Layanan Perpustakaan Layanan Perpustakaan Khusus

2 Jasa Silang LayanPengadaan Bahan Pustaka Jasa ini dilakukan melalui kerjasama antar perpustakaan. Alat bantu pelayanan untuk mencari dokumen, perpustakaan dapat menggunakan katalog induk buku, katalog induk majalah atau akses terpasang bila sudah menggunakan teknologi informasi. Tarif layanan dan ketentuan-ketentuan lain perlu ada kesepakatan antara perpustakaan yang bekerjasama. 3 Layanan Penelusuran Literatur Penelusuran literatur adalah pencarian kembali bahan pustaka yang ada di perpustakaan atau di luar perpustakaan dengan cara menggunakan alat akses kartu katalog, literatur sekunder seperti indeks dan majalah abstrak atau pangkalan data terpasang online dan CD-ROM 23 .

6. Sumber Daya Manusia SDM di Perpustakaan Khusus

SDM merupakan aset yang paling penting untuk menjalankan program dalam mencapai sasarannya, terutama bagi pustakawan. Peningkatan kemampuan atau keahlian staf harus diperhatikan dan diselaraskan dengan kemajuan zaman, sehingga perubahan perkembangan teknologi tidak akan mengejutkan bagi pustakawan dan non pustakawan 24 . 23 Soekarman dan Rachmat Natadjumena. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000. h. 40 24 Agus Dwi Waluyo. Membangun Citra Pustakawan Sebagai Sumber Daya Manusia Berkualitas. Buletin Perpustakaan. Februari. No. 16 1995 : h. 12 Johanne Marshall, Linda Moultan dan Roberta Piccoli menggunakan kompetensi professional seorang pustakawan khusus, yaitu: a Memiliki keahlian tentang sumber informasi, termasuk kemampuan untuk mengevaluasi secara kritis dan menyaringnya. b Memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tertentu sesuai dengan kepentingan organisasi atau klien. c Mengembangkan dan mengelola layanan informasi yang nyaman, mudah di akses, efektif dari segi biaya yang sejalan dengan arahan strategi organisasi. d Menyediakan pengajaran dan dukungan yang baik untuk pemakai perpustakaan dan layanan informasi. e Menilai kebutuhan pemakai, merancang serta memasarkan produk layanan informasi. f Menggunakan teknologi informasi yang tepat untuk menjalankan fungsi-fungsi perpustakaan. g Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat untuk mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi kepada manajemen senior. h Mengembangkan produk informasi untuk pengguna dalam atau luar organisasi atau klien perorangan. i Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan solusi masalah-masalah manajemen informasi. j Secara terus menerus memperbaiki layanan informasi untuk merespon perubahan kebutuhan pemakai. k Menjadi anggota tim manajemen senior dan konsultan untuk organisasi dalam hal informasi yang efektif 25 . Dengan demikian tugas pustakawan di perpustakaan khusus menjadi lebih berat, karena pustakawan diharapkan mempunyai pandangan yang jauh untuk mengevaluasi, memiliki banyak energi, inisiatif dan dapat cepat mengambil keputusan serta memiliki pengetahuan yang luas. Pustakawan di perpustakaan khusus juga harus memiliki sifat proaktif dalam memberikan layanan kepada para pengguna perpustakaan. 25 Jeanne Marshall [et.al]. Kompetensi Pustakawan Khusus di Abad Ke-21. Majalah BACA. Vol 27. No. 2 2003 : h. 2

E. Perpustakaan Hukum

Perpustakaan hukum dirancang untuk membantu mahasiswa hukum, pengacara, hakim dan panitera atau mereka yang melakukan penelitian bidang hukum. Biasanya jenis perpustakaan ini menyatu dengan sekolah fakultas hukum, lembaga bantuan hukum, atau pengadilan untuk digunakan oleh klien mereka, meskipun perpustakaan MKRI juga mempunyai bagian khusus untuk hukum. Biasanya koleksi perpustakaan hukum disesuaikan untuk kepentingan hukum spesifik dan sesuai dengan ruang lingkup lembaga mereka dan koleksi diluar hukum yang terkait. Kebanyakan pustakawannya mempunyai gelar hukum, ilmu perpustakaan atau keduanya. Pelayanan referensi hukum untuk masyarakat umum terbatas karena batasan hukum bagi non pengacara untuk memberikan nasehat hukum 26 .

F. Pemetaan

Dalam kamus bahasa Indonesia pemetaan atau visualisasi adalah pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan gambar, tulisan, peta, dan grafik. Sementara itu Spasser, mengatakan bahwa “peta adalah alat relasi relational tools yang menyediakan informasi antar hubungan entitas yang dipetakan.” Definisi pemetaan yang dirumuskan dalam kamus bahasa Indonesia menekankan ungkapan perasaan dalam bentuk gambar, tulisan, peta, dan grafik. Definisi ini menekankan produk atau output dari peta. Sedangkan Spasser lebih menekankan proses kegiatan pemetaan. Kedua pendapat ini 26 Rosa Widyawan. Mengenal Perpustakaan Khusus. h. 4. Makalah Pada Mata Kuliah Manajemen Perpustakaan Khusus Jurusan Ilmu Perpustakaan