V Buku pedoman teknis pkk ab

146 BAB IV IDENTIFIKASI KORBAN MATI PADA BENCANA SAAT KEJADIAN 1. Umum Pelaksanaan penanggulangan bencana m assal dibagi m enj adi 4 t ahap, yait u: kom unikasi dan koordinasi; operasi penyelam at an; penat alaksanaan korban hidup; dan penat alaksanaan korban m at i. 1. 1. Komuni kasi dan Koor di nasi Sangat pent ing sedini m ungkin m endirikan suat u pusat kom unikasi yang sebaiknya didirikan di Polres Polsek at au di t em pat lain di dekat t em pat t erj adinya bencana. Pusat kom unikasi ini m erupakan pusat pelayanan yang harus m am pu m elayani sem ua unit t erkait , m isalnya:  Mendirikan Poskodal dan st asiun radio kom unikasi yang siaga 24 j am , bekerj a sam a dengan ORARI RAPI .  Menerim a dan m elakukan inst ruksi- inst ruksi kepada yang berkepent ingan di lapangan.  Melayani pert anyaan- pert anyaan dan inform asi tim bal balik dari kaum keluarga korban, pers, m edia m assa, dan pej abat - pej abat .  Menggandakan dokum en.  Melayani penerj em ahan at au m enghubungi kedokt eran kesehat an kepolisian apabila ada korban asing yang t erlibat dalam m usibah t ersebut , dapat juga m enghubungi Sekret ariat NCB I nt erpol di Jakart a agar m em bant u dalam m asalah kom unikasi dengan negara asal korban.

BAB I V

147  Setiap inform asi yang disam paikan kepada m ass m edia hendaknya m enj adi t anggung j awab Pej abat t ert inggi di daerah t ersebut at au yang dit unj uk. 1. 2. Oper asi Penyel amat an Operasi- operasi penyelam at an harus segera dim ulai begit u berit a m engenai t erj adinya suat u bencana dit erim a. Berit a pert am a j arang sekali m em uat cukup rincian baik m engenai luasnya daerah bencana at aupun jum lah korban. Bagian operasi penyelam at an SAR harus segara m endapat kan inform asi lebih lanj ut dari set iap sum ber yang dicapai dengan kendaraan m obil kendaraan pat roli kepolisian yang t elah dilengkapi dengan radio kom unikasi di TKP. Pada m usibah pesawat t erbang sebaiknya diusahakan j alur t elepon t erbuka dengan pangkalan udara t erdekat dan dengan perusahaan penerbangan yang bersangkut an. Tugas ut am a dari bagian SAR adalah m enem ukan dan m enyelam at kan sem ua korban yang m asih hidup sert a m engusahakan perawat an m edik bagi para korban dan m elakukan evakuasi ke t em pat yang am an. 1. 3. Pengamanan TKP Di TKP bencana biasanya banyak m assa yang t erlibat baik yang m au m enolong m aupun yang hany a m em enuhi rasa keingint ahuan. Penont on yang rasa ingin t ahunya lebih besar dapat m engganggu j alannya operasi penyelam at an. Tim pengam anan TKP harus segara bergerak dengan m elibat kan unsur -unsur Pem da set em pat , TNI - POLRI dengan peralat an m edan yang baik sepert i gergaj i pem ot ong, t am bang derek, kapak dan paralat an lain yang disesuaikan dengan m edannya. Kem udian TKP diam ankan dengan m em buat bat as pagar dengan pit a kuning police line sehingga t idak sem barang orang bisa m asuk di TKP. 148 1. 4. Penat aksanaan Kor ban Hi dup Mengikut i st andar penat alaksanaan korban hidup yang sudah ada. 1. 5. Penat aksanaan Kor ban Mat i Dilaksanakan oleh Tim I dent ifikasi Provinsi – Unit TKP. Penat alaksanaan korban m at i t erbagi m enj adi beberapa t ahap. a. Tahap I: Penanganan di TKP Kegiat an dalam t ahap I ini, ant ara lain:  Mem beri t anda dan label di TKP. a. Mem buat sekt or- sekt or zona pada TKP dengan ukuran 5 x 5 m yang disesuaikan dengan sit uasi dan kondisi geografis. b. Mem berikan t anda pada set iap sekt or. c. Mem berikan label oranye pada j enazah dan pot ongan j enazah, lebel diikat kan pada t ubuh ibu j ari kaki kanan j enazah. d. Menent ukan label put ih pada barang- barang pem ilik yang t ercecer. e. Mem buat sket sa dan fot o set iap sekt or.  Evakuasi dan t ransport asi j enazah dan barang. a. Mem asukkan j enazah dan pot ongan j enazah dalam karung plast ik dan diberi label sesuai label j enazah. b. Mem asukkan barang- barang yang t erlepas dari t ubuh korban dan diberi label sesuai nam a j enazah. c. Diangkat ke t em pat pem eriksaan dan penyim panan j enazah dan dibuat berit a acara penyerahan kolekt if. 149 b. Tahap IIA: Penanganan di Pusat Ident if ikasi ol eh Unit Dat a Post Mort em Kegiat an dalam t ahap I I A ini, ant ara lain:  Menerim a j enazah pot ongan j enazah dan barang dari unit TKP.  Regist rasi ulang dan m engelom pokkan kirim an t ersebut berdasarkan j enazah ut uh, t idak ut uh, pot ongan j enazah, dan barang- barang.  Mem buat fot o j enazah.  Mencat at ciri-ciri korban sesuai form ulir yang t ersedia.  Mengam bil sidik j ari korban dan golongan darah.  Mencat at gigi- geligi korban.  Mem buat ront gen fot o j ika perlu.  Melakukan ot opsi.  Mengam bil dat a- dat a ke unit pem banding dat a. c. Tahap IIB: Penanganan Unit Dat a Ant e Mort em Dat a Korban Kegiat an dalam t ahap I I B ini, ant ara lain:  Mengum pulkan dat a- dat a korban sem asa hidup sepert i fot o dan lain- lainnya dari inst ansi t em pat kor banbekerj a, keluarga kenalan, dokt er gigi pribadi, dan polisi sidik j ari .  Mem asukkan dat a yang ada m asuk dalam form ulir yang t ersedia.  Mengelom pokkan dat a- dat a Ante Mortem berdasarkan: a. Jenis kelam in b. Usia  Mengirim kan dat a yang t elah diperoleh ke unit pem banding dat a. 150 d. Tahap III: Penanganan Unit Pembanding Dat a Kegiat an dalam t ahap I I I ini, ant ara lain:  Mengoordinasikan rapat -rapat penent uan ident it as korban ant ara unit TKP, unit dat a Post Mort em , dan unit dat a Ant e Mort em .  Mengum pulkan dat a- dat a korban yang dikenal untuk dikirim ke Tim ident ifikasi.  Mengum pulkan dat a- dat a t am bahan dari unit TKP Post Mort em dan Ant e Mort em unt uk korban yang belum dikenal. e. Tahap IV: Penanganan Tim Ident if ikasi Provinsi Kegiat an dalam t ahap I V ini, ant ara lain:  Cek dan cek ulang hasil unit pem banding dat a.  Mengum pulkan hasil ident ifikasi korban.  Mem buat surat keterangan kem atian untuk korban yang dikenal dan surat -surat lain yang diperlukan.  Menerim a keluarga korban.  Publikasi yang benar dan t erarah oleh Tim identifikasi sangat m em bant u m asyarakat dalam m endapat inform asi yang t erbaru dan akurat . 2. Pengumpulan Dat a Ant e Mort em dan Post Mort em 2. 1. Dat a Ant e Mor t em Dat a Ant e Mort em dat a korban m asih hidup yang dikum pulkan m encakup: 1. Dat a um um :  Nam a  Berat badan – Tinggi badan BB – TB  Jenis kelam in usia alam at  Pakaian  Perhiasan 151  Sepatu  Kepem ilikan lainnya 2. Dat a m edis:  Warna kulit  Warna dan j enis ram but  Mat a  Cacat dan t att o at au t anda- t anda khusus lainnya  Cat at an m edis perawat an pat ah t ulang operasi  Golongan darah. Dat a- dat a ini dapat dikum pulkan dari: 1. Keluarga 2. Dokt er yang m erawat 3. Kant or Cat at an Sipil Kelurahan, dll. Apabila di ant ara korban ada warga negara asing, m aka dat a ant e m ort em dapat diperoleh m elalui perant ara NCB I nt erpol Polri dan perwakilan negara asing kedut aan konsulat . Unt uk korban WNI pengam bilan dat a ant e m ort em m engikut i prosedur yang berlaku pada kepolisian RI . 2. 2. Dat a Ant e Mor t em Gi gi -Gel i gi Dat a Ant e Mort em Gigi Geligi adalah ket erangan t ert ulis, cat at an, at au gam baran dalam kart u perawat an gigi at au ket erangan dari keluarga at au orang yang t erdekat . Ket erangan dat a- dat a biasanya berisi:  Nam a penderit a  Usia  Jenis kelam in  Pekerj aan  Tanggal perawat an, penam balan, pencabut an, dan lain- lain 152  Pem buat an gigi t iruan, ort hodonti, dan lain- lain  Fot o Ront gen. Sum ber dat a Ant e Mort em t ent ang kesehat an dan gigi, diperoleh dari:  Klinik gigi rum ah sakit pem erint ah, TNI Polri, dan swast a.  Lem baga- lem baga pendidikan.  Praktik pribadi dokt er gigi. 2. 3. Dat a Post Mor t em Dat a ini didapat dari t ubuh j enazah berdasarkan pem eriksaan dari berbagai keahlian, ant ara lain: sokt er forensik, dokt er um um , dokt er gigi forensik,sidik j ari, fot ografi, dan DNA. Urut an pem eriksaan pada j enazah, ant ara lain:  Mayat dilet akkan pada m ej a aut opsi at au m ej a lain.  Dicat at nom or j enazah.  Fot o awal sesuai apa adanya.  Am bil sidik j ari.  Pakaian dilepaskan dan dikum pulkan sert a diberi nom or sesuai nom or j enazah.  Perhiasan difot o, kem udian dikum pulkan dan diberi nom or sesuai nom or j enazah.  Periksa secara t eliti m ulai dari kepala sam pai dengan kaki yang m eliput i: a. Perlukaan b. Ciri-ciri khusus BB, TB, dan cacat badan c. Tat t o, dll.  Am bil sam pel untuk pem eriksaan serologi, DNA, dan lain- lain.  Fot o akhir sesuai kondisi korban.  Serahkan bagian pem eriksaan gigi. 153 2. 4. Dat a Post Mor t em Gi gi -Gel i gi Urut an pem eriksaan gigi-geligi, ant ara lain:  Pem eriksaan dilaksanakan oleh dokt er gigi at au dokt er gigi forensik.  Jenazah dilet akkan pada m ej a at au brankar.  Unt uk m em udahkan pem eriksaan j enazah, j enazah diberi bant alan kayu pada punggung at assehingga kepala j enazah m enengadah ke at as.  Pem eriksaan dilakukan m ulai dari bibir, pipi, dan bagian- bagian lain yang dianggap perlu.  Apabila rahang kaku dapat diat asi secara buka paksa dan bila dengan t angan t idak bisa m aka dapat diergunakan T chissel yang diisikan pada regio 4765, at au dilakukan pem ot ongan m uskulus m assest er dari dalam sepanj ang t epi m andibula sesudah it u condyl dilepaskan dari sendi.  Apabila m em ungkinkan, rahang bawah dapat dilepaskan dan j aringan kulit ot ot pada rahang at as dikupas ke at as agar gigi t am pak j elas, kem udian dibersihkan.  Cat at kelainan-kelainan sesuai form ulir yang ada.  Lakukan ront gen gigi.  Bila perlu fot ront gen kepala j enazah.  Juga bula perlu dibuat cet akan gigi j enazah untuk analisis. 3. METODE DAN PROSES IDENTIFIKASI Dikenal 2 m et ode pokok ident ifikasi, yait u:  Met ode sederhana a. Visual b. Pem ilikan perhiasan dan pakaian c. Dokum ent asi. 154  Met ode ilm iah a. Sidik j ari b. Medik: serologi c. Odont ologi d. Ant ropologi e. Biologi. Pada prinsipnya, pem eriksaan ident it as seseorang m em erlukan berbagai m et ode m ulai dari yang sederhana sam pai yang rum it . 3. 1. Met ode Sederhana Met ode yang digunakan, ant ara lain:  Cara visual dapat berm anfaat bila kondisi m ayat m asih baik, cara ini m udah karena ident it as dikenal m elalui penam pakan luar baik berupa profil t ubuh m uka. Cara ini t idak dapat dit erapkan t erut am a bila m ayat t elah busuk, t erbakar, m ut ilasi, dan cara pengenalan oleh keluarga harus m em perhat ikan fakt or psikologi keluarga, sedang st res, berduka, sedih, dan lain- lain .  Melalui kepem ilikan identit as cukup dapat dipercaya t erut am a bila kepem ilikan t ersebut pakaian, perhiasan, surat j at i diri m asih m elekat pada t ubuh korban. 3. 2. Met ode Ilmiah Cara- cara ini sekarang berkem bang dengan pesat , berbagai disiplin ilm u t ernyat a dapat dim anfaat kan unt uk ident ifikasi korban t idak dikenal. Dengan m et ode ilm iah ini didapat akurasi yang sangat t inggi j uga dapat dipert anggungj awabkan secara hukum . 155 Met ode ilm iah yang paling m ut akhir saat ini adalah DNA Profiling sidik j ari DNA . Cara ini banyak m em punyai keungulan t et api m em erlukan penget ahuan dan sarana yang canggih dan m ahal. Dalam m elakukan ident ifikasi selalu diusahakan cara- cara yang m udah dan t idak rum it . Apabila dengan cara yang m udah t idak bisa, baru m eningkat ke cara yang rum it . Selanj ut nya dalam m elakukanident ifikasi t idak hanya m enggunakan sat u cara saj a, segala cara yang m ungkin dilakukan harus diperiksa, hal ini pent ing karena sem akin banyak kesam aan yang dit em ukan sem akin akurat . I dent ifikasi t ersebut m inim al harus m enggunakan 2 cara. Pada prinsipnya, proses ident ifikasi m udah yait u hanya m em bandingkan dat a- dat a t ersangka korban dengan dat a dari korban t ak dikenal, sem akin banyak kecocokan sem akin t inggi keakurat annya. Dalam m elaksanakan ident ifikasi m anusia m elalui gigi, kit a dapat kan 2 kem ungkinan.  Mem peroleh inform asi m elalui dat a gigi dan m ulut untuk m em bat asi at au m enyem pit kan ident ifikasi. I nform asi yang dapat diperoleh, ant ara lain: 1. Usia 2. Jenis kelam in 3. Ras 4. Golongan darah 5. Bent uk waj ah 6. DNA. Dengan adanya inform asi m engenai perkiraan bat as- bat as usia korban, m isalnya, m aka pencarian dapat dibat asi pada dat a- dat a orang hilang yang berada di sekit ar usia korban. Dengan dem ikian, penyidikan akan m enj adi lebih t erarah. 156  Mencari ciri-ciri yang m erupakan t anda khusus pada korban t ersebut . Di sini dicat at ciri-ciri yang diharapkan dapat m enent ukan ident ifikasi seseorang secara lebih akurat daripada sekedar m encari inform asi t ent ang usia j enis kelam in. Ciri-ciri dem ikian, ant ara lain: t erdapat gigi yang dibungkus logam , ada sejum lah gigi yang t anggal at au pat ah, at au t erdapat lubang pada bagian depan yang segera dapat dikenali oleh kenalan t em an dekat keluarga korban. Di sam ping ciri- ciri dem ikian, j uga dapat dilakukan pencocokan ant ara t engkorak korban dengan fot o korban pada m asa hidupnya. Met ode yang digunakan dikenal sebagai m et ode Superim posing unt uk m em banding- kan t engkorak korban dengan fot o sem asa hidup.  I dent ifikasi dengan teknik superim posisi. Superim posisi adalah suat u sist em pem eriksaan unt uk m enent ukan j at i diri seseorang dengan m em - bandingkan korban sem asa hidup dengan kerangka t engkorak yang dit em ukan. Kesulit an dalam t eknik superim posisi, ant ara lain: 1. Korban t idak pernah m em buat fot o sem asam hidup. 2. Fot o korban harus baik posisi m aupun kualit asnya. 3. Tengkorak yang dit em ukan sudah hancur dan t idak berbent uk lagi. 4. Kesulit an proses kam ar gelap st udio fot o m em but uhkan banyak biaya. 157 Penat alaksanaan Teknik Superim posisi, ant ara lain: 1. Fot o korban sem asa hidup diperbesar sesuai ukuran sebenarnya life size . 2. Tengkorak difot o dengan ukuran sebenarnya. 3. Garis luar dan m uka fot o digaris pada kert as t ransparan dengan pat okan t it ik-t it ik t ert ent u. 4. Transparan dengan garis dan t it ik - t it ik t ersebut dibuat dengan superim posisi t um pang, t indih- kan pada fot t engkorak ukuran sebenarnya. Lebih baik m enggunakan t eknik-t eknik kaca t em bus dan cerm in 3 dim ensi. Khusus pada korban bencana m assal, m et ode ident ifikasi yang dipakai t elah dit ent ukan, yait u: 1. Prim er Ut am a :  Gigi  Sidik j ari  DNA 2. Sekunder Pendukung:  Visual  Propert i  Medik. 4. SETELAH KORBAN TERIDENTIFIKASI Set elah korban t erident ifikasi sedapat m ungkin dilakukan perawat an j enazah, ant ara lain:  Perbaikan rekonst ruksi tubuh j enazah.  Pengawet an j enazah bila m em ungkinkan .  Perawat an sesuai agam a korban.  Mem asukkan dalam peti j enazah. 158 Jenazah diserahkan kepada keluarga oleh pet ugas khusus dari Tim I dent ifikasi berikut surat -surat yang diperlukan. Pencat at an yang pent ing pada proses serah t erim a j enazah, ant ara lain:  Tanggal j am .  Nom or regist rasi j enazah.  Diserahkan kepada siapa, alam at lengkap, hubungan keluarga dengan korban.  Dibawa ke m ana akan dim akam kan di m ana. Perawat an j enazah set elah t erident ifikasi dilaksanakan oleh unsur Pem erint ah Daerah, dalam hal ini Dinkes t erkait dibant u oleh keluarga korban. 159

BAB V MONITORING DAN EVALUASI