memperbaiki efek merusak dari stres oksidatif pada fungsi testis yang dimediasi oleh latihan fisik intensif.
4.2.4. Kadar MDA Testis
Kadar MDA testis tertinggi dijumpai pada kelompok yang mendapat latihan fisik maksimal, berbeda nyata dengan kelompok kontrol dan kelompok yang
mendapat vitamin E mulai hari ke-21-35 dan berbeda tidak nyata dengan kelompok yang mendapat latihan fisik maksimal tambah air dan kelompok yang
mendapat vitamin E selama 35 hari. Dalam hal ini terjadi peningkatan radikal bebas sebagai akibat dari peningkatan metabolisme dalam tubuh selama
melakukan latihan fisik maksimal. Peningkatan radikal bebas atau stres oksidatif menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid yang ditandai dengan meningkatnya
kadar MDA dalam testis mencit. Hal ini sesuai dengan pendapat Manna et al 2003 yang melaporkan bahwa tingginya kadar MDA bersamaan dengan
menurunnya antioksidan enzimatik yaitu glutathione GSH, superoxide dismutase SOD, catalase, glutathion-s-transferase GST dan peroxidase pada
testis tikus yang direnangkan dengan intensitas tinggi dan durasi lama. Kemudian Mishra et al, 2005 yang melakukan penelitian pada tikus yang diberi beban
aktivitas fisik berlebih yaitu berenang sampai hampir tenggelam, menemukan tingginya produksi radikal bebas Thiobarbituric Acid Reactive Substances
TBARS pada jaringan testis 235,27 nmolmg jaringan, dibandingkan tanpa perlakuan 196,79 nmolmg jaringan.
Universitas Sumatera Utara
Kadar MDA terendah dijumpai pada kelompok dengan latihan fisik maksimal yang mendapat vitamin E mulai hari ke-21 – 35 yang berbeda nyata dengan
keempat kelompok lainnya. Sesuai dengan kerangka konsep penelitian ini bahwa radikal bebas yang terbentuk selama latihan fisik maksimal menimbulkan stres
oksidatif yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid membran sel yang dapat ditandai dengan peningkatan kadar MDA dalam testis. Dengan pemberian vitamin
E terlihat adanya penurunan kadar MDA testis pada kelompok ini. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin E dapat menekan aktivitas radikal bebas yang
dihasilkan oleh latihan fisik maksimal. Verma et al., 2001 mendapatkan pemberian vitamin E 2 mghari per oral selama 45 hari mampu menurunkan kadar
MDA testis mencit yang dipaparkan aflatoksin 25 ghari per oral selama 45 hari serta meningkatkan aktivitas enzim superoxide dismutase, glutathione peroxidase,
dan catalase. Yang et al. 2006 juga mendapati efek proteksi testis tikus dengan menurunnya kadar MDA testis setelah pemberian vitamin E akibat stres oksidatif
yang diinduksi oleh cadmium. Kemudian Mishra dan Acharya 2004 mendapati penurunan signifikan dari kadar MDA testis mencit yang mendapat vitamin E
100mgkg BB setelah dipaparkan plumbum asetat selama 30 hari diikuti dengan peningkatan jumlah sperma dan penurunan persentase sperma yang abnormal.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1 Pemberian vitamin E berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan jumlah
sperma mencit jantan dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. 2 Pemberian vitamin E dapat meningkatkan morfologi sperma mencit jantan
dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. 3 Pemberian vitamin E berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan motilitas
sperma mencit jantan dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal.
4 Pemberian vitamin E dapat menurunkan kadar MDA testis mencit jantan
dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal 5.2. Saran
5.2.1 Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan waktu yang lebih lama atau dosis vitamin E yang lebih tinggi atau pemberian vitamin E
dapat digabung dengan antioksidan lainnya seperti vitamin C atau ekstrak tanaman lainnya yang telah diketahui mengandung senyawa yang bersifat
antioksidan 5.2.2 Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengukur kadar atau aktivitas
enzim antioksidan seperti superoxide dismutase atau glutathion peroxidase sebagai penanda stres oksidatif
49
Universitas Sumatera Utara