Menurut Gordon dalam Syamaun, 2012:28, mengajarkan anak untuk disiplin diri merupakan salah satu ciri-ciri dari pola asuh demokratis. Pola asuh
demokratis merupakan pola asuh yang selalu mendahulukan kepentingan bersama, dalam arti orang tua selalu mempertimbangkan segala sesuatu tanpa memaksakan
kehendak orang tua. Anak diberikan kebebasan di bawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral. Sehingga apabila orang tua dapat
menerapkan pola asuh demokratis yang baik pada anak, dapat mengembangkan sikap disiplin diri pada anak.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya tentang pola asuh demokratis dan kedisiplinan. Adapun hasil
penelitian adalah sebagai berikut:
2.2.1 Penelitian yang telah dilakukan oleh Rizki Lestari dalam Jurnal Pendidikan
yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kedisiplinan Siswa Kelas V Gugus I Hang Nadim Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru” dengan Vol. 2 No.
23 Tahun 2013, menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua otoriter, demokratis, permisif, dan abai dengan kedisiplinan siswa kelas V
Gugus I Hang Nadim Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Dimana pola asuh otoriter memiliki atau 5,6172 1,671, pola asuh demokratis memiliki atau
4,57381,671, pola asuh permisif memiliki atau 3,9028 1,671,pola asuh abai memiliki atau 3,1071 1,671.
2.2.2 Penelitian yang dilakukan oleh Nisha Pramawaty dalam Journal Nursing
Studies yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri
Anak Usia Sekolah 10- 12 Tahun” dengan Vol.1 Nomor 1 Tahun 2012, hasil
menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan konsep diri anak usia sekolah 10-12 tahun x2=6.808; p=0.033. Pola asuh demokratis lebih
banyak didapatkan anak dengan konsep diri positif 73,3, sedangkan pola asuh otoriter dan permisif didapatkan lebih banyak anak dengan konsep diri negatif
yaitu 18,9 dan 28,4. Saran diberikan kepada para orang tua agar menerapkan pola asuh demokratis dimana anak 10-12 tahun dengan konsep diri positif
terbanyak didapatkan dari pola asuh tersebut, pihak sekolah dan orang tua diharapkan mampu berkolaborasi untuk meningkatkan prestasi siswa sesuai minat
dan kemampuannya, pada perawat komunitas diharapkan dengan perannya di masyarakat dapat membantu menemukan masalah dan memberikan pendidikan
kesehatan terkait pola asuh orang tua dan konsep diri anak,
2.2.3 Penelitian yang dilakukan oleh Rengga Indrawati dan Ali Maksum yang
berjudul “Peningkatan Perilaku Disiplin Siswa Melalui Pemberian Reward dan Punishment dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA
Negeri 1 Lamongan” dengan Vol 01 No. 02 Tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat perilaku disiplin siswa
meningkat dengan memenuhi seluruh indikator yang ditetapkan sebagai penyusun instrumen sebesar 84,96 dari batas minimal yang ditetapkan sebesar 75.
Maka, secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan pemberian reward dan punishment dalam pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan perilaku disiplin
siswa.
2.2.4 Penelitian yang dilakukan oleh Veny Iswantiningtyas dalam Jurnal