BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Deskripsi Daerah Penelitian Daerah penelitian yaitu Kabupaten Tapanuli Utara yang beribukota di Tarutung.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang secara geografis terletak diantara 1 20’-2 41 LU dan 98 05- 99 15’ BT. Wilayahnya
berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan di sebelah Selatan. Untuk lebih lengkapnya berikut profil daerah Kabupaten Tapanuli Utara :
Kabupaten : Tapanuli Utara
Ibukota : Tarutung
Luas Kabupaten : 10.605 km
² Kepadatan
: 71 jiwa km ²
Pembagian Administratif Kecamatan
:16 kecamatan Adian Koting, Garoga, Muara, Pagaran, Pahae Jae, Pahae Jalu, Pangaribuan,
Parmonangan, Purba Tua, Siatas Barita, Siborong- borong, Simangumban, Sipahutar, Sipoholon,
Tarutung . Desa Kelurahan
: 213 Desa dan 11 Kelurahan Tanggal hari jadi
: 5 Oktober 1945 Bupati
: Torang Lumbantobing 2004-2009 dan 2009 – sekarang
Universitas Sumatera Utara
Sejarah terbentuknya kabupaten Tapanuli Utara ini ditandai dengan masa penjajahan Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten
Tapanuli Utara termasuk dalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin oleh seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Saat itu Keresidenan Tapanuli
dibagi menjadi 4 Afdeiling Kabupaten, salah satu diantaranya adalah Afdeiling Batak Landen dengan ibukotanya Tarutung, dan 5 Onder Afdeiling wilayah yang meliputi :
Onder Afdeiling Silindung, Toba, Samosir, Dairi, dan Barus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, sejarah perkembangan pemerintahan RI di
Kabupaten Tapanuli Utara diawali dengan terbitnya Besluit No. 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumbantobing pada tanggal 5 Oktober 1945 yang memuat pembentukan
daerah Tapanuli dengan pengangkatan staf pemerintahannya, juga pengangkatan kepala- kepala Luhak dalam daerah Tapanuli. Afdeiling Tanah Batak dirubah menjadi LUHAK
TANAH BATAK, dan sebagai kepala Luhak diangkat Bapak Cornelius Sihombing, beliau dianggap sebagai Bupati pertama Tapanuli Utara.
Sesuai dengan UU Drt. No. 7 Thn 1956, di daerah Propinsi dibentuk daerah otonom Kabupaten. Salah satu Kabupaten yang dibentuk dalam UU Drt tersebut adalah
Kabupaten Tapanuli Utara. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di
daerah ini, maka pada Tahun 1964, Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi. Pemekaran Kabupaten Dairi dri
Kab.Tapanuli Utara sesuai dengan UU No. 15 Tahun 1964 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Dairi.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1998 untuk kedua kalinya, Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir
sesuai dengan UU No. 12 tahun 1998 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal. Kamudian pada tahun 2003,
Kabupaten Tapanuli Utara untuk yang ketiga kalinya dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan UU.
No. 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan. Kabupaten Pak-pak Barat, dan Kabupaten Humbang hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. Pemekaran
wilayah Kabupaten ini dimaksudkan untuk meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan serta untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Sebagaimana uraian singkat sejarah perkembangan Pemerintahan RI di Kabupaten
Tapanuli Utara diawali dengan terbitnya Besliut No. 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumbantobing pada tanggal 5 Oktober 1945 yang memuat pembentukan daerah
Tapanuli dan pengangkatan kepala-kepala Luhak dalam daerah Tapanuli, maka tanggal 5 Oktober ditetapkan menjadi hari jadi Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan peraturan
daerah Kabupaten Tapanuli Utara No. 5 Tahun 2003.
4.1.2. Gambaran Sosial Ekonomi Masyarakat Tapanuli Utara Seperti berbagai daerah lain di seluruh dunia, Tapanuli Utara menghadapi
persoalan-persoalan sosial, ekonomi dan budaya. Sejumlah cara untuk meningkatkan kualitas pembangunan telah dilaksanakan seperti 3 kali proses pemekaran yaitu pada
tahun 1964 pembentukan Kab. Dairi, pada tahun 1998 pemebentukan Kab. Toba Samosir, dan tahun 2003 pentukan Kab. Humbang Hasundutan. Kab. Tapanuli Utara didominasi
Universitas Sumatera Utara
oleh masyarakat Batak Toba dan mayoritas beragama Kristen Protestan sebesar 90,21, Islam sebesar 5,23, dan agama Katolik sebesar 4,49. Masyarakat Tapanuli Utara pada
umumnya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang dan bekerja sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta. Dengan potensi utama daerah dibidang agribisnis dan sektor
pariwisata. Dalam bidang agribisnis terdapat pengusaha kecil seperti pengusaha kacang, keripik pedas dan pengusaha kecil lainnya yang terbukti mampu menggerakkan
perekonomian masyarakat Tapanuli Utara khususnya sektor informal. Dari sektor pertanian dan perkebunan Tapanuli Utara sudah mampu menghasilkan beras, sayur, buah,
kemenyan, pinus, jati terutama untuk memenuhi kebutuhan daerah. Sedangnkan sektor peternakan terdapat peternakan babi, kerbau, ayam, bebek dan ikan yang cukup
menjanjikan. Sektor pertanian dan peternakan secara langsung mempengaruhi sektor perdagangan di Kab. Tapanuli Utara yang mendorong pemerataan hasil pertanian,
peternakan dan perkebunan demi meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat. Dari sektor pariwisata Kab. Tapanuli Utara terkenal dengan wisata iman Salib Kasih,
pemandian air panas yang memiliki daya tarik wisata yang tinggi. Diketahui bahwa dalam 5 tahun terakhir pendapatan daerah dari sektor ini memberi sumbangan bagi APBD
http:www.sumut.bps.go.idtaput.
4.1.3. Gambaran Pendidikan Masyarakat Tapanuli Utara Secara umum tingkat pendidikan di Kab. Tapanuli Utara sudah cukup baik, ini
terlihat dari tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup memadai diantaranya sekolah dasar berjumlah 397 unit dengan jumlah siswa 46.571 orang, guru pengajar 2.553.
sekolah Menengah Pertama SMP berjumlah 60 unit termasuk 2 MTS atau setingkat Madrasah dengan jumlah siswa 20.838 orang dan guru 1.163 orang. Sekolah Menengah
Universitas Sumatera Utara
Umum SMU berjumlah 22 unit dengan jumlah siswa 11.774 orang dengan guru 634 orang. Sekolah Menengah Kejuruan SMK berjumlah 15 unit dengan siswa 4.577 orang
dan guru pengajar 369 orang. Juga terdapat 1 Universitas yaitu Universitas Sisingamangaraja yang berada di Kec. Siborong-borong.
Tingkat pendidikan Tapanuli Utara juga dapat dilihat dari persentase penduduk menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan seperti tabel 4.1. dibawah ini :
Tabel 4.1. Persentase Pendidikan Yang Ditamatkan
Tingkat Pendidikan Persentase
Jumlah
Belum sekolah Belum tamat SD 26,41
69.072 Tamat SD
24,85 64.992
Tamat SLTP 23,70
61.985 Tamat SLTA
22,20 58.062
D1 Sarjana 2,84
7.428 Total
100,00 261.539
Sumber : BPS Taput Dalam Angka
Dari tabel 4.1 dilihat jumlah dan persentase tingkat pendidikan masyarakat di Kab. Tapanuli Utara berturut-turut, belum sekolah atau belum tamat SD sebesar 26,41 69.072
orang, tamat SD sebesar 24,85 64.992 orang, tamat SLTP sebesar 23,70 61.985 orang, tamat SLTA sebesar 22,20 58.062 orang, dan D1 Sarjana sebesar 2,84
7.428 orang. Terdapat kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin rendah persentase atau jumlah masyarakat yang menamatkan
pendidikan tersebut. 4.1.4. Gambaran Penduduk Dari Usia
Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur pada tahun 2005, sebanyak 36,37 penduduk Kab. Tapanuli Utara termasuk dalam kelompok anak-anak
0-14 tahun, sebanyak 55,87 merupakan kelompok usia produktif 15-64 tahun, dan
Universitas Sumatera Utara
kelompok usia lanjut 65 tahun keatas sebanyak 7,76. Berikut data dilihat dari tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2. Persentase Usia Penduduk
Kelompok Umur Persentase
Jumlah
0-14 tahun 36,37
95.122 15-64 tahun
55,87 146.122
65 tahun keatas 7,76
20.295 Total
100,00 261.539
Sumber : BPS Taput Dalam Angka
Dari tabel 4.2 diketahui kelompok usia yang paling tinggi jumlah perentasenya ialah usia 15-64 tahun sebesar 55,87 146.122 orang, usia 0-14 tahun sebesar 36,37
95.122 orang, dan lanjut usia atau 65 tahun keatas sebesar 7,76 20.295 orang. Dapat disimpulakan bahwa usia produktif di Kab. Tapanuli Utara cukup tinggi dibanding
dengan usia anak-anak dan lanjut usia, berarti terdapat banyak penduduk yang merupakan angkatan kerja.
4.1.5. Gambaran Penduduk Dari Jenis Kelamin Dari data BPS Kab. Tapanuli Utara tahun 2005 berdasarkan data kependudukann,
terdapat 129.881 orang laki-laki dan 131.658 orang perempuan dengan total 261.539 masyarakat Tapanuli Utara dan rasio 98,65, atau dengan persentase 49,67 laki-laki dan
50,33 perempuan. Ini berarti jumlah perempuan lebih banyak dibanding jumlah laki- laki di Kab. Tapanuli Utara.
4.1.6. Posisi Perempuan Dalam Masyarakat Masyarakat Tapanuli Utara merupakan masyarakat yang mayoritas merupakan
suku Batak Toba yang menganut sistem patriarkhi yang sudah ada sejak dulu dan turun- temurun. Patriarkhi adalah sistem garis keturunan bapak, artinya ayah sebagai pemegang
kekuasaan dalam keluarga. Perbedaan posisi perempuan dan laki-laki terjadi atau berlaku
Universitas Sumatera Utara
di acara-acara adat saja, artinya sistem patriarkhi tadi berkembang dan bertahan sejalan dengan perkembangan adat istiadat masyarakat Batak. Konstruksi adata yang terbangun
secara tidak langsung masuk dan mempengaruhi kedudukan laki-laki dan perempuan dari semua sudut pandang, ekonomi, politik, hukum, dan pemerintahan. Dapat dikatakan
perbedaan posisi perempuan dan laki-laki pada masyarakat masih tampak jelas. Masyarakat memandang keadaan tersebut terjadi dengan sendirinya dan sudah
berlangsung cukup lama. Keadaan ini diterima dan dipahami masyarakat melalui adat dan agama yang diyakininya, artinya di beberapa segi kehidupan masyarakat, sistem budaya
patriarkhi yang mengakibatkan perbadaan posisi laki-laki dan perempuan sudah biasa dan tidak mengganggu kestabilan kelompok sosial yang ada di masyarakat. Ada
kecenderungan masyarakat Batak Toba di Tapanuli Utara menganggap budaya berada pada posisi sentral dalam kehidupan mereka yang harus dijaga dan dipertahankan
kelestariannya, walaupun sistem tersebut sudah mempengaruhi bahkan merugikan perempuan dalam kehidupan sosialnya.
4.1.7. Gambaran Partai Politik dan Kondisi Masyarakat Tapanuli Utara
Masyarakat Tapanuli Utara merupakan masyarakat yang sangat dekat dengan unsur budaya dan adat istiadat. Unsur budaya dan adat istiadat sangat mempengaruhi sisi
kehidupan termasuk kehidupan politik. Masyarakat di Tapanuli Utara di dominasi oleh sistem garis keturunan ayah atau patriarkhi yang merupakan ciri umum masyarakat Batak
Toba yang mayoritas berada di Kab. Tapanuli Utara, melihat keadaan tersebut sistem budaya partiarkhi juga mempengaruhi sistem politik disana, hal ini sudah terjadi sejak
dahulu hingga awal tahun 2000.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat 44 partai yang mengikuti pemilihan umum 2009 di Kab. Tapanuli Utara, untuk memperebutkan 35 kursi DPRD. Dari ketiga partai yang diteliti terdaftar dari partai
PDI-P sebanyak 30 total caleg dengan 9 orang caleg perempuan, Golkar sebanyak 17 caleg dengan 6 orang caleg perempuan, sedangkan partai Demokrat 26 caleg, 1 caleg
perempuan.
4.1.7.1. Gambaran Mengenai Keberadaan Perempuan Di DPRD Tapanuli Utara 2004- 2009
Gambaran mengenai keberadaan perempuan di kursi DPRD Taput 2004-2009. partai PDI-P terdapat 2 orang anggota dewan, di Partai Golkar terdapat 3 orang
perempuan yang menjadi anggota DPR. Sedangkan di Partai Demokrat hanya 1 orang perempuan yang menjadi anggota DPRD Tapanuli Utara Sumber : KPU Taput 2009.
4.1.7.2. Gambaran Mengenai Caleg Perempuan Pada Pemilu 2009 Terhadap Kuota 30 Dari data KPUD Komisi Pemilihan Umum Daerah Taput, terdaftar 7 orang caleg
perempuan dari PDI-P untuk 3 Dapil Kecamatan, 6 orang caleg perempuan untuk partai Golkar dari 3 Dapil Kecamatan, sedangkan dari partai Demokrat tidak terdapat caleg
perempuan untuk 3 Dapil Kecamatan. Mereka berada di nomor urut yang tepat yaitu pada nomor urut 3,4,5. peraturan penentuan nomor urut merupakan kebijakan partai, dengan
sistem urut jika nomor urut 1 dan 2 adalah laki-laki maka untuk nomor urut 3 harus perempuan. Jadi dalam 10 orang nama caleg harus menyertakan 3-4 orang caleg
perempuan. Penetapan nama-nama caleg secara keseluruhan harus betul-betul memenuhi kuota 30. Dari data diatas yang merupakan gambaran partisipasi politik perempuan di
Kab. Tapanuli Utara dapat dikatakan perkembangan politik di Kab. Tapanuli Utara cukup
Universitas Sumatera Utara
baik, ini dapat dilihat dari antusiasme warga untuk ikut dalam pemilihan umum dan partisipasi dalam partai politik. Dengan keadaan itu partisipasi wanita yang dahulu asing
dengan dunia politik sekarang sudah tampak partisipasinya. Dengan demikian perempuan dalam partai politik sudah tampak hasil dari berlakunya kuota 30 pada keterwakilan
perempuan dalam kepengurusan partai politik.
4.2. Deskripsi Partai