Abdominal
15
. Martine Van Bastelaere; Georges Rolly; Nik Mohamad Abdullah, menggunakan fentanyl patch 75
μgjam dibandingkan dengan plasebo sebagai analgesia paska bedah pada pembedahan tulang
16
. Kombinasi fentanyl patch dan placebo patch dengan ketorolak intramuscular telah dilakukan oleh Douglas J
Reinhart, Michael E Goldgerg, Jonathan V Roth, dkk, dengan dosis tergantung pada berat badan dan kebutuhan penggunaan ketorolak. Kemudian dilakukan
penilaian nyeri menggunakan visual analogue score VAS mendapatkan hasil bahwa kombinasi keduanya lebih baik dari ketorolak sendiri atau pun fentanyl
patch sendiri
17
. Kombinasi obat AINS jenis yang lain, deksketoprofen, dengan fentanyl patch pada pasien operasi ginekologi yang dilakukan pembiusan spinal.
Didapatkan bahwa nyeri paska bedah yang dinilai dengan VAS pada saat diam dan bergerak terjadi perbaikan nilai VAS
18
. Berdasarkan alasan tersebut diatas, fentanyl patch diharapkan mampu
mencegah sensitisasi sentral dan ketorolak hidroklorida akan mencegah sensitisasi perifer serta meredam respon inflamasi yang terjadi pasca trauma
jaringan akibat pembedahan. Dengan pemilihan dosis fentanyl patch 12,5 μgjam
dan 25 μgjam diharapkan akan meminimalkan efek samping yang timbul. Oleh
karena itu kombinasi kedua obat ini diharapkan memberi efektifitas yang tinggi pada pengelolaan nyeri paska bedah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan efektifitas ketorolak 30 mg dan fentanyl patch
12,5 µgjam dibandingkan ketorolak 30 mg dan fentanyl patch 25 µgjam, serta ketorolak 30 mg dan placebo patch sebagai penatalaksanaan nyeri setelah
pembedahan laparotomi.
Universitas Sumatera Utara
1.3 HIPOTESA
Ada perbedaan efektifitas ketorolak 30 mg dan fentanyl patch 12,5 µgjam dibandingkan dengan ketorolak 30 dan fentanyl patch 25 µgjam serta ketorolak
30 mg dan placebo patch sebagai penatalaksanaan nyeri setelah pembedahan laparotomi.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1.4.1 Tujuan Umum
Mendapatkan alternatif obat yang efektif untuk penatalaksanaan nyeri paska pembedahan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui keefektifan ketorolak dalam mengatasi nyeri setelah
pembedahan laparotomi. 2.
Untuk mengetahui keefektifan ketorolak ditambah fentanyl patch
dalam mengatasi nyeri setelah pembedahan laparotomi. 3.
Untuk mengetahui efek samping ketorolak dalam mengatasi nyeri
setelah pembedahan laparotomi. 4.
Untuk mengetahui efek samping fentanyl patch dalam mengatasi nyeri
setelah pembedahan laparotomi.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui efek fentanyl patch
sebagai obat yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan nyeri setelah pembedahan.
2. Mendapatkan kombinasi yang paling baik antara obat opioid dengan
NSAID sebagai tata laksana nyeri setelah pembedahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 FISIOLOGI NYERI
Defenisi nyeri menurut International Association for the Study of Pain IASP sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan yang jelas, cenderung rusak, atau sesuatu yang tergambarkan seperti yang dialami. Defenisi di atas
menjelaskan adanya hubungan pengaruh obyektif aspek fisiologi dari nyeri dan subyektif aspek komponen emosi dan kejiwaan. Pengaruh subyektif erat
kaitannya dengan pendidikan, budaya, makna situasi dan aktifitas kognitif, sehingga nyeri merupakan hasil belajar serta pengalaman sejak dimulainya
kehidupan. Individualisme rasa nyeri ini sulit dinilai secara obyektif, walaupun dokter telah melakukan observasi atau menggunakan alat monitor. Baku emas
untuk mengetahui seseorang berada dalam kondisi nyeri ataupun tidak adalah dengan menanyakannya langsung
19,20,21,26
. Berdasarkan asalnya nyeri dibagi dua, yaitu nyeri somatik dan nyeri
viseral. Nyeri somatik yang berasal dari kulit disebut nyeri superfisial, sedangkan nyeri yang berasal dari otot rangka, tulang, sendi atau jaringan ikat disebut nyeri
dalam. Nyeri superfisial cirinya tajam, lokasinya jelas, dan cepat hilang bila stimulasi dihentikan. Sedangkan nyeri dalam cirinya terasa tumpul, sulit dilokasi,
dan cenderung menyebar ke sekitarnya. Nyeri visera bisa juga disebabkan oleh penarikan yang kuat dari organ-organ dalam abdomen, demikian juga karena
spasme atau kontraksi yang kuat dari organ visera yang menimbulkan nyeri terutama bila disertai dengan aliran darah yang tidak adekuat
20,21
.
Universitas Sumatera Utara