Tindakan atau Praktek practice

2.1.3. Tindakan atau Praktek practice

Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindaka n atau berbuat da n merupaka n be ntuk nyata yang dilatar belakangi oleh pengetahuan da n sikap yang telah dimiliki. Tindakan yang dilakukan dapat berkembang kearah yang lebih baik, artinya tindakan yang dilakukan sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran dari maksud tindakan tersebut. Selain itu, Skinner yang dikutip Soekidjo 2005 juga memaparkan definisi perilaku sebagai berikut : perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan stimulus dan tanggapan respon. Selanjutnya Ia membedakan adanya dua bentuk tanggapan, yakni: Respondent response atau reflexive response, ialah tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan tanggapan yang relatif tetap. Operant response atau instrumental response, adalah tanggapan yang timbul dan berkembang sebagai akibat oleh rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli atau reinforcer. Rangsangan tersebut dapa t mempe rkuat respo ns yang telah dilakuka n oleh organisme. Oleh sebab itu, rangsangan yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan. Dalam teori skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respo n. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini seperti dikemukakan Skinner di atas, hal ini sejalan dengan pernyataan Susanto 2003 dalam artikel Managing Patner pada Harian Bisnis Indonesia terbitan 16 Maret 2003 dan copyright 2006 Universitas Sumatera Utara The Jakarta Consulting Group, menyebutkan bahwa bentuk respons terhadap stimulus yang diterima seseorang dapat dibedakan dalam dua bentuk perilaku: 1. Perilaku tertutup covert behaviour, respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup covert. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap. 2. Perilaku terbuka overt behaviour, respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut umumnya tercermin dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Meskipun perilaku dalam be ntuk tindakan atau respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respons akan sangat tergantung pada karakteristik dari faktor – faktor lain bagi orang yang bersangkutan, hingga bentuk respon untuk tiap - tiap orang berbeda-beda. Faktor yang merupakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Terdapat dua determinan perilaku yakni: 1. Determinan faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasaan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebaginya. 2. Determinan faktor eksternal, yakni lingkungan baik lingkungan fisik sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan eksternal sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Universitas Sumatera Utara Praktik atau tindakan menurut Edward E. Sampson mempunyai beberapa tingkatan yakni : 1. Persepsi perception, mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang aka n diambil. 2. Respo n terpimpin guided respon, dapat dilakuka n sesuatu de ngan urutan yang benar sesuai de ngan contoh. 3. Mekanisme mecanisme, apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. 4. Adopsi adoption, dapat menerapkan secara permanen.

2.2. Perilaku Sehat