Persiapan Pasien dan Obat Pelaksanaan Penelitian

3.6 CARA KERJA

3.6.1 Persiapan Pasien dan Obat

a. Setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. b. Sampel dibagi secara acak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok A yang mendapat ketorolak 30 mg + fentanyl patch 12,5 µgjam, kelompok B mendapat ketorolak 30 mg + fentanyl patch 25 µgjam da kelompok C mendapatkan ketorolak 30 mg + plasebo patch. Lalu dilakukan randomisasi tersamar ganda oleh relawan yang sudah dilatih. c. Randomisasi dilakukan dengan cara blok, terdiri dari 6 subjek 6 blok dengan jumlah kemungkinan kombinasi sekuens sebanyak 20 terlampir. Kemudian dijatuhkan pena di atas angka random. Angka yang ditunjuk oleh pena tadi merupakan nomor awal untuk menentukan sekuens yang sesuai. Kemudian pilihlah 10 angka dengan digit 2 ke bawah dari angka pertama tadi sampai diperoleh jumlah sekuens yang sesuai dengan besarnya sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara berurutan sesuai dengan nomer amplop. d. Obat disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi peneliti dan pasien tidak mengetahui. Setelah melakukan randomisasi dan menyiapkan obat, relawan tersebut memberikan ke peneliti di dalam amplop putih.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

1. Obat disiapkan oleh relawan terlatih, dimana: Kelompok A : diberikan ketorolak 30 mg + fentanyl patch 12,5 µgjam Kelompok B : diberikan ketorolak 30 mg + fentanyl patch 25 µgjam Universitas Sumatera Utara Kelompok C : diberikan ketorolak 30 mg + plasebo patch 2. Cara pemakaian fentanyl patch: buka bungkus obat kemudian kupas plastik pelapisnya, kemudian tempelkan ke daerah bahu kanan atau kiri, dipastikan tidak ada rambut di daerah tersebut, kemudian tekan telapak tangan selama 30 detik. Kemudian cuci tangan sampai bersih. 3. Sebelum pasien memasuki kamar bedah, kepada pasien dilakukan pemasangan infus RL dengan abocath no. 18 G, threeway, dan infuse set makro. Kemudian dilakukan penggantian cairan puasa dengan hitungan 4 cc jam untuk 10 kg pertama, 2 ccjam untuk 10 kg kedua, 1 ccjam untuk 10 kg ketiga, disesuaikan dengan lamanya pasien tersebut dipuasakan. 4. Dipersiapkan mesin anestesi, lampu, meja operasi, alat-alat dan obat- obatan untuk tindakan anestesi umum 5. Kemudian pasien dibawa masuk ke kamar bedah, kemudian dilakukan pemasangan alat monitor. Lalu dilakukan pengukuran tekanan darah, laju nadi, laju nafas, saturasi oksigen dan temperatur tubuh. 6. Pasien menjalani operasi dengan anestesi umum dengan rumatan N2O + O2+ titrasi gas inhalasi yang sudah standar dilakukan di RS Haji Adam Malik. 7. Setelah operasi berakhir pasien diobservasi di ruang pulih sampai sadar penuh. Derajat kesadaran pasien dinilai dengan Aldrette Scoring modifikasi. Safety Criteria Pernafasan Membutuhkan bantuan ventilasi 1 Laju nafas 20 atau 10 kali menit 2 Normal laju nafas 12-15 kalimenit. Perfusi Sianosis Universitas Sumatera Utara 1 Pucat dengan tangan dingin 2 Hangat dan merah Kekuatan otot Tidak bisa mengangkat kepala atau ekstremitas dengan perintah 1 Bisa menggerakkan ekstremitas tetapi tidak bisa mengangkat kepala 2 Bisa mengangkat kepala selama 5 detik Sirkulasi Tekanan darah meningkat atau menurun 50 dari tekanan darah pre operasi atau nadi 150 atau 45 1 Tekanan darah meningkat atau menurun 20 dari tekanan darah pre operasi 2 Tekanan darah dan nadi stabil tidak ada perubahan selama 45 menit Sedasi Tidak ada respon sewaktu bahu digoyang 1 Bangun bila dirangsang 2 Sadar penuh Temperatur Temperatur aksila 35 ⁰C 1 Temperatur aksila 35-36 ⁰C 2 Temperatur aksila 36 ⁰C Nilai normal AS ≥ 10- 12 a. Dilakukan pencatatan VAS, waktu, dan tanda vital jam ke 8, 12, 16, 24, 36, 40, 48 jam setelah pembedahan. b. Di ruang rawatan, semua pasien menerima obat analgesik ketorolak 30 mg setiap 8 jam terhitung sejak pemberian ketorolak yang pertama. c. Pasien mendapatkan tambahan analgetik bila VAS 4 analgetik yang diberikan fentanyl 0,5 – 1 mgkgiv. Universitas Sumatera Utara d. Kedua hasil VAS pre dan post op dibandingkan secara statistik. Universitas Sumatera Utara

3.7 KERANGKA KERJA

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Parasetamol 1 gr/6 jam Intravena dan Ketorolak 30 mg/6 jam Intravena Untuk Penanganan Nyeri Paska Pembedahan Seksio Sesaria Dengan Anestesi Regional Blok Subaraknoid

1 60 119

Perbandingan Efektivitas Kombinasi Fentanyl Patch 12,5 µg/jam dan 25 µg/jam dengan Ketorolak 30 mg Intravena pada Pascabedah Ortopedi Ekstremitas Bawah | Rini | Jurnal Anestesi Perioperatif 823 3040 1 PB

0 0 8

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 22

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 4

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 14

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

1 1 27

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 6

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 13

Perbandingan Efektivitas antara Gabapentin 600 mg dan Gabapentin 900 mg Kombinasi dengan Ketorolak 30 mg 8 Jam sebagai Analgesia Pascabedah pada Total Abdominal Histerektomi dengan Anestesi Umum | Camary | Jurnal Anestesi Perioperatif 898 3274 1 PB

0 0 7

Efek Ketorolak 30 Mg Intravena Sebagai Preemptive Analgesia Pada Operasi

0 0 51