Paradigma Penelitian Penyusunan Instrumen Instrumen merupakan alat yang digunakan pada waktu melakukan suatu

3.2.3 Post-test

Post test dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan selama dilakukan treatment, dan untuk mengetahui peningkatan minat belajar matematika setelah diberikan perlakuan yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Manggungan Kabupaten Banyumas.

3.3 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan Sugiyono, 2012: 66. Dalam penelitian ini peneliti berpikir bahwa ada pengaruh dari layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing untuk meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri Manggungan. Untuk membuktikan apakah ada pengaruh atau tidak, peneliti mengadakan eksperimen dengan pola one group pre-test dan post test agar dapat diketahui perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Paradigma penelitian ini adalah sebagai berikut: X Y Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Layanan Bimbingan Kelompok Minat Belajar Matematika Paradigma tersebut adalah paradigma penelitian sederhana, karena penelitian ini menggunakan satu variabel independen dan satu variabel dependen. Dari paradigma penelitian ini akan diketahui apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat mempengaruhi minat belajar matematika siswa kelas V. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Identifikasi Variabel 1 Variabel Bebas X Variabel bebas X adalah variabel yang variasinya mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok dengan teknik role playing. 2 Variabel Terikat Y Variabel terikat Y adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar matematika.

3.4.2 Hubungan Antar Variabel

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini bersifat kausal karena perubahan pada variabel bergantung merupakan akibat dari pengaruh yang terjadi pada variabel bebas. Jika siswa memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan tepat maka siswa tersebut dapat meningkatkan minat belajarnya. Dapat digambarkan sebagai berikut: X Y Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Keterangan: X = Variabel bebas Y = Variabel terikat

3.4.3 Definisi Operasional Variabel

3.4.3.1 Minat Belajar Matematika Minat belajar matematika yaitu kecenderungan rasa tertarik siswa terhadap mata pelajaran matematika tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Rasa tertarik siswa dapat ditunjukkan dengan sikap memperhatikan penjelasan dari guru ketika jam pelajaran matematika, tidak berbicara dengan teman yang lain ketika jam pelajaran matematika, tidak mengeluh ketika diberi PR, mampu menjawab pertanyaan yang ditanyakan guru, dan bertanya ketika tidak paham dengan materi yang diajarkan. 3.4.3.2 Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok. Bimbingan Kelompok Minat Belajar Matematika Layanan bimbingan kelompok beranggotakan 10 orang. Lama setiap pertemuan sekitar 45 menit yang direncanakan 8 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan kelompok dilakukan melalui empat tahap yaitu tahap orientasi, tahap mengatasi pertentangan-pertentangan dalam kelompok, tahap produktivitas, pada tahap ini teknik role playing dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar matematika anggota kelompok, anggota kelompok akan mempraktekan cerita yang sudah dibagikan oleh peneliti, dengan dipimpin atau disutradarai oleh peneliti. Tahap terakhir adalah tahap pengakhiran atau terminasi, pada tahap ini anggota kelompok akan meninggalkan kelompok karena kegiatan kelompok sudah berakhir. 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Menurut Sutrisno Hadi 2000:220 populasi adalah semua individu akan dijadikan subyek dalam penelitian, yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2002: 108 mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Manggungan Kabupaten Banyumas berjumlah 21 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 7 perempuan sehingga keseluruhan siswa kelas V tersebut menjadi populasi dalam penelitian ini. Alasan pengambilan populasi kelas V berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas yaitu terdapat 7 siswa di kelas V yang minat belajarnya rendah, terutama pada minat belajar matematika. Tabel 3.2 Populasi Penelitian NO. KELASSEKOLAH JENIS KELAMIN JUMLAH 1. KELAS VSD Negeri Manggungan Kabupaten Banyumas Laki-laki 14 siswa 2. Perempuan 7 siswa JUMLAH 21 siswa

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagai wakil populasi yang diteliti Suharsimi Arikunto, 2002: 109. Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksudkan disini yaitu individu yang memiliki minat belajar rendah dapat diatasi melalui bimbingan kelompok. Untuk jumlah anggota bimbingan kelompok adalah menyesuaikan dengan need assesment yang didapatkan dari hasil skala minat. Namun, peneliti menentukan 10 orang yang akan menjadi anggota bimbingan kelompok. Dengan pertimbangan jumlah anggota 10 orang karena dipandang lebih efisien dan efektif. Efisien yang dimaksud adalah mempertimbangkan keterbatasan tenaga, waktu, dan dana. Efektif dimaksudkan sejumlah subyek yang diambil sebagai sampel dalam penelitian dengan tepat. Hal ini dikuatkan oleh teori dari Prayitno 2004: 8-9 jika anggota kelompok hanya terdiri dari 2-3 orang, maka akan mengurangi efektivitas bimbingan kelompok karena kelompok terlalu kecil. Sebaliknya, jika kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif, karena jumlah anggota yang terlalu banyak maka partisipasi aktif individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif. Kekurang-efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok hanya 2-3 orang atau melebihi 10 orang. Dalam hal ini pengambilan subyek berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian yaitu siswa-siswa yang mempunyai minat belajar matematika rendah.

3.6 Metode dan Alat Pengumpulan Data

Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan angket.

3.6.1 Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mencari data awal sebagai gambaran keadaan siswa pada saat itu melalui wali kelas. Wawancara dilakukan dengan wali kelas dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai keadaan siswa kelas V. Menurut Sutoyo 2009: 135 wawancara dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya wawancara dilakukan oleh dua orang atau lebih, satu pihak sebagai pencari data interviewer pihak yang lain sebagai sumber data interviewee dengan memanfaatkan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar.

3.6.2 Skala Psikologis

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa skala psikologis, dengan menggunakan alat pengumpulan data yaitu skala minat belajar matematika. Skala minat belajar matematika yang diberikan kepada responden sebagai pihak yang diteliti dengan menggunakan model Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti atau disebut variabel peneltian Sugiyono, 2010:134. Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Responden bebas memilih salah satu jawaban dari keempat alternatif jawaban yang ada sesuai dengan keadaan masing-masing responden. Adapun bentuk penskalaannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Bentuk Penskalaan Alternatif Jawaban Skor Positif + Negatif - Sangat Sesuai SS 4 1 Sesuai S 3 2 Tidak Sesuai TS 2 3 Sangat Tidak Sesuai STS 1 4

3.7 Penyusunan Instrumen Instrumen merupakan alat yang digunakan pada waktu melakukan suatu

penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala psikologi sabagai alat pengumpulan data untuk mencari data tentang minat belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Manggungan Banyumas. 3.7.1 Menyusun Kisi-kisi Instrumen Gambar 3.3 Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian Berdasarkan bagan tentang prosedur penusunan instrumen diketahui bahwa untuk menyusun sebuah instrumen penelitian, peneliti harus melewati beberapa tahap diatas, diantaranya menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, kemudian diujicobakan try out pada responden, berikutnya merevisi Menyusun Kisi- kisi Instrumen Menyusun Instrumen Uji Coba Try Out Revisi Instrumen Instrument Jadi instrumen untuk menghilangkan item-item instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel. Setelah instrumen diujicobakan dan sudah valid serta reliabel barulah instrumen dikatakan sudah jadi dan siap digunakan untuk penelitian. Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen skala minat belajar matematika pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Minat Belajar Matematika Variabel Sub Variabel Komponen Indikator Deskriptor No. Item Jml. Item + - Minat Belajar Matematika Aspek-aspek Minat 1. Perhatian 1.1 Pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran matematika 1.1.1 Konsentrasi fokus ketika pelajaran matematika 1.1.2 Memperhatikan guru yang sedang menjelaskan tentang pelajaran matematika 1.2 Pengamatan kesan terhadap mata pelajaran matematika 1.2.1 Memberikan kesan terhadap mata pelajaran matematika 2. Ketertarikan 2.1 Rasa tertarik pada mata pelajaran matematika 2.2.1 Perasaan tertarik suka terhadap mata pelajaran matematika 3. Keinginan 3.1 Dorongan untuk mengenal mata pelajaran matematika 3.1.1 Keinginan untuk mengetahui lebih dalam tentang mata pelajaran matematika 4. Keyakinan 4.1 Perasaan yakin bahwa matematika itu mudah dan menyenang-kan 4.1.1 Yakin bahwa dapat mengerjakan soal matematika dengan mudah 4.1.2 Yakin bahwa matematika adalah mata pelajaran yangh menyenang-kan 4.2 Perasaan yakin bahwa matematika dapat berguna di masa depan 4.2.1 Yakin bahwa matematika adalah suatu ilmu yang akan dipakai terus-menerus 5. tindakan 5.1 Peran serta dalam mengikuti pelajaran matematika 5.1.1 Keaktifan siswa ketika mengikuti belajar matematika 5.1.2 Antusiasme para siswa dalam belajar matematika 3.8 Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Validitas

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 7 76

MENINGKATKAN KESIAPAN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VB SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 20142015

1 51 321

MENINGKATKAN KESIAPAN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VB SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 4 190

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 29

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2015/2016.

2 25 28

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP PEMAHAMAN IDENTITAS GENDER SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 34 MEDAN T. A. 2015/2016.

0 3 29

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP SIKAP MENGHARGAI PENDIDIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEI RAMPAH TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 33

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PERBAUNGAN T.A 2015/2016.

1 3 28

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP KARAKTER KEMANDIRIAN SISWA DALAM BELAJAR KELAS VIII SMP NEGERI 3 PENANGGALAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 23

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI PRASANGKA SOSIAL PADA PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016.

0 0 17