34
II. B. 4. Faktor Resiko Penyebab Bunuh Diri
a. Sejarah Keluarga
Jika ada anggota keluarga yang melakukan bunuh diri, ada peningkatan resiko pada orang lain dalam keluarga. Orang yang membunuh dirinya sendiri
merasa depresi dan depresi mengalir dalam keluarga. Pertanyaannya, apakah orang tersebut mengadopsi solusi dengan cara yang familiar baginya atau hal
tersebut merupakan trait yang diwariskan. Ada kontribusi, walaupun relatif kecil, faktor biologi terhadap bunuh diri. Barlow Duran, 2005
b. Neurobiologi
Ada bukti bahwa level serotonin yang rendah dapat diasosiasikan dengan suicide dan suicide attempts yang kasar Barlow Duran, 2005
c. Gangguan Psikologi
Beberapa gangguan psikologis tertentu sering berimplikasi dalam bunuh diri. Gangguan mood, gangguan penyalahgunaan substans, dan gangguan
kepribadian tertentu merupakan gangguan yang paling sering memicu tindakan bunuh diri. Kombinasi gangguan yang paling berbahaya adalah depresi dan
ketergantungan alkohol Cornelius dalam Gardner, 2002. 1
Mood Disorder Depresi dan suicide, walaupun dapat berdiri sendiri, namun tetap memiliki
hubungan yang kuat. Komponen hopelessness pada depresi dapat menyebabkan bunuh diri.
Universitas Sumatera Utara
35 2
Substance Abuse Hampir setengah dari pelaku percobaan bunuh diri melakukannya
dibawah pengaruh alkohol dan hampir seperempatnya dinyatakan mabuk. Penggunaan obat-obatan sering berperan dalan percobaan bunuh diri pada remaja
dan dewasa muda. 3
Borderline Personality Disorder Individu dengan gangguan kepribadian ini sering melakukan suicidal
gesture yang manipulatif dan impulsif tanpa bermaksud menghancurkan dirinya sendiri namun tanpa sengaja membunuh dirinya sendiri.
4 Histrionic personality disorder
Kebutuhan orang Histrionik akan perhatian begitu besar sehingga ia berusaha menarik perhatian dengan cara ekstrem yaitu mengancam bunuh diri.
d. Stressful Life Events
Mengalami peristiwa yang membuat stress dan menderita seperti :memalukan atau dipermalukan, kegagalan nyata maupun imajinatif dalam
sekolah ataupun kerja, penahanan yang tak disangka, penolakan dari orang yang dicintai, dan stress karena penghancuran pada bencana alam dapat memicu bunuh
diri Conwell et al.,2002. Selain itu kehilangan orang yang dicintai melalui kematian atau perceraian, penyakit serius, atau masalah pekerjaan juga sering
menjadi penyebab bunuh diri. Comer dalam Gardner, 2002 e.
Perubahan mood dan pemikiran Perubahan yang signifikan pada mood atau cara berpikir sering menjadi
penyebab bunuh diri. Peningkatan dalam berbagai perasaan seperti kesedihan,
Universitas Sumatera Utara
36 kemarahan, frustasi, kecemasan, ketegangan atau rasa malu dapat menjadi
pencetusnya. Individu yang sedang berada dalam kondisi ketidaknyamanan psikologis dari perasaan tersebut biasanya mencari kelegaan melalui bunuh diri.
Individu yang bunuh diri biasanya mengembangkan pola pemikiran hopelessness ataupun pemikiran dikotomis. Hopelessness merupakan kepercayaan yang
bertahan bahwa apapun yang individu lakukan atau bagaimanapun keadaan berubah, keadaan tidak akan bertambah baik. Perasaan hopelessness yang tiba-
tiba dan berlangsung dalam waktu lama merupakan indikator terbaik untuk memprediksi kemungkinan bunuh diri individu. Sedangkan pemikiran dikotomis
merupakan keadaan dimana individu melihat masalahnya dalam istilah yang sangat sempit dengan solusi yang terbatas. Mereka kehilangan perspektif dan
melihat solusi dari masalah mereka dalam suatu dikotomi. Dalam kondisi ini, bunuh diri menjadi satu dari alternatif terbatas yang mereka lihat tersedia sebagai
suatu solusi Comer dalam Gardner, 2002. f.
Modeling Salah satu fakta tentang bunuh diri adalah kecendrungan individu untuk
meniru perilaku setelah mengobservasi atau membaca tentang orang lain yang melakukan bunuh diri. Yang cukup kuat mempengaruhi antara lain: bunuh diri
yang dilakukan oleh selebritis, bunuh diri yang dipublikasi besar-besaran, dan bunuh diri yang dilakukan oleh teman dekat Comer dalam Gardner, 2002.
Sebagai contoh, adalah peningkatan angka bunuh diri yang mengikuti pemberitaan kematian akibat bunuh diri yang dilakukan Marilyn Monroe dan Kurt
Cobain.
Universitas Sumatera Utara
37 g.
Adanya Suicidal Ideation dan Past Suicide Attempts Suicidal ideation merupakan prediktor yang cukup ampuh dalam melihat
besarnya kemungkinan individu melakukan tindakan bunuh diri. Individu yang pernah mencoba bunuh diri di masa lalunya lebih mungkin dari individu lain
untuk melakukan bunuh diri. Percobaan bunuh diri yang pernah dilakukan di masa lampau merupakan salah satu faktor resiko yang harus diperhatikan secara serius
Barlow Durand, 2005.
II. C. Kaitan antara makna hidup dan bunuh diri