap menjadi unsur penyatu bagi masyarakat China, dimanapun mereka berada. Fungsi yang sangat besar yang diberikan oleh Konfusianisme menyebabkan ajaran tersebut sampai saat ini tetap dijadikan sebagai teladan kepada masyarakat China. Ajaran ini tetap di jalankan sampai saat ini, dan bahkan masyarakat etnis China yang ada di Medan masih menjadikan ajaran tersebut sebagai pedoman kehidupan keluarga. Tiga ajaran yang dijelaskan sebelumnya adalah sebagai pokok kebudayaan dan kepribadian masyarakat etnis China secara umum, sedangkan budaya-budaya yang lain, seperti konseb tentang Te, dan konseb tentang Wen adalah kepercayaan-kepercayaan atau budaya yang berlaku dalam kelompok sub etnis tertentu pada etnis China. Konseb tentanh Te, yang menenkankan ajarannya pada Universitas Sumatera Utara konseb pemerintahan dan konseb tentang Wen, adalah yang mendewakan seni, baik seni musik, seni lukis dan keindahan lainnya pengikutnya di Medan hanya sedikit saja. 13

3.2 Sejarah Kedatanga Etnis China Ke Medan