kurang baik, biasanya dividend payout ratio-nya kecil, sebab sebagian laba yang digunakan untuk menambah likuiditas.
3 Kebutuhan untuk Melunasi Hutang Hutang-hutang harus dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-
hutang tersebut disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar , maka semakin besar dana yang harus disediakan
sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.
4 Rencana Perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan
perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan perusahaan. Konsekuensinya, semakin besar dana yang
dibutuhkan untuk itu.
5 Kesempatan Investasi Semakin terbuka kesempatan investasi, maka semakin kecil dividen yang akan
dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang
baik, maka dananya akan digunakan untunk membayar dividen.
6 Stabilitas Pendapatan Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak
untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang yang besar untuk berjaga-
jaga.
7 Pengawasan Terhadap Perusahaan Perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk
investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilikpemegang saham lama dalam mengendalikan perusahaan.
Jika dibelanjai dari hutang, risikonya cukup besar. Oleh karena itu, perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar
pengendalian tetap bisa dijalankan.
2.1.7. Teori Sinyal Signalling Theory
“Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain Sari Zuhrohtun, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Agar memberikan sinyal positif berupa laporan yang baik kepada pihak eksternal, perusahaan dapat memberikan informasi mengenai
manajemen modal kerja dan keputusan perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen. Pemberian informasi mengenai manajemen modal kerja
dan keputusan pembayaran dividen dapat membuat pihak eksternal perusahaan menjadi lebih yakin mengenai profitabilitas perusahaan.
Pembayaran dividen merupakan sinyal bagi investor mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Perusahaan cenderung meningkatkan
dividen jika terdapat tingkat profitabilitas yang tinggi dimasa yang akan datang, dan menurunkan dividen jika manajemen yakin tidak terdapat
cashflow yang mendukung pembayaran dividen. Hal ini dapat membuat pihak eksternal yakin bahwa laba yang dimuat dalam laporan keuangan adalah
murni merupakan hasil kinerja perusahaan, bukan merupakan laba yang direkayasa perusahaan demi memberi sinyal yang positif bagi pihak eksternal.
2.1.8. Indikator Kebijakan Dividen
Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah dividend payout ratio DPR. Dividend Payout Ratio DPR atau rasio
pembayaran dividen menurut Sartono 2001 : 491 adalah “persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen atau rasio antara laba yang dibayarkan
dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”. Formulanya adalah nilai dividen yang dibagikan per saham dibanding dengan
nilai laba bersih per saham. Dividend Payout Ratio DPR yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terhadap kebijakan dividen telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Terdapat beberapa hal penting dari
hasil penelitian sebelumnya yang menjadi dasar penilitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai
kebijakan dividen. Penelitian Oladipupo dan Okafor 2013 menguji pengaruh
manajemen modal kerja yang diukur dengan net trade cycle NTC, current ratio CR, debt ratio DR serta tingkat
pertumbuhan laba terhadap profitabilitas dan dividend payout ratio DPR pada 12 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Nigeria
Stock Exchange dari tahun 2002-2006. Metode analisis data menggunakan teknik korelasi pearson product moment dan
Ordinary Least Square OLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen modal kerja yang diukur dengan NTC, CR dan
DRberpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap DPR, dan manajemen modal kerja
yang diukur dengan NTC berpengaruh negatif terhadap DPR. Profitabilitas, manajemen modal kerja yang diukur dengan NTC,
dan tingkat pertumbuhan laba bepengaruh tidak signifikan terhadap DPR.
Haryetti dan Ekayanti 2012 dalam penelitiannya menguji pengaruh profitabilitas, investment opportunity set,
dan
Universitas Sumatera Utara