tersebut juga bersifat stabil. Sebaliknya, perusahaan dengan dividen yang tidak stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik.
Hal inilah yang membuat perusahaan mengambil jalan aman, yaitu tidak menurunkan pembayaran dividen. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang
akan memperoleh laba atau keuntungan. Laba ini terditi atas laba yang ditahan yakni laba yang digunakan untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian akan dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Apabila perusahaan
memutuskan untuk membagi laba sebagai dividen, maka hal ini akan mengurangi jumlah laba yang ditahan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak
membagikan labanya kepada pemegang saham hal ini akan bisa menambah sumber dana internal perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Oleh
karena itu, manajemen harus dapat membuat kebijakan dividen secara tepat. Syahyunan 2013 : 267 menjelaskan bahwa “secara definisi,
kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen
atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.”
2.1.5. Bentuk Kebijakan Dividen
Menurut Syahyunan 2013 : 268 ada beberapa bentuk kebijakan dividen, yaitu:
1. Kebijakan pemberian dividen yang stabil Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini artinya dividen
akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi.
Universitas Sumatera Utara
Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya
baik danstabil, maka dividen juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama beberapa tahun. Kebijakan
pemberian dividen yang stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan, yakni: 1 bisa meningkatkan
harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil, 2 bisa memberikan
kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, dan 3 akan
menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.
2. Kebijakan pemberian dividen yang meningkat. Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen
dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. Misalnya perusahaan akan memberikan dividen sebesar
Rp. 600,- per lembar dengan pertumbuhan 5, sehingga tahun depan pembayaran dividen sebesar 5 adalah Rp. 630,- per
lembar.
3. Kebijakan dividen dengan ratio yang konstan Pemberian dividen dengan kebijakan ini mengikuti besarnya
laba yang diperoleh perusahaan. Dasar yang digunakan sering disebut dividend payout ratio.
4. Kebijakan pemberian dividen reguler yang rendah ditambah ekstra
Melalui kebijakan ini, pemberian dividen dilakukan dengan menentukan pembayaran dividen per lembar yang dibagikan
kecil. Kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungan perusahaan mencapai jumlah tertentu.
2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Syahyunan 2013 : 267 faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah:
1 Posisi Solvabilitas Perusahaan Apabila perusahaan dalam kondisi solvabilitasnya kurang menguntungkan,
biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan karena laba yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki
struktur modal perusahaan.
2 Posisi Likuiditas Perusahaan Perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang
cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditas perusahaannya
Universitas Sumatera Utara
kurang baik, biasanya dividend payout ratio-nya kecil, sebab sebagian laba yang digunakan untuk menambah likuiditas.
3 Kebutuhan untuk Melunasi Hutang Hutang-hutang harus dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-
hutang tersebut disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar , maka semakin besar dana yang harus disediakan
sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.
4 Rencana Perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan
perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan perusahaan. Konsekuensinya, semakin besar dana yang
dibutuhkan untuk itu.
5 Kesempatan Investasi Semakin terbuka kesempatan investasi, maka semakin kecil dividen yang akan
dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang
baik, maka dananya akan digunakan untunk membayar dividen.
6 Stabilitas Pendapatan Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak
untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang yang besar untuk berjaga-
jaga.
7 Pengawasan Terhadap Perusahaan Perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk
investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilikpemegang saham lama dalam mengendalikan perusahaan.
Jika dibelanjai dari hutang, risikonya cukup besar. Oleh karena itu, perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar
pengendalian tetap bisa dijalankan.
2.1.7. Teori Sinyal Signalling Theory