2.8 MEKANISME KERJA OBAT ANALGETIK
Obat analgesia dibagi dalam 2 golongan utama, yaitu yang bekerja di perifer dan yang bekerja di sentral. Golongan obat AINS bekerja di perifer
dengan cara menghambat pelepasan mediator sehingga aktifitas enzim siklooksigenase terhambat dan sintesa prostaglandin tidak terjadi. Pada golongan
analgetik opioid bekerja di sentral dengan cara menempati reseptor di kornu dorsalis medula spinalis sehingga terjadi penghambatan pelepasan transmiter dan
perangsangan ke saraf spinal tidak terjadi. Dari beberapa mekanisme kerja opioid maka dapat diketahui bahwa opioid bekerja dengan mengaktifkan reseptor opioid
di midbrain dan mengaktifkan sistem descending, bekerja pada reseptor opioid di transmisi second-order untuk menghambat sinyal nyeri dari sistem ascending,
mengaktifkan reseptor opioid terminal sentral serat C di medulla spinalis untuk menghambat keluarnya neurotransmiter nyeri, mengaktifkan reseptor nyeri di
perifer untuk menginhibisi aktivasi dari nosiseptor yang juga menghambat sel yang menghasilkan efek inflamasi
1
.
2.9 FARMAKOLOGI OBAT AINS
Obat analgesik antipiretik serta AINS merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walapun
demikian obat-obat ini ternyata memiliki persamaan dalam efek terapi dan efek samping.
Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberi penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek
samping. Ternyata sebagian besar efeknya berdasarkan pada penghambatan biosintesis prostaglandin PG
14,35
.
2.10 PERANAN PROSTAGLANDIN
Di antara mediator-mediator reaksi lokal ini ditemukan prostaglandin.
Semuanya diawali dengan degradasi fosfolipid membran sel menjadi asam arakhidonat, yang diperantarai oleh ensim fosfolipase A
2
. Tahap pertama ini dihambat oleh kortikosteroid
27
.
Universitas Sumatera Utara
Sejak terbentuk asam arakhidonat terjadi dua jalur proses metabolisme : 1.
Cara metabolisme melalui siklooksigenase yang berakhir dengan pembentukan prostaglandin, zat ini kemudian dilepaskan dan menimbulkan
gangguan dan berperan dalam proses inflamasi: edema, menimbulkan rasa nyeri lokal, kemerahan eritema lokal. Selain itu meningkatkan kepekaan
ujung-ujung saraf terhadap rangsang nyeri nosiseptif
27
. 2.
Cara metabolisme melalui lipo-oksigenase yang berakhir dengan terbentuknya leukotrien. Leukotrien meningkatkan daya kemotaktik
polinuklear dan menghasilkan radikal bebas dengan akibat terjadinya lesi
27
.
2.11 ENZIM