bebas yang dihasilkan dalam metabolisme tubuh normal tidak sampai mempengaruhi abnormalitas morfologi sperma. Karena abnormalitas morfologi
sperma tidak saja disebabkan oleh radikal bebas yang banyak, tetapi juga disebabkan oleh kurangnya kandungan hormon Follicle Stimulating Hormone
FSH dan Luteinizing Hormone LH di dalam testis. Yavetz et al., 2001 menyatakan bahwa, serum gonadotropins yakni FSH and LH berkorelasi nyata
dengan laju morfologi normal sperma. Morfologi normal sperma paling rendah didapatkan pada kelompok yang
mendapat vitamin E selama 35 hari, berbeda nyata dengan kelompok kontrol, kelompok yang hanya mendapat latihan fisik maksimal, dan kelompok yang
mendapat vitamin E mulai hari ke-21-35 dan berbeda tidak nyata dengan kelompok yang mendapat latihan fisik maksimal tambah air. Hal ini kemungkinan
karena radikal bebas dari latihan fisik maksimal lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan vitamin E sebagai antioksidan. Radikal bebas atau stres
oksidatif yang ditimbulkannya meningkatkan kerusakan morfologi sperma mencit. Seperti yang dijelaskan oleh Pasqualotto et al., 2000 bahwa, morfologi,
konsentrasi, dan motilitas sperma secara signifikan berkurang akibat pengaruh stres oksidatif atau ROS Reactive Oxygen Species.
4.2.3. Motilitas Sperma
Berdasarkan Gambar 8 di atas, diperlihatkan bahwa motilitas sperma tersebut dibagi menjadi 4 bagian motilitas A, B, C, dan D yang berdasarkan pada
motilitas atau pergerakan dari sperma yang diamati dalam 100 sperma. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
motilitas sperma dikatakan normal jika motilitas dengan kategori A ≥25 atau
kategori A+B50 Hayati et al., 2005. Maka berdasarkan kriteria tersebut, kelompok perlakuan yang normal adalah kelompok kontrol yakni 51. Hal ini
karena radikal bebas tidak bertambah banyak karena tidak dilakukan latihan fisik maksimal. Kurangnya pengaruh negatif dari dalam dan luar tubuh mencit,
menyebabkan terciptanya kondisi optimal bagi tubuh, sehingga di satu sisi spermatogenesis, spermiogenesis dan transformasi mitokondria ke leher sperma
tidak terganggu. Kondisi mitokondria yang optimum juga menciptakan sperma dengan kondisi gerak yang baik, sehingga membantu sperma melakukan gerakan
yang lurus dan agresif Ruiz-Pesini et al., 1998 Motilitas sperma yang rendah didapatkan pada kelompok yang mendapatkan
vitamin E selama 35 hari dimana motilitas A+B hanya 21,90. Ini menunjukkan bahwa, latihan fisik menyebabkan timbulnya radikal bebas terutama di bagian
testis sehingga berpengaruh negatif terhadap spermiogenesis proses perubahan spermatid menjadi sperma atau pematangan fungsi sperma terutama pada proses
tranformasi mitokondria ke leher sperma atau pada mitokondria yang telah terbentuk di sperma. Meskipun pada kelompok ini latihan fisik disertai asupan
vitamin E, kemungkinan pengaruhnya tidak sekuat efek negatif yang ditimbulkan oleh radikal bebas hasil latihan fisik maksimal. Sehingga pemberian vitamin E
sepertinya tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan motilitas sperma mencit. Chen et al., 2005 mengatakan bahwa vitamin E telah diperlihatkan dapat
menekan peroksidasi lipid di mitokondria dan mikrosomal testis serta
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki efek merusak dari stres oksidatif pada fungsi testis yang dimediasi oleh latihan fisik intensif.
4.2.4. Kadar MDA Testis