Sejarah Kedatanga Etnis China Ke Medan

konseb pemerintahan dan konseb tentang Wen, adalah yang mendewakan seni, baik seni musik, seni lukis dan keindahan lainnya pengikutnya di Medan hanya sedikit saja. 13

3.2 Sejarah Kedatanga Etnis China Ke Medan

Kedatangan etnis China di Medan dapat digolongkan sebagai proses migrasi. Penggolongan ini didasarkan pada keadaan terakhir dari kelompok etnis China yang akhirnya menetap dan menjadi warga negara Indonesia. Sesudah sampai di Indonesia, kelompok atnis China bekerja, dan selanjutnya menjadi warga negara Indonesia. Migrasi kelompok etnis China ke Indonesia, khususnya Medan, dapat digolongkan menjadi 3 tahapan. Gelombang kedatangan etnis China tersebut didorong oleh latar belakang tertentu, yang datang dari negara China sendiri dan dorongan dari dalam negeri. Kedatangan gelombang pertama terjadi sebelum datangnya Belanda ke Indonesia. Tujuan gelombang pertama adalah sebagai kelompok pedagang, tetapi karena beberapa factor, kelompok tersebut akhirnya tinggal dan menetap di Indonesia. Kelompok pertama ini dikatakan sebagai kelompok etnis China peranakan, dimana budaya asli etnis China mulai berkurang dan mereka lebih banyak mengikuti budaya lokal. 14 13 Richard, Kekristenan Dan Kesukubangsaan, SEjarah Perjumpaan Methodis Dengan Orang China Dan Orang Batak Di Indonesia 1905-1995. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1996. Hlm 16 14 Ibid. Hlm 26 Universitas Sumatera Utara Gelombang kedua terjadi karena faktor dari dalam Nusantara sendiri, yaitu setelah masa eksploitasi Belanda terhadap sistem perekonomian di Indonesia. Perdagangan yang di buka oleh Belanda, khususnya kongsi dagang Vereenigde Oostindishche Compaknie VOC. Aktivitas VOC pada dasarnya berpusat di pulau Jawa, sehingga kelompok migran China pada masa itu berpusat di pulau Jawa. Kelompok etnis China pada masa VOC, berpusat di pulau Jawa, sedangkan kota lainnya belum didatangi oleh masyarakat etnis China. Jumlah masyarakat China di pulau Jawa telah mencapai 150.000 orang, yang semuanya menjadi warga Indonesia 15 . Gelombang kedua ini masih digolongkan sebagai etnis China peranakan Aktivitas yang dilakukan etnis Chinan pada masa gelombang kedua adalah sebagai pedagang perantara, antara kaum pribumi sebagai produsen, kepada distributor peratama, yaitu China dan seterusnya akan diserahkan kepada distributor kedua, yaitu VOC. Posisi etnis China sebagai pedagang perantara, menjadikan masyarakat tersebut lebih mempunyai peluang menuju keberhasilan, apabila dibandingkan dengan etnis-etnis lainnya. Masyarakat etnis China digolongkan kedalam golongan masyarakat Asia. Dua golongan lainnya adalah masyarakat Pribumi yaitu masyarakat Indonesia asli dan golongan masyarakat Eropa. Gelombang kedatangan kedua masyarakat etnis China berakhir pada saat semakin besarnya sistem perkebunan di Sumatera Timur. Pengusaha perkebunan 15 Ibid. Hlm 25 Universitas Sumatera Utara yang datang dari negara-negara Eropa semakin memperbesar usahanya di Indonesia dalam pembukaan perkebunan. Akibat yang muncul dari masa pembukaan perkebunan kepada aktivitas etnis China, yaitu sebagai pedagang perantara adalah hilangnya sistem pedagang perantara, maka aktivitas baru yang dilakukan etnis China tersebut adalah sebagai petani. Pengusaha perkebunan mengusahai langsung perkebunan mereka tanpa melibatkan kelompok etnis China sebagai pedagang perantara, namun perkebunan juga mengakibatkan munculnya periode ketiga kedatangan masyakat etnis China ke Medan. Sistem perkebunan yang dibuka oleh pengusaha Belanda membuuhkan tenaga kerja yang jumlahnya sangat besar. Besarnya jumlah tenaga kerja yang diterima dalam pembukaan perkebunan mengharuskan pengusaha harus menerima sumber tenaga kerja yang jumlahnya. Sumber yang sangat tepat untuk hal ini adalah tenaga kerja dari China, suku Jawa dan etnis India. 16 Etnis Jawa dan India pada dasarnya adalah etnis yang posisinya sudah berada di dalam negeri, sedangkan etnis China adalah etnis yang didatangkan langsung dari negeri China. Masyarakat yang akan diberangkatkan ke Medan adalah kelompok keluarga dan kelompok muda yang kondisinya adalah siap kerja di perkebunan. Kelompok kerja yang diberangkat dikumpulkan oleh seorang yang telah melakukan kontrak dengan pengusaha perkebunan sebelumnya di Medan, dan 16 Pelzer, Toean Kebun Dan Petani: Politik Kolonial Dan Perjuangan Agraria. Jakarta: Sinar Harapan. Hlm 73-76 Universitas Sumatera Utara selanjutnya bertugas sebagai kepala rombongan. Kepala rombongan disebut dengan Tandel. Setelah melakukan kerja sama, maka Tandel diberangkatkan ke China untuk melakukan pncarian tenaga kerja tersebut. Sebagai Tandel pertama yang berangkat ke China adalah Tjong A Fie. 17 Tjong A Fie behasil membawa sekelompok masyarakat yang siap dikerjakan di perusahaan, yang masa itu masih dikuasai oleh perusahaan- perusahaan swasta Belanda. Tjong A Fie mempunyai tanggungjawap penuh kepada kelompok masyarakat China tersebut selama masa kontrak di perkebunan milik Belanda. Kehidupan di perkebunan akan mengawali aktivitas masyarakat etnis China pada gelombang ketiga sekaligus sebagai akhir migrasi masyarakat etnis China ke Indonesia.

3.3 Aktivitas Etnis China Sebelum Tahun 1950