Pe m be r ia n m a ka n a n Su su for m u la

84 Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam pem eriksaan ulang 2 hari kem udian pada anak dengan pneum onia yang diberi ant ibiot ika, ant ara lain: 1. Set iap anak dengan penyakit pnem onia yang m endapat ant ibiot ika, harus dibawa kem bali 2 hari kem udian. Pem eriksaan kedua sam a dengan pem eriksaan pert am a, unt uk m enent ukan apakah penyakit nya: t ida k m e m ba ik , t e t a p sa m a a t a u m e m ba ik . 2. Penyakit anak m em buruk bila anak m enj adi sulit bernafas, t ak m am pu m inum , t im bul t arikan dinding dada kedalam , at au t anda bahaya yang lain. Anak yang dem ikian diruj uk unt uk rawat t inggal. 3. Anak yang m em baik pernafasannya akan m elam bat . Tanda-t anda lain juga akan berkurang, m isalnya dem am m enurun at au m enghilang, nafsu m akan bert am bah. Mungkin m asih bat uk. Berit ahu ibunya unt uk m eneruskan pem berian ant ibit ika sam pai 5 hari. 4. Bila keadaan anak m asih t et ap sam a sepert i pada pem eriksaan sebelum nya, t anyakan t ent ang pem berian ant ibit ikanya. Mungkin ada m asalah yang m engakibat kan anak belum m inum ant ibiot ika t ersebut , at au m inum dengan t akaran dan j adwal pem berian yang kurang sem est inya. Apabila dem ikian t eruskan lagi pem berian ant ibiot ika yang sam a. Bila anak t elah m inum ant ibiot ik dengan benar, obat t ersebut harus digant i dengan ant ibiot ika yang lain kalau t ersedia . Kalau t idak ada ant ibiot ika yang lain, rujuk ke Rum ah Sakit . c. Saran bagi ibu t ent ang pengobat an ISPA di rumah Perawat an di rum ah sangat pent ing dalam penat alak- sanaan anak dengan penyakit I SPA, dengan cara:

1. Pe m be r ia n m a ka n a n

▪ Berilah m akanan secukupnya selam a sakit ▪ Tam bahlah j um lahnya set elah sem buh 85 ▪ Bersihkan hidung agar t idak m engganggu pem berian m akanan

2. Pe m be r ia n ca ir a n

▪ Berilah anak m inum an lebih banyak ▪ Tingkat kan pem berian ASI 3. Pe m be r ia n oba t pe le ga t e n ggor ok an da n pe r e da ba t u k de n ga n r a m u a n ya n g a m a n dan se der h a n a 4. Pa lin g pe n t in g: Am a t ila h t an da - t a n da pne um on ia Bawalah kem bali ke pet ugas kesehat an, bila: ▪ Nafas m enj adi sesak ▪ Nafas m enj adi cepat ▪ Anak t idak m au m inum ▪ Sakit anak lebih parah 4. 4. 3. Pencegahan dan Penanggul angan Penyaki t Mal ar ia Di lokasi penam pungan pengungsi penyakit m alaria sangat m ungkin t erj adi. Hal ini t erut am a penam pungan pengungsi t erlet ak pada daerah yang endem is m alaria at au pengungsi dari daerah endem is dat ang ke lokasi penam pungan pengungsi pada daerah yang t idak ada kasusnya t et api t erdapat vekt or daerah reseptif malaria. a. Pencegahan penyakit Mal aria Pencegahan penyakit m enular dapat dilakukan m elalui beberapa cara berikut : 1 . Pe nce ga h an gigit a n n ya m u k Beberapa cara pencegahan penularan m alaria ant ara lain, m encegah gigit an nyam uk dengan cara: ▪ Tidur Dalam Kelam bu kelam bu biasa at au yang berinsekt isida ▪ Mem asang Kawat Kasa ▪ Menggunakan Repelen ▪ Mem bakar Obat Nyam uk ▪ Pencegahan dengan obat ant i m alaria Profilaksis 86 Pengobat an pencegahan m alaria diberikan kepada kelom pok berisiko t ert ular m alaria sepert i: ▪ pendat ang dan perorangan at au sekelom pok orang yang non-im un yang akan dan sedang di daerah endem is m alaria ▪ I bu Ham il ▪ Sasarannya adalah ibu ham il di daerah endem is m alaria. 2 . Pe n ge lolaa n Lin gk un ga n Pengelolaan lingkungan dapat m encegah, m engurangi at au m enghilangkan t em pat perindukan vekt or, ant ara lain: ▪ Pengeringan ▪ Pengaliran ▪ Pem bersihan lum ut ▪ Kegiat an ini dilakukan unt uk m encegah perkem bangan larva nyam uk Anopheles sundaicus, yang m erupakan vekt or ut am a m alaria di daerah pant ai. Larva nyam uk ini suka hidup pada lum ut di lagun-lagun daerah pant ai. Dengan pem bersihan lum ut ini, m aka dapat m encegah perkem bangan nyam uk An. sundaicus. Pemberant asan malaria melalui pengobat an penderit a yang t ersangka malaria at au t erbukt i posit if secara laborat orium, sert a pengendalian nyamuk melalui perbaikan lingkungan. 87 b. Penat al aksanaan kasus Mal aria Langkah- langkah dalam penat alaksanaan m alaria ringan t anpa kom plikasi, ant ara lain: 1 . An a m ne sa Pada anam nesa sangat pent ing diperhat ikan, adalah: ▪ Keluhan ut am a, adanya:  Dem am  Menggigil  Berkeringat  Dapat disert ai oleh sakit kepala, m ual at au m unt ah at au disert ai oleh gej ala khas daerah, sepert i diare pada balit a dan nyeri ot ot at au pegal- pegal pada orang dewasa ▪ Riwayat bepergian 1 – 2 m inggu yang lalu kedaerah m alaria ▪ Riwayat t inggal didaerah m alaria ▪ Pernah m enderit a m alaria unt uk m enget ahui im unit as ▪ Riwayat pernah m endapat pengobat an m alaria unt uk m enget ahui pernah m endapat obat pencegahan at au pengobat an t erapeut ik 2 . Pe m e r ik sa a n fisik ▪ Suhu 38º C ▪ Adanya pem besaran lim pa splenom egali ▪ Pem besaran hat i hepat om egali ▪ Anem ia 3 . Pe n ga m bila n se dia an da r a h Puskesm as Pem bant u dapat m elakukan pengam bilan sediaan darah dan dikirim ke Puskesm as unt uk pem eriksaan laborat orium . 88 4 . D ia gn osa m a la r ia ▪ Secara klinis t anpa pem eriksaan laborat orium : m alaria klinis ringan t anpa kom plikasi dan m alaria klinis berat dengan kom plikasi. ▪ Secara Laborat orium Dengan pem eriksaan sediaan darah : a. Malaria klinis ringan t anpa kom plikasi  Malaria Falciparum Tropika , disebabkan oleh parasit plasm odium falciparum  Malaria Vivax Ovale Tert iana, disebabkan oleh parasit plasm odium vivax ovale  Malaria Malariae, disebabkan oleh parasit plasm odium falciparum b. Malaria berat kom plikasi, disebabkan oleh parasit plasm odium falciparum . 5 . D ia gn osa ban din g Diagnosis banding unt uk penyakit m alaria, ant ara lain: ▪ D e m a m t ifoid Dem am t erus m enerus 5 – 7 hari dengan keluhan abdom inal diare, obst ipasi lidah kot or, bradikardi relat if, roseola, leukopenia, lim fosit osis relat if. ▪ D e m a m de n gue Dem am lebih 5 hari, disert ai m anifest asi sakit kepala, nyeri t ulang, perdarahan pada kulit pat ehai, purpura, hem at om . ▪ I SPA in fe k si sa lu ra n pe r na pa sa n a ku t Penyakit yang disert ai dengan gej ala bat uk, beringus, dan sakit m enelan. 89 6 . Pe n goba ta n m a la r ia k lin is lihat Lam piran 16 ▪ Pe n a t a la ksa n aa n m a la r ia be r a t a t a u de n ga n k om plik a si a . An a m ne sa  Adanya gej ala m alaria ringan disert ai dengan gej ala m alaria berat dengan kom plikasi di at as.  Riwayat bepergian t inggal didaerah m alaria 1 – 2 m inggu yang lalu.  Riwayat pernah dapat pengobat an m alaria.  Riwayat pernah m enderit a m alaria.  Pernah dikunj ungi oleh orang yang dat ang dari daerah m alaria.

b. Pe m e r ik sa a n Fisik

 Tem perat ur 40º C.  Tekanan darah sist olik 70 m m Hg pada orang dewasa dan pada anak- anak 50 m m Hg.  Nadi cepat dan lem ah kecil.  Frekuensi nafas 35 x per m enit pada orang dewasa at au 40 x per m enit pada balit a, anak dibawah 1 t ahun 50 x per m enit .  Tanda dehidrasi m at a cekung, t urgor dan elast isit as berkurang, lidah kering, produksi urine berkurang .  Tanda-t anda anem ia berat konj ungt iva pucat , t elapak t angan pucat , lidah pucat dan lain- lain .  Pem besaran lim pa dan at au hepar.  Gagal ginj al dit andai dengan oliguri sam pai dengan uria.  Terlihat m at a kuning.  Tanda-t anda perdarahan di kulit pet eki, purpura, hem at om . 90

c. Pe m e r ik sa a n La bor a tor iu m

Tidak dilaksanakan di Pust u, pet ugas Pust u m engam bil sediaan darah unt uk diperiksa di Puskesm as.

d. D ia gn osa M a la r ia Ber a t

Dit em ukan Plam odium falciparum asexual dengan salah sat u m anifest asi m alaria berat , t anpa penyakit lain yang t idak m enyebabkan m anifest asi diat as. e . D ia gn osa Ba n din g  Meningit is ensefalit is  St roke gangguan cerebro vaskuler  Hepat it is  Lept ospirosis  Tipoid ensefalit is  Adanya gej ala dem am t ifoid dit andai dengan penurunan kesadaran dan t anda- t anda t ifoid lainnya.  Sepsis Adanya dem am dengan fokal infeksi yang j elas, penurunan kesadaran, gangguan sirkulasi, lekosit osis dengan t oksik granula didukung hasil biakan m ikrobiologi.  Gagal ginj al

f. Pe n goba ta n

 Tin da k a n Um u m Persiapan penderit a m alaria berat sebelum dirujuk ke Puskesm as at au Rum ah Sakit .  Perbaiki keadaan um um penderit a beri cairan, nut risi dan perawat an um um .  Ukur suhu, nadi, nafas dan t ekanan darah t ensi set iap 30 m enit .. 91  Pe m be r ia n oba t a n t i- m a la r ia Sebelum penderit a diruj uk ke Puskesm as at au Rum ah Sakit bila m em ungkinkan dilakukan pengobat an sebagai berikut : Kin a H Cl 2 5 1 a m pu l be r isi 5 0 0 m l 2 cc Sebelum diruj uk, 1 am pul Kina HCl, dosis 10 m g kg BB dilarut kan dalam 500 m l dekt rose 5 diberikan selam a 8 j am diulang dengan cairan yang sam a set iap 8 j am sam pai penderit a sadar at au dapat m inum obat . Apabila t idak dapat dilakukan infus, Kina HCL dapat juga diberikan secara int ram uskuler t iap 8 j am pada dosis yang sam a dengan pem berian int ravena infus .  Tin da k a n k om plik a si or ga n u m u m Apabila ada kej ang-kej ang, t indakan Phenobarbit al lum inal 100 m g int ram uskuler 1 kali at au Diazepam 10 – 20 m g int ram uskuler int ravenus .

g. Pr ognosa

 Prognosa m alaria berat t ergant ung kecepat an diagnosa dan ket epat an dan kecepat an pengobat an.  Prognosa m alaria berat dengan kegagalan sat u fungsi organ lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi organ.  Mort alit as dengan kegagalan 3 fungsi organ adalah 50 .  Mort alit as dengan kegagalan 4 at au lebih fungsi organ adalah 75 .  Kepadat an parasit lebih 100.000 m ort alit as 1 , kepadat an 100.000 m ort alit as 1 , kepadat an parasit 500.000 m ort alit as lebih 50 . 92 h . Ru j u k an Pen de r it a  Tingkat rujukan  Sem ua penderit a m alaria berat diruj uk ke Puskesm as at au RS Kabupat en Kot a  Apabila penderit a t idak bersedia dirujuk ke Rum ah Sakit paling kurang m aupun dirujuk ke Puskesm as rawat inap.  Cara m erujuk  Set iap m eruj uk penderit a harus disert akan surat ruj ukan yang berisi t ent ang diagnosa, riwayat penyakit , pem eriksaan yang t elah dilakukan dan t indakan yang sudah diberikan.  Apabila dibuat preparat sediaan darah m alaria harus diikut sert akan 4. 4. 4. Pencegahan dan Penanggul angan Penyaki t Campak a. Pencegahan penyakit Campak pada bencana Pada dasarnya upaya pencegahan penyakit cam pak adalah pem berian im unisasi pada usia yang t epat . Pada saat bencana, kerawanan t erhadap penyakit ini m eningkat karena: 1. Mem buruknya st at us kesehat an, t erut am a st at us gizi anak- anak. 2. Konsent rasi penduduk pada suat u t em pat ruang pengungsi . 3. Mobilit as penduduk ant ar wilayah m eningkat kunjungan keluarga . 4. Cakupan im unisasi rendah yang akan m eningkat kan kerawanan yang berat . 93 Oleh karena it u pada saat bencana t indakan pencegahan t erhadap penyakit cam pak ini dilakukan dengan m elaksanakan im unisasi, dengan krit eria: 1. Jika cakupan im unisasi cam pak didesa yang m engalam i bencana 80 , tidak dilaksanakan im unisasi m assal sweeping . 2. Jika cakupan im unisasi cam pak di desa bencana m eragukan m aka dilaksanakan im unisasi t am bahan m assal crash program pada set iap anak usia kurang dari 5 t ahun 6–59 bulan , t anpa m em andang st at us im unisasi sebelum nya dengan t arget cakupan 95 . Bila pada daerah t ersebut belum m elaksanakan im unisasi cam pak secara rut in pada anak sekolah, im unisasi dasar j uga diberikan pada kelom pok usia sekolah dasar kelas 1 sam pai 6. Seringkali karena suasana pada saat dan pasca- bencana t idak m em ungkinkan dilakukan im unisasi m assal, m aka diam bil langkah sebagai berikut : 1. Pengam at an ket at t erhadap m unculnya penderit a cam pak. 2. Jika dit em ukan sat u penderit a cam pak di daerah bencana, im unisasi m assal harus dilaksanakan pada kelom pok pengungsi t ersebut , dengan sasaran anak usia 5–59 bulan dan anak usia sekolah kelas 1 sam pai 6 SD bila belum m elaksanakan BI AS cam pak sam pai hasil pem eriksaan laborat orium m enunj ukkan penderit a posit if t erkena cam pak. I m unisasi t am bahan m assal yang lebih luas dilakukan sesuai dengan krit eria im unisasi t ersebut . 94 3. Jika dit erim a laporan adanya penderit a cam pak di luar daerah bencana, t et api t erdapat kem udahan hubungan kem udahan penularan dengan daerah bencana, penduduk di desa t ersebut dan daerah bencana harus diim unisasi m assal sweeping sesuai krit eria im unisasi. b. Sist em t at al aksana penderit a Campak Berikut adalah sist em t at alaksana penderit a cam pak. 1 . Ru j u k an Pen de r it a Ca m pa k da r i M a sya ra ka t – Pos Ke se h a ta n Pada saat bencana, set iap keluarga, kepala ket ua kelom pok pengungsi, kepala desa m endorong set iap anggot a keluarganya yang m enderit a sakit panas unt uk segera berobat ke pos kesehat an t erdekat t erm asuk penderit a cam pak . Pet ugas m enet apkan diagnosis dan t at alaksana penderit a cam pak dengan benar dan segera m elaporkan ke pet ugas pengam at an penyakit . 2 . Ta t a la k san a Ka sus Bat asan Kasus Cam pak:  Menderit a sakit panas diraba at au diukur dengan t erm om et er 39 C  Bercak kem erahan  Dengan salah sat u gej ala t am bahan: bat uk, pilek, m at a m erah, diare Kom plikasi berat cam pak  Bronchopneum onia  Radang t elinga t engah  Diare 95 3 . La n gk a h - La n gk ah Ta t a la ksa n a  Penet apan diagnosa berdasarkan bat asan diagnosa dan kom plikasi.  Panas kurang dari 3 hari, at au panas t anpa bercak kem erahan dan t idak diket ahui adanya diagnosa lain, m aka: a. Be r ik a n : obat penurun panas paraset am ol

b. An j u r a n :

 Makan dan m inum yang banyak  Mem bersihkan badan  Jika t im bul bercak kem erahan at au sakit nya sem akin m em berat belum sem buh, berobat kem bali ke pos kesehat an.  Panas dan bercak kem erahan dengan salah satu gej ala t am bahan panas 3 – 7 hari . a . Be r ik a n :  Penurun panas paraset am ol  Ant ibiot ik am pisilin, kot rim oksa-sol , lihat t at alaksana I SPA  Vit am in A  Oralit

b. An j u r a n:

 Makan dan banyak m inum  Mem bersihkan badan  Jika t im bul kom plikasi: diare hebat , sesak napas at au radang t elinga t engah m enangis, rewel , segera kem bali ke pos kesehat an.  Jika 3 hari pengobat an belum m em baik, segera kem bali ke pos kesehat an. 96 c. Penyel i di kan dan Penanggul angan KLB Campak Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam penyelidikan dan penanggulangan KLB cam pak, ant ara lain: 1 . Su m be r in for m a si k a su s ca m pa k  Pelaksanaan pengam at an penyakit .  Laporan pet ugas penanggulangan bencana.  Laporan m asyarakat kepala desa, ket ua kelom pok pengungsi at au anggot a m asyarakat lain . 2 . Kr it e r ia KLB Sat u kasus di daerah bencana pada keadaan bencana adalah KLB m asa darurat , m asa rehabilit asi . 3 . La n gk a h - La n gk ah Pen ye lidik a n  Penet apan diagnosa.  Mencari kasus t am bahan dengan pelacakan lapangan, inform asi sem ua kepala desa, ket ua kelom pok pengungsi dan keluarga di daerah bencana.  Mem buat grafik penderit a berdasarkan wakt u kej adian kasus.  Mem buat pem et aan kasus.  Menet apkan daerah dan kelom pok yang banyak penderit a.  Menet apkan daerah at au kelom pok yang t erancam penularan, karena alasan kem udahan hubungan dan alasan rendahnya cakupan im unisasi.  Melaksanakan upaya pencegahan dan m elak- sanakan sist em t at alaksana penderit a cam pak. Ca t a t a n : Pada saat im unisasi m assal, pisahkan ant ara yang sakit dan yang sehat . 97 4. Melaksanakan pengam at an surveilans ket at selam a KLB berlangsung, dengan sasaran pengam at an:  Penderit a: peningkat an kasus, wilayah penyebar- an dan banyaknya kom plikasi dan kem at ian.  Cakupan im unisasi set elah im unisasi m assal.  Kecukupan obat dan sarana pendukung penang- gulangan KLB. 5. Penggerakkan kewaspadaan t erhadap penderit a cam pak dan pent ingnya pencegahan:  Kepala Wilayah: pengarahan penggerakkan kewaspadaan.  Menyusun sist em t at alaksana penderit a cam pak.  Dukungan upaya pencegahan im unisasi m assal . 4. 4. 5. Pember ant asan Penyaki t Menul ar Spesi f i k Lokal Penyakit spesifik lokal di I ndonesia cukup bervariasi berdasarkan daerah Kabupat en Kot a, sepert i penyakit hepat it is, lept ospirosis, penyakit akibat gangguan asap, sert a penyakit lainnya. Penyakit ini didet eksi keberada- annya apabila t ersedia dat a awal kesakit an dan kem at ian di suat u daerah. 4. 5. Air Bersih dan Sanit asi Sepert i diket ahui air m erupakan kebut uhan ut am a bagi kehidupan, dem ikian j uga dengan m asyarakat pengungsi harus dapat t erj angkau oleh ket ersediaan air bersih yang m em adai unt uk m em elihara kesehat annya. Bilam ana air bersih dan sarana sanit asi t elah t ersedia, perlu dilakukan upaya pengawasan dan perbaikan kualit as air bersih dan sarana sanit asi. 98 Tuj uan ut am a perbaikan dan pengawasan kualit as air adalah unt uk m encegah t im bulnya risiko kesehat an aki- bat penggunaan air yang t idak m em enuhi persyarat an. Pada t ahap awal kej adian bencana at au pengungsian k e t e r se dia a n a ir be r sih ba gi pe n gu n gsi perlu m endapat perhat ian, karena t anpa adanya air bersih sangat berpengaruh t erhadap kebersihan dan m ening-kat kan risiko t erj adinya penularan penyakit sepert i diare, t yphus, scabies dan penyakit lainnya. 1 . St a n da r m in im u m k e bu tu h a n a ir ber sih  Priorit as pada hari pert am a awal kej adian bencana at au pengungsian kebut uhan air bersih yang harus disediakan bagi pengungsi adalah 5 lit er orang hari. Jum lah ini dim aksudkan hanya unt uk m em enuhi kebut uhan m inim al, sepert i m asak, m akan dan m inum . H a r i I pe n gu n gsian : 5 lit e r or g h ar i  Pada hari kedua dan set erusnya harus segera diupayakan unt uk m eningkat kan volum e air sam pai sekurang kurangnya 15–20 lit er orang hari. Volum e sebesar ini diperlukan unt uk m em e-nuhi kebut uhan m inum , m asak, m andi dan m encuci. Bilam ana hal ini t idak t erpenuhi, sangat besar pot ensi risiko t erj adinya penularan penyakit , t erut am a penyakt penyakit berbasis lingkungan. H a r i be r ik u t n ya : 2 0 lit e r or g h ar i  Bagi fasilit as pelayanan kesehat an dalam rangka m elayani korban bencana dan pengungsian, volum e sir bersih yang perlu disediakan di Puskesm as at au rum ah sakit : 50 lit er org hari. 99 2 . Su m be r a ir be rsih da n pe n golah a nn ya  Bila sum ber air bersih yang digunakan unt uk pengungsi berasal dari sum ber air perm ukaan sungai, danau, laut , dan lain- lain , sum ur gali, sum ur bor, m at a air dan sebagainya, perlu segera dilakukan pengam anan t erhadap sum ber- sum ber air t ersebut dari kem ungkinan t erj adinya pence-m aran, m isalnya dengan m elakukan pem agaran at aupun pem asangan papan pengum um an dan dilakukan perbaikan kualit asnya.  Bila sum ber air diperoleh dari PDAM at au sum ber lain yang cukup j auh dengan t em pat pengung- sian, harus dilakukan pengangkut an dengan m obil t angki air.  Unt uk pengolahan dapat m enggunakan alat penyuling air wat er purifier wat er t reat m ent plant . 3 . Be be r a pa ca r a pen dist r ibu sia n a ir be r sih be r da sa r ka n su m ber n ya  Air Perm ukaan sungai dan danau a. Diperlukan pom pa unt uk m em om pa air ke t em pat pengolahan air dan kem udian ke t angki penam pungan air di t em pat penam pungan pengungsi b. Area disekit ar sum ber harus dibebaskan dari kegiat an m anusia dan hewan  Sum ur gali a. Lant ai sum ur harus dibuat kedap air dan dilengkapi dengan SPAL saluran pem buangan air lim bah b. Bilam ana m ungkin dipasang pom pa unt uk m enyalurkan air ke t angki t angki penam pungan air 100  Sum ur Pom pa Tangan SPT a. Lant ai sum ur harus dibuat kedap air dan dilengkapi dengan SPAL saluran pem buangan air lim bah b. Bila lokasinya agak j auh dari t em pat penam pungan pengungsi harus disediakan alat pengangkut sepert i gerobak air dan sebagainya  Mat a Air a. Perlu dibuat bak penam pungan air unt uk kem udian disalurkan dengan pom pa ke t angki air b. Bebaskan area sekit ar m at a air dari kem ungkinan pencem aran 4 . Ta n gk i pe na m pu n ga n a ir be rsih di t e m pa t pe n gu n gsia n Tem pat penam pungan air di lokasi pengungsi dapat berupa t angki air yang dilengkapi dengan kran air. Unt uk m encegah t erj adinya ant rian yang panj ang dari pengungsi yang akan m engam bil air, perlu diperhat ikan j arak t angki air dari t enda pengungsi m inim um 30 m et er dan m aksim um 500 m et er. Unt uk keperluan penam pungan air bagi kepent ingan sehari hari keluarga pengungsi, sebaiknya set iap keluarga pengungsi disediakan t em pat penam pungan air keluarga dalam bent uk em ber at au j erigen volum e 20 lit er. 101 4. 5. 1. Per bai kan dan Pengawasan Kual i t as Ai r Ber sih Pada sit uasi bencana dan pengungsian um um nya sulit m em peroleh air bersih yang sudah m em enuhi persya- rat an, oleh karena it u apabila air yang t ersedia t idak m em enuhi syarat , baik dari segi fisik m aupun bakt eriologis, perlu dilakukan: Buang at au singkirkan bahan pencem ar dan lakukan hal berikut . 1. Lakukan penj ernihan air secara cepat apabila t ingkat kekeruhan air yang ada cukup t inggi. 2. Lakukan desinfeksi t erhadap air yang ada dengan m enggunakan bahan bahan desinfekt an unt uk air 3. Periksa kadar sisa klor bilam ana air dikirim dari PDAM 4. Lakukan pem eriksaan kualit as air secara berkala pada t it ik - t it ik dist ribusi 4. 5. 2. Perbaikan Kual it as Air Bilam ana air yang t ersedia t idak m em enuhi syarat , baik dari segi fisik m aupun bakt eriologis dapat dilakukan upaya perbaikan m ut u air seprt i berikut : 1 . Pe n j e r n iha n Air Ce pa t , m en ggu n a k an :  Alum unium Sulfat Taw as Cara Penggunaan: a. Sediakan air baku yang akan dij ernihkan dalam em ber 20 lit er b. Tuangkan cam puran t awas yang sudah digerus sebanyak ½ sendok t eh dan langsung diaduk perlahan selam a 5 m enit sam pai larut an m erat a c. Diam kan selam a 10–20 m enit sam pai t erbent uk gum palan flok dari kot oran lum pur dan biarkan m engendap. Pisahkan bagian air yang j ernih yang 102 berada di at as endapan, at au gunakan selang plast ik unt uk m endapat kan air bersih yang siap digunakan d. Bila akan digunakan unt uk air m inum agar t erlebih dahulu direbus sam pai m endidih at au didesinfeksi dengan aquat abs  Poly Alum unium Chlorida PAC Lazim disebut penj ernih air cepat yait u polim er dari garam alum unium chloride yang dipergunakan sebagai koagulan dalam proses penj ernihan air sebagai penggant i alum unium sulfat . Kem asan PAC t erdiri dari: a. Cairan yait u koagulan yang berfungsi unt uk m enggum palkan kot oran lum pur yang ada di dalam air b. Bubuk put ih yait u kapur yang berfungsi unt uk m enet ralisir pH Cara Penggunaan: a. Sediakan air baku yang akan dij ernihkan dalam em ber sebanyak 100 lit er b. Bila air baku t ersebut pH nya rendah asam , t uangkan kapur kant ung bubuk put ih t erlebih dahulu agar pH air t ersebut m enj adi net ral pH= 7 . Bila pH air baku sudah net ral t idak perlu digunakan lagi kapur c. Tuangkan larut an PAC kant ung A kedalam em ber yang berisi air lalu aduk perlahan lahan selam a 5 m enit sam pai larut an t ersebut m erat a d. Set elah diaduk m erat a biarkan selam a 5 – 10 m enit sam pai t erbent uk gum palan flok flok dari kot oran lum pur dan m engendap. Pisahkan air yang j ernih dari endapan at au gunakan selang plast ik unt uk m endapat kan air bersih yang siap digunakan 103 e. Bila akan digunakan sebagai air m inm agar t erlebih dahulu direbus sam pai m endidih at au di desinfeksi dengan aquat abs 2 . D e sinfe k si Air Proses desinfeksi air dapat m enggunakan  Kaporit Ca OCl 2 a. Air yang t elah dij ernihkan dengan t awas at au PAC perlu dilakukan desinfeksi agar t idak m engandung kum an pat ogen. Bahan desinfekt an unt uk air yang um um digunakan adalah kaporit 70 klor akt if . b. Kaporit adalah bahan kim ia yang banyak digunakan unt uk desinfeksi air karena m urah, m udah didapat dan m udah dalam penggunaanya. c. Banyaknya kaporit yang dibut uhkan unt uk desinfeksi 100 lit er air unt uk 1 KK 5 orang dengan sisa klor 0,2 m g lit er adalah sebesar 71,43 m g hari 72 m g hari .  Aquat abs Aqua t ablet a. Sesuai nam anya aquat abs berbent uk t ablet , set iap t ablet aquat abs 8,5 m g digunakan unt uk m endesinfeksi 20 lit er air bersih, dengan sisa klor yang dihasilkan 0,1 – 0,15 m g lit er b. Set iap 1 KK 5 j iwa dibut uhkan 5 t ablet aquat abs per hari unt uk m endesinfeksi 100 lit er air bersih.  Air rahm at , m erupakan bahan desinfeksi unt uk m em perbaiki kualit as air bersih. 104 4. 5. 3. Pengawasan Kual it as Air Pengawasan kualit as air dapat dibagi m enj adi beberapa t ahapan, ant ara lain: 1. Pada awal dist r ibusi air  Air yang t idak dilakukan pengolahan awal, perlu dilakukan pengawasan m ikrobiologi, t et api unt uk m elihat secara visual t em pat nya, cukup m enilai ada t idaknya bahan pencem ar disekit ar sum ber air yang digunakan.  Perlu dilakukan t est kekeruhan air unt uk m enent ukan perlu t idaknya dilakukan pengolahan awal.  Perlu dilakukan t est pH air, karena untuk desinfeksi air m em erlukan proses lebih lanjut bilam ana pH air sangat t inggi pH 5 .  Kadar klor harus t et ap dipert ahankan agar t etap 2 kali pada kadar klor di kran t erakhir rant ai akhir , yait u 0,6 – 1 m g lit er air. 2. Pada dist ribusi air t ahap peny alur an air , seper t i di m obil t angki air perlu dilakukan pem eriksaan kadar sisa klor. 3. Pada ak hir dist r ibusi air , seper t i di t angki penam pungan air, bila air t idak m engandung sisa klor lagi perlu dilakukan pem eriksaan bakt eri Coliform . Pem eriksaan kualit as air secara berkala perlu dilakukan m eliput i: 1. Sisa klor Pem eriksaan dilakukan beberapa kali sehari pada set iap t ahapan dist ribusi unt uk air yang m elewat i pengolahan 2. Kekeruhan dan pH Pem eriksaan dilakukan m ingguan at au bilam ana t erj adi perubahan cuaca, m isalkan huj an. 3. Bakt eri E. coli t inj a Pem eriksaan dilakukan m ingguan disaat KLB diare dan periode em ergency dan pem eriksaan dilakukan bulanan 105 pada sit uasi yang sudah st abil dan pada periode paska bencana. 4. 5. 4. Pembuangan Kot oran Langkah langkah yang diperlukan: 1. Pada awal t erj adinya pengungsian perlu dibuat j am ban um um yang dapat m enam pung kebut uhan sej um lah pengungsi. Cont oh j am ban yang sederhana dan dapat disediakan dengan cepat adalah j am ban kolekt if j am ban j am ak . Pada awal pengungsian: 1 sa t u j a m ba n dipa k a i ole h 5 0 – 1 0 0 or g Pem eliharaan t erhadap j am ban harus dilakukan dan diawasi secara ket at dan lakukan desinfeksi di area sekit ar j am ban dengan m enggunakan kapur, lisol dan lain- lain. 2. Pada hari hari berikut nya set elah m asa em ergency berakhir, pem bangunan j am ban darurat harus segera dilakukan dan 1 sat u j am ban disarankan dipakai t idak lebih dari 20 orang. 1 sa t u j a m ba n dipa k a i ole h 2 0 or an g Jam ban yang dibangun di lokasi pengungsi disarankan:  Ada pem isahan peruntukannya khusus laki laki dan wanit a  Lokasi m aksim al 50 m et er dari t enda pengungsi dan m inim al 30 m et er dari sum ber air.  Konstruksi j am ban harus kuat dan dilengkapi dengan t ut up pada lubang j am ban agar t idak m enj adi t em pat berkem bang biak lalat 106 4. 5. 5. Sani t asi Pengel ol aan Sampah Kegiat an yang dilakukan dalam upaya sanit asi pengelolaan sam pah, ant ara lain: 1 . Pe n gu m pu lan Sa m pa h  Sam pah yang dihasilkan harus dit am pung pada t em pat sam pah keluarga at au sekelom pok keluarga  Disarankan m enggunakan t em pat sam pah yang dapat dit ut up dan m udah dipindahkan diangkat unt uk m enghindari lalat sert a bau, unt uk it u dapat digunakan pot ongan drum at au kant ung plast ik sam pah ukuran 1 m x 0,6 m unt uk 1 – 3 keluarga  Penem pat an t em pat sam pah m aksim um 15 m et er dari t em pat hunian  Sam pah dit em pat sam pah t ersebut m aksim um 3 t iga hari harus sudah diangkut ke t em pat pem buangan akhir at au t em pat pengum pulan sem ent ara. 2 . Pe n ga n gku t a n Sa m pa h Pengangkut an sam pah dapat dilakukan dengan gerobak sam pah at au dengan t ruk pengangkut sam pah unt uk diangkut ke t em pat pem buangan akhir. 3 . Pe m bu a n gan Akh ir Sa m pa h Pem buangan akhir sam pah dapat dilakukan dengan beberapa cara, sepert i pem bakaran, penim bunan dalam lubang galian at au parit dengan ukuran dalam 2 m et er lebar 1,5 m et er dan panj ang 1 m et er unt uk keperluan 200 orang. Perlu diperhat ikan bahwa lokasi pem buangan akhir harus j auh dari t em pat hunian dan j arak m inim al dari sum ber air 10 m et er. 107 4. 5. 6. Pengawasan dan Pengendal i an Vekt or Jenis vekt or yang perlu m endapat kan perhat ian di lokasi pengungsi adalah lalat , t ikus sert a nyam uk. Upaya yang dilakukan berupa: 1. Pem buangan sam pah sisa m akanan dengan baik 2. Bilam ana diperlukan dapat m enggunakan insekt isida 3. Tet ap m enj aga kebersihan individu selam a berada di lokasi pengungsi 4. Penyediaan sarana pem buangan air lim bah SPAL dan pem buangan sam pah yang baik 5. Kebiasaan penanganan m akanan secara higienis Pelaksanaan pengendalian vekt or pada kej adian bencana dapat dilakukan m elalui: 1 . Pe n ge lolaa n Lin gk un ga n  Menghilangkan tem pat perindukan vekt or seperti genangan air, t um pukan sam pah  Bersam a sam a pengungsi m elakukan : a. Mem beri t ut up pada t em pat sam pah b. Menim bun sam pah yang dapat m enj adi sarang nyam uk c. Mem buat saluran air lim bah d. Menj aga kebersihan lingkungan e. Mem bersihkan dan m enj aga kebersihan j am ban 2 . Pe n gen da lia n de n ga n ba ha n k im ia  Dilakukan dengan cara penyem prot an, pengasapan pengkabut an diluar t enda pengungsi dengan m enggunakan insekt isida  Penyem prot an dengan insektisida sedapat m ungkin dihindari dan hanya dilakukan unt uk m enurunkan populasi vekt or secara drast is apabila dengan cara lain t idak m em ungkinkan  Frekuensi penyem prot an, pengasapan peng- kabut an sert a j enis insekt isida yang digunakan sesuai dengan rekom endari dari Dinas Kesehat an set em pat . 108 4. 5. 7. Pengawasan dan Pengamanan Makanan dan Mi numan Pengawasan t at a cara pengolahan dan penyediaan m akanan m inum an bagi pengungsi bert ujuan m encegah t erj adinya penularan penyakit m elalui m akanan dan m inum an. Upaya yang dilakukan ant ara lain: 1. Menj aga kebersihan pengolahan m akanan yang m em enuhi syarat kesehat an dengan cara cara penanganan yang benar 2. Penyim panan bahan m akanan m aupun m akanan m at ang dilakukan secara baik dan benar agar t idak m enj adi m edia perkem bang biakan vekt or sert a bibit penyakit . 4. 6. Surveil ans Penyakit dan Fakt or Risiko Surveilans penyakit dan fakt or risiko pada um um nya m erupakan suat u upaya unt uk m enyediakan inform asi kebut uhan pelayanan kesehat an di lokasi bencana dan pengungsian sebagai bahan t indakan kesehat an segera. Secara khusus, upaya t ersebut dit ujukan unt uk m enyediakan inform asi kem at ian dan kesakit an penyakit pot ensial wabah yang t erjadi di daerah bencana; m engiden- t ifikasikan sedini m ungkin kem ungkinan t erj adinya peningkat an j um lah penyakit yang berpot ensi m enim bul- kan KLB; m engident ifikasikan kelom pok risiko t inggi t erhadap suat u penyakit t ert ent u; m engident ifikasikan daerah risiko t inggi t erhadap penyakit t ert ent u; dan m engidentifikasikan st atus gizi buruk dan sanitasi lingkungan. 109 Langkah- langkah surveilans penyakit di daerah bencana m eliput i: 1. Pengum pulan dat a  Dat a kesakit an dan kem at ian a. Dat a kesakit an yang dikum pulkan m eliput i j enis penyakit yang diam at i berdasarkan kelom pok usia lihat Lam piran 8 dan 10 unt uk form BA-3 dan BA-5 b. Dat a kem at ian adalah set iap kem at ian pengungsi, penyakit yang kem ungkinan m enj adi penyebab kem at ian berdasarkan kelom pok usia lihat Lam piran 11 dan 12 unt uk form BA-6 dan BA-7 c. Dat a denom inat or jum lah korban bencana diperlukan unt uk m enghit ung pengukuran epidem iologi, m isalnya angka insidensi, angka kem at ian, dsb  Sum ber dat a Dat a dikum pulkan m elalui laporan m asyarakat , pet ugas pos kesehat an, pet ugas Rum ah Sakit , koordinat or penanggulangan bencana set em pat .  Jenis form a. Form BA-3: Regist er Harian Penyakit pada Korban Bencana b. Form BA- 4: Rekapit ulasi Harian Penyakit Korban Bencana c. Form BA-5: Laporan Mingguan Penyakit Korban Bencana d. Form BA- 6: Regist er Harian Kem at ian Korban Bencana e. Form BA-7: Laporan Mingguan Kem at ian Korban Bencana 110 2. Pengolahan dan penyaj ian dat a Dat a surveilans yang t erkum pul diolah unt uk m enyaj ikan inform asi epidem iologi sesuai kebut uhan. Penyaj ian dat a m eliput i deskripsi m aupun grafik dat a kesakit an penyakit m enurut um ur dan dat a kem at ian m enurut penyebabnya akibat bencana. 3. Analisis dan int erpret asi Kaj ian epidem iologi m erupakan kegiat an analisis dan int erpret asi dat a epidem iologi yang dilaksanakan oleh t im epidem iologi. Langkah- langkah pelaksanaan analisis:  Menentukan priorit as m asalah yang akan dikaji  Merum uskan pem ecahan m asalah dengan m em - perhat ikan efekt ifit as dan efisiensi kegiat an  Menetapkan rekomendasi sebagai tindakan korektif. 4. Penyebarluasan inform asi Penyebaran inform asi hasil analisis disam paikan kepada pihak - pihak yang berkepent ingan. 4.6.1. Proses Kegiatan Surveilans a. Kegiatan di Pos Kesehatan Kegiatan surveilans yang dilakukan di pos kesehatan, antara lain: 1. Pengum pulan dat a kesakit an penyakit yang diam ati dan kem atian m elalui pencat atan harian kunjungan rawat jalan form BA-3 dan BA-6. 2. Validasi dat a agar dat a m enjadi sahih dan akurat , Pengolahan dat a kesakitan m enurut jenis penyakit dan golongan um ur per m inggu form BA-4. 111 3. Pem buat an dan pengirim an laporan form BA-5 dan BA-7. Dalam kegiatan pengum pulan data kesakitan penyakit yang ditujukan pada penyakit-penyakit yang m em punyai potensi m enim bulkan terjadinya wabah, dan m asalah kesehatan yang bisa m em berikan dam pak jangka panjang terhadap kesehatan dan at au m em iliki fat alit as t inggi. Jenis penyakit yang diam at i , ant ara lain: 1. Diare berdarah 2. Cam pak 3. Diare 4. Dem am berdarah dengue 5. Pnem onia 6. Lum puh layuh akut AFP 7. I SPA non- pneum onia 8. Tersangka hepat it is 9. Malaria klinis 10. Gizi buruk, dsb. Apabila pet ugas kesehat an di pos kesehat an, m aupun puskesm as m enem ukan at au m encurigai kem ungkinan adanya peningkat an kasus-kasus t ersangka penyakit yang dit ularkan m elalui m akanan foodborne diasease at aupun penyakit lain yang jum lahny a m eningkat dalam kurun wakt u singkat , m aka pet ugas yang bersangkut an harus m elaporkan keadaan t ersebut secepat m ungkin ke Puskesm as terdekat atau Dinas Kesehatan Kabupaten Kota. b. Kegiatan di Puskesmas Kegiatan surveilans yang dilakukan di puskesm as, antara lain: 1. Pengum pulan dat a kesakit an penyakit - penyakit yang diam at i dan kem at ian m elalui pencat at an harian kunj ungan rawat j alan dan rawat inap pos kesehat an yang ada di wilayah kerj a form BA-3, BA- 6 . 2. Validasi dat a agar dat a m enj adi sahih dan akurat . 112 3. Pengolahan dat a kesakit an m enurut j enis penyakit , golongan usia dan t em pat t inggal per m inggu form BA- 4 . 4. Pem buat an dan pengirim an laporan form BA- 5 dan BA- 7 . c. Kegiatan di Rumah Sakit Kegiat an surveilans yang dilakukan di Rum ah Sakit, ant ara lain: 1. Pengum pulan dat a kesakit an penyakit yang diam ati dan kem atian m elalui pencat at an rujukan kasus harian kunjungan rawat jalan dan rawat inap dari para korban bencana form BA-3, BA-6. 2. Validasi data agar dat a m enjadi sahih dan akurat. 3. Pengolahan data kesakit an m enurut jenis penyakit , golongan usia dan t em pat tinggal per minggu form BA-4. 4. Pem buat an dan pengirim an laporan form BA-5 dan BA-7. d. Kegiatan di Kabupaten Kota Kegiatan surveilans yang dilakukan di tingkat Kabupaten Kota, ant ara lain: 1. Pengum pulan dat a berupa j enis bencana, keadaan bencana, kerusakan sarana kesehat an, angka kesakit an penyakit yang diam at i dan angka kem at ian korban bencana yang berasal dari puskesm as, Rum ah Sakit , at au Poskes khusus form BA-1, BA- 2 . 2. Pengum pulan dat a berupa j enis bencana, keadaan bencana, kerusakan sarana kesehat an, angka kesakit an penyakit yang diam at i dan angka kem at ian korban bencana yang berasal dari Puskesm as, Rum ah Sakit at au Poskes khusus form BA- 1, BA- 2 3. Surveilans akt if unt uk penyakit t ert ent u form BA-3 dan BA-6 4. Validasi dat a agar dat a m enj adi sahih dan akurat 5. Pengolahan dat a kesakit an m enurut j enis penyakit , golongan um ur dan t em pat t inggal per m inggu form BA-4 113 6. Pert em uan t im epidem iologi kabupat en kot a unt uk m elakukan analisis dat a dan m erum uskan rekom endasi rencana t indak lanjut Penyebar - luasan inform asi. e. Kegiatan di Provinsi Kegiatan surveilans yang dilakukan di tingkat Provinsi, antara lain: 1. Pengum pulan dat a kesakit an penyakit-penyakit yang diam ati dan kem atian korban bencana yang berasal dari Dinas Kesehat an Kabupaten Kot a form BA-1, BA-2, BA-6 dan BA-7. 2. Surveilans aktif untuk penyakit-penyakit t ertentu. 3. Validasi data agar dat a m enjadi sahih dan akurat. 4. Pengolahan dat a kesakit an m enurut jenis penyakit , golongan um ur dan tem pat tinggal per m inggu form BA-4. 5. Pert em uan tim epidem iologi provinsi untuk m elakukan analisis dat a dan m erum uskan rekom endasi rencana tindak lanjut . Penyebarluasan inform asi Pem buat an dan pengirim an laporan form BA-5 dan form BA-7. f . Keluaran Adanya rekom endasi dari hasil kajian analisis dat a oleh tim epidem iologi diharapkan dapat m enet apkan rencana kegiat an korektif yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan. Rencana kegiat an korektif ini tentunya dapat m enekan peningkatan penyakit khususnya penyakit m enular di lokasi bencana yang akhirnya m enekan angka kem atian akibat penyakit pada pasca bencana. 114 4. 6. 2. Sur vei l ans Fakt or Ri si ko Survailans fakt or risiko dilakukan terhadap kondisi lingkungan disekit ar lokasi bencana atau lokasi penam pungan pengungsi yang dapat m enjadi fakt or ririko tim bulnya at au persebaran penyakit t erhadap pengungsi. Kegiat an ini dilakukan dengan cara m engidentifikasi: 1. Cakupan pelayanan air bersih. 2. Cakupan pem anfaat an sarana pem buangan kot oran. 3. Pengelolaan sam pah. 4. Pengam anan m akanan. 5. Tingkat kepadat an vektor. 6. Kebersihan lingkungan. 7. Tem pat-tem pat yang berpot ensi m enjadi t em pat perindukan vekt or genangan air, sum ber pencem aran, dll 4. 7. Surveil ans Gizi Darurat 4. 7. 1. Regist rasi Pengungsi Regist rasi perlu dilakukan secepat m ungkin unt uk m enget ahui j um lah Kepala Keluarga, j um lah j iwa, j enis kelam in, usia dan kelom pok rawan balit a, bum il, but eki, dan usila . Di sam ping it u diperlukan dat a penunj ang lainnya m isalnya: luas wilayah, j um lah cam p, dan sarana air bersih. Dat a t ersebut digunakan unt uk m enghit ung kebut uhan bahan m akanan pada t ahap penyelam at an dan m erencanakan t ahapan surveilans berikut nya. 115 4. 7. 2. Pengumpul an Dat a Dasar Gizi Dat a yang dikum pulkan adalah dat a ant ropom et ri yang m eliput i, berat badan, t inggi badan dan um ur unt uk m enent ukan st at us gizi, dikum pulkan m elalui survei dengan m et odologi surveilans at au survei cepat . Disam ping it u diperlukan dat a penunj ang lainnya sepert i, diare, I SPA, Pneum onia, cam pak, m alaria, angka kem at ian kasar dan kem at ian balit a. Dat a penunj ang ini diperoleh dari sum ber t erkait lainnya, sepert i survei penyakit dari P2PL. Dat a ini digunakan unt uk m enent ukan t ingkat kedarurat an gizi dan j enis int ervensi yang diperlukan. 4. 7. 3. Penapisan Penapisan dilakukan apabila diperlukan int ervensi PMT darurat t erbat as dan PMT t erapi. Unt uk it u dilakukan pengukuran ant ropom et ri BB TB sem ua anak unt uk m enent ukan sasaran int ervensi. Pada kelom pok rent an lainnya sepert i bum il, but eki dan usila, penapisan dilakukan dengan m elakukan pengukuran Lingkar Lengan At as LI LA. Unt uk keperluan surveilans gizi pengungsi, beberapa hal yang perlu disiapkan adalah: 1. Pet ugas pelaksana adalah t enaga gizi Ahli gizi at au t enaga pelaksana gizi yang sudah m endapat lat ihan khusus penanggulangan gizi dalam keadaan darurat . Jum lah pet ugas pelaksana gizi m inim al t iga orang t enaga gizi t erlat ih, agar surveilans dapat dilakukan secepat m ungkin. Tenaga pelaksana gizi ini akan bekerj a secara t im dengan surveilans penyakit at au t enaga kedarurat an lainnya. 116 2. Alat unt uk ident ifikasi, pengum pulan dat a dasar, pem ant auan dan evaluasi:  Form ulir unt uk regist rasi awal dan pengum pulan dat a dasar dan screening penapisan; dan j uga form ulir unt uk pem ant auan dan evaluasi secara periodik.  Alat ukur ant ropom et ri unt uk balit a dan kelom pok um ur golongan rawan lainnya. Unt uk balit a diperlukan t im bangan berat badan dacin salt er , alat ukur panj ang badan port able , dan m edline m et eran .  Monit oring pert um buhan unt uk balit a KMS .  Jika m em ungkinkan disiapkan kom put er yang dilengkapi dengan sist em aplikasi unt uk pem ant auan set iap individu. 3. Melakukan kaj ian dat a surveilans gizi dengan m engint egrasikan inform asi dari surveilans lainnya penyakit dan kem at ian . Peran LSM Internasional dan Lokal LSM internasional maupun lokal yang mempunyai pos kesehatan untuk m emberikan pelayanan kesehatan kepada para korban bencana sangat diharapkan bisa m enginform asikan kepada petugas kesehatan yaitu melaporkan penyakit-penyakit yang telah disebut dalam petunjuk teknis ini kepada Puskesm as atau Dinas Kesehatan Kabupaten Kota setem pat sesuai dengan format yang ada dalam buku petunjuk ini. 117 4. 8. Penanganan Gizi Darurat 4. 8. 1. Penanganan Gi zi Dar ur at pada Bayi dan Anak Penanganan gizi darurat pada bayi dan anak pada um um nya dit uj ukan unt uk m eningkat kan st at us gizi, kesehat an, dan kelangsungan hidup bayi dan anak dalam keadaan darurat m elalui pem berian m akanan yang opt im al. Sem ent ara, secara khusus, penanganan t ersebut dit ujukan unt uk m eningkat kan penget ahuan pet ugas dalam pem berian m akanan bayi dan anak badut a; m eningkat kan ket ram pilan pet ugas dalam m engenali dan m em ecahkan m asalah pada pem berian m akanan bayi dan badut a dalam keadaan darurat ; dan m eningkat kan kem am puan pet ugas dalam m endukung t erhadap pem berian m akanan yang baik dalam keadaan darurat . 4. 8. 2. Pember i an Ai r Susu Ibu ASI pada Bayi Pem berian ASI m erupakan cara pem berian m akanan alam i dan t erbaik bagi bayi dan anak badut a, baik dalam sit uasi norm al t erlebih dalam sit uasi darurat . Pem berian ASI pada bayi 0- 6 bulan: 1. Berikan hanya ASI saj a ASI Eksklusif 2. Berikan kolost rum 3. Berikan ASI dari kedua payudara. Berikan ASI dari sat u payudara sam pai kosong, kem udian pindah ke payudara lainnya. Pem berian ASI dilakukan 8-10 kali set iap hari. 118 Pe m be r ia n M a k a na n pa da An a k 6 - 1 2 Bu la n Set elah um ur 6 bulan, set iap bayi m em but uhkan m akanan lunak yang bergizi yang sering disebut . 4. 8. 3. Makanan Pendampi ng ASI MP-ASI MP- ASI m erupakan m akanan peralihan dari ASI ke m akanan keluarga. Pengenalan dan pem berian MP- ASI harus dilakukan secara bert ahap baik bent uk m aupun j um lahnya, sesuai dengan kem am puan pencernaan bayi anak. Pada keadaan biasa, MP- ASI dibuat dari m akanan pokok yang disiapkan secara khusus unt uk bayi, dan diberikan 2–3 kali sehari sebelum anak berusia 12 bulan. Kem udian pem berian dit ingkat kan 3–5 kali sehari sebelum anak berusia 24 bulan. MP- ASI harus bergizi t inggi dan m em punyai bent uk yang sesuai dengan um ur bayi dan anak badut a. Sem ent ara it u ASI harus t et ap diberikan secara t erat ur dan sering. Anj uran Cara Pemberian Makanan Bayi  Berikan ASI segera set elah lahir dalam wakt u 30 menit pert ama  Berikan hanya ASI saj a sej ak lahir sampai umur 6 bulan ASI Eksklusif  Tet ap memberikan ASI sampai anak berumur 2 t ahun.  Berikan makanan pendamping ASI set elah bayi berusia 6 bulan. 119 Gambar 13. Pola makanan bayi usia 0 – 24 bulan Usia bu la n ASI M a k a n an Lu m a t M a k a n an Lu n a k M a k a n an Pa da t 0 – 6 6 – 9 9 – 12 12 – 24 Dalam keadaan darurat , bayi dan balit a seharusnya m endapat MP-ASI unt uk m encegah kekurangan gizi. Unt uk m em peroleh MP- ASI yang baik yang dibuat secara lokal, perlu diberi t am bahan vit am in dan m ineral pada m akanan wakt u akan dihidangkan. Jenis- j enis MP- ASI dapat dilihat dari buku st andar. Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam pem berian m akanan bayi dan anak badut a yang dihadapi di lapangan, sebagai berikut : 1. Mem aham i perasaan ibu t erhadap kondisi yang sedang dialam i 2. Mem berikan priorit as kepada ibu m enyusui unt uk m endapat kan dist ribusi m akanan t epat wakt u 3. Anj urkan ibu agar t enang dan bangkit kan m ot ivasi ibu unt uk m enyusui bayinya 4. Anj urkan ibu agar m engonsum si m akanan bergizi seim bang yang cukup jum lahnya 5. Mem ast ikan ibu m endapat t am bahan m akanan dan cairan yang m encukupi 6. Beri pelayanan dan perawat an kesehat an yang m em adai 7. Mem berikan perhat ian khusus dan dukungan t erus- m enerus pada ibu unt uk m engat asi m it os at au kepercayaan yang salah t ent ang m enyusui 120 8. Mem berikan penyuluhan pada t okoh m asyarakat , t okoh agam a dan keluarga yang dapat m endukung ibu unt uk m enyusui 9. Menyediakan t em pat -t em pat unt uk m enyusui yang m em adai at au kam ar lakt asi 10. Mengawasi sum bangan susu form ula sert a m enolak sum bangan yang t idak m em iliki label, kem asan yang rusak, bahasa yang t idak dipaham i pengguna, bat as kedaluarsa m inim al 6 bulan sebelum t anggal kadaluarsa 11. Jika ibu bayi t idak ada m eninggal , ibu sakit berat , at au ibu t idak dapat m enyusui lagi, m aka kepada bayi diberikan alt ernat if lain yait u:  Mencari kem ungkinan donasi ASI dari ibu yang sedang m enyusui  Khusus untuk bayi 0- 6 bulan dapat diberikan susu form ula, dengan m enggunakan cangkir dan t idak boleh m enggunakan bot ol at au dot . Susu form ula diberikan sesuai dengan pet unjuk penggunaan  Susu form ula harus dipersiapkan dengan m enggunakan air m asak.  Tidak dianj urkan diberikan m akanan lain  Susu kent al m anis t idak boleh diberikan pada bayi 1 t ahun . 121 4. 8. 4. Ident i f i kasi Car a Pember i an Makanan Bayi dan Anak 1 . I de n t ifik a si Se de r h an a I dent ifikasi sederhana m em iliki beberapa kelebihan, ant ara lain:  Mudah dilakukan  Dilakukan secara individu  Tidak diperlukan ket eram pilan m edis at au gizi  Dapat m enentukan apakah dalam wakt u singkat bayi berisiko kekurangan m akanan Hasil ident ifikasi sederhana akan m enent ukan apakah pasangan ibu dan bayi perlu diruj uk unt uk m endapat ident ifikasi lengkap. 2 . I de n t ifik a si Le n gk a p I dent ifikasi lengkap biasanya dilakukan di t em pat fasilit as kesehat an unt uk m enget ahui:  Apakah posisi ibu dan bayi saat m enyusui sudah benar?  Apakah perlekat an bayi pada payudara ibu sudah benar? Apabila bayi t erpaksa diber ikan susu f or mula, gunakan cangkir gelas, j angan diber ikan dengan bot ol dan dot , kar ena:a dalam bot ol dan dot ser ing t er t inggal sisa susu bayi, b sisa susu bayi menj adi t empat yang subur bagi t umbuhnya kuman sehingga membuat bayi diar e, bat uk dan demam, c bagian dalam bot ol dan dot sangat sulit sekali diber sihkan. Susu f or mula t idak dianj urkan diber ikan kepada bayi kar ena: - susu f or mula mudah t er kont aminasi - pember ian susu f or mula yang t er lalu encer akan membuat bayi kur ang gizi - pember ian susu f or mula yang t er lalu kent al akan membuat bayi kegemukan 122  Apakah ibu percaya diri dalam m enyusui?  Apakah produksi ASI cukup dan lancar?  Apakah pem berian m akanan bayi dan anak badut a sesuai um ur?  Keadaan gizi dan kesehat an bayi dan anak badut a? 4. 8. 5. Penanganan Gi zi Dar ur at pada Kel ompok Usi a 24 Bul an Upaya penanganan gizi darurat pada bayi usia 24 bulan pada um um nya dilakukan unt uk m encegah m em buruk -nya st at us gizi dan unt uk m eningkat kan st at us gizi m asyarakat di pengungsian. Upaya ini j uga dit uj ukan unt uk m em ant au perkem bangan st at us gizi pengungsi m elalui kegiat an surveilans, m enyelenggarakan pelayan- an gizi sesuai dengan t ingkat m asalah gizi t ingkat kedarurat an , dan unt uk m ewujudkan koordinasi lint as program dan lint as sekt or. Upaya ini dit ujukan bagi m asyarakat pengungsi t erut am a kelom pok rawan yait u balit a, ibu ham il, ibu m enet eki dan usia lanj ut . Prinsip penanganan gizi darurat t erdiri dari 2 t ahap yait u t ahap penyelam at an dan t ahap t anggap darurat . 4. 9. Tahap Penanganan Gi zi Darurat Tahapan di dalam penanganan gizi darurat , ant ara lain: 1 . Fa se per t a m a fa se I adalah saat : ▪ Pengungsi baru t erkena bencana. ▪ Pet ugas belum sem pat m engident ifikasi pengungsi secara lengkap. ▪ Belum ada perencanaan pem berian m akanan t erinci sehingga sem ua golongan um ur m enerim a bahan m akanan yang sam a. ▪ Khusus unt uk bayi dan badut a harus t et ap diberikan ASI dan MP- ASI . 123 Fase ini m aksim um sam pai dengan hari ke- 5, Fase ini bert uj uan m em berikan m akanan kepada m asyarakat agar t idak lapar. Sasarannya adalah seluruh pengungsi, dengan kegiat an: ▪ Pem berian m akanan j adi dalam wakt u sesingkat m ungkin. ▪ Pendat aan awal: j um lah pengungsi, j enis kelam in, golongan um ur. ▪ Penyelenggaraan da pur u m u m m erujuk ke Depsos , dengan st andar m inim al. 2 . Fa se k e du a fa se I I adalah: ▪ Pengungsi sudah lebih dari 5 hari berm ukim di t em pat pengungsian. ▪ Sudah ada gam baran keadaan um um pengungsi j um lah, golongan um ur, j enis kelam in, keadaan lingkungan dan sebagainya , sehingga perencanaan pem berian bahan m akanan sudah lebih t erinci. ▪ Penyediaan bahan m akanan disesuaikan kebut uhan kelom pok rawan. Sasaran pada fase ini adalah se lu ru h pen gu n gsi dengan kegiat an: ▪ Pengum pulan dan pengolahan dat a dasar st at us gizi. ▪ Menent ukan st rat egi int ervensi berdasarkan analisis st at us gizi. ▪ Menent ukan st rat egi int ervensi berdasarkan analisis st at us gizi. ▪ Merencanakan kebut uhan pangan unt uk suplem ent asi gizi. ▪ Menyediakan Paket Bant uan Pangan ransum yang cukup m elalui koordinasi dengan sekt or t erkait , yang m udah di k onsum si oleh sem ua golongan um ur dengan syarat m inim al. Set iap orang diperhit ungkan 124 m enerim a ransum senilai 2 .1 0 0 Kk a l, 4 0 gr a m le m a k da n 5 0 gr a m pr ote in pe r h a r i. a. Diusahakan m em berikan pangan sesuai dengan kebiasaan dan ket ersediaan set em pat , m udah diangkut , disim pan dan didist ribusikan. b. Harus m em enuhi kebut uhan vit am in dan m ineral. c. Mendist ribusikan ransum sam pai dit et apkan-nya j enis int ervensi gizi berdasarkan hasil dat a dasar m aksim um 2 m inggu . d. Mem berikan penyuluhan kepada pengungsi t ent ang kebut uhan gizi dan cara pengolahan bahan m akanan m asing-m asing anggot a keluarga. 3 . Fa se k e t iga fa se I I I adalah: Tahap ini dim ulai selam bat - lam bat nya pada hari ke- 20 di t em pat pengungsian. Kegiat an t ahap ini bert uj uan unt uk m enanggulangi m asalah gizi m elalui int ervensi sesuai t ingkat kedarurat an gizi. Ke gia t a n ▪ Melakukan penapisan screening bila prevalensi gizi kurang balit a 10 - 14,9 at au 5- 9,9 yang disert ai dengan fakt or pem buruk. ▪ Menyelenggarakan pem berian m akanan t am bah- an sesuai dengan j enis int ervensi yang t elah dit et apkan pada t ahap 1 fase I I . ▪ Melakukan penyuluhan baik perorangan atau kelompok dengan m at eri penyuluhan sesuai dengan but ir b. ▪ Mem ant au perkem bangan st at us gizi m elalui surveilans. 125 ▪ Melakukan m odifikasi perbaikan int ervensi sesuai dengan perubahan t ingkat kedarurat an: a. Jika prevalensi gizi kurang 15 at au 10- 14,9 dengan fakt or pem buruk, diberikan paket pangan dengan st andar m inim al per orang per hari ransum , dan diberikan PMT darurat unt uk balit a, ibu ham il, ibu m enet eki dan lansia; sert a PMT t erapi bagi penderit a gizi buruk. b. Jika prevalensi gizi k u r a n g 1 0 - 1 4 ,9 a t a u 5 - 9 ,9 de n gan fa k t or pe m bu ru k diberikan PMT darurat t erbat as pada balit a, ibu ham il, ibu m enet eki dan lansia yang kurang gizi sert a PMT t erapi kepada penderit a gizi buruk. c. Jika prevalensi gizi k u r an g 1 0 t a n pa fa k t or pe m bu ru k a t a u 5 de n ga n fa k - tor pe m bu r u k m aka dilakukan penanganan penderit a gizi kurang m elalui pelayanan kesehat an set em pat . 126 Gambar 14. Tahapan penanganan gizi darurat Tahap Penyelamatan Dimulai Dapur Umum Dihentikan, Diganti dengan Ransum Fase II Surveilans: Pengumpulan Data Dasar Gizi Maksimum 14 Hari Data Dasar Status Gizi dan Penyakit Pengungsi Selesai Dianalisis Fase III Pengungsi Tiba di Lokasi Surveilans: Registrasi Pengungsi Fase I Maksimum 5 Hari Darurat :  Ransum  PMT Darurat  PMT Terapi Perlu Diperhatikan:  PMT Darurat Terbatas  PMT Terapi Normal Tidak Perlu Intervensi Khusus melalui Pelayanan Rutin Surveilans: Pemantauan dan Evaluasi Surveilans: Penapisan Gizi Buruk Surveilans: Penapisan Gizi Kurang dan Gizi Buruk Prevalensi Gizi Kurang BBTB ≥15 atau Prevalensi Gizi Kurang BBTB 10-14,9 disertai Faktor Pemburuk Prevalensi Gizi Kurang BBTB 10 – 14,9 atau Prevalensi Gizi Kurang BBTB 10 disertai Pemburuk Prevalensi Gizi Kurang BBTB 5-9,9 atau Prevalensi Gizi Kurang BBTB 5 disertai Faktor Pemburuk 127 4. 9. 1. Penanganan Gi zi Dar ur at pada Kel ompok Rawan a. Bayi dan Anak Usia 2 Tahun Badut a Dalam keadaan darurat bayi dan anak badut a m erupakan kelom pok yang paling rawan dan m em erlu- kan penanganan khusus agar t erhindar dari kesakit an dan kem at ian. Pola pem berian m akanan yang t erbaik bagi bayi dan anak um ur di bawah 2 t ahun adalah: 1. Mem berikan Air Susu I bu ASI segera set elah lahir dalam wakt u ½ - 1 j am pert am a. 2. Mem berikan hanya ASI saj a sej ak lahir sam pai usia 6 bulan ASI eksklusif . 3. Mem berikan Makanan Pendam ping ASI MP- ASI pada bayi m ulai um ur 6 bulan sam pai um ur 2 t ahun. 4. Tet ap m em berikan ASI sam pai anak berum ur 2 t ahun at au lebih. 5. Unt uk bayi dan badut a diberikan suplem ent asi kapsul vit am in A dengan dosis 100.000 I U unt uk bayi um ur 6 - 11 bulan dan dosis 200.000 I U unt uk anak 1- 5 t ahun. Dalam sit uasi darurat pem berian m akanan bayi dan badut a perlu diperhat ikan: 1. Menyusui sangat pent ing karena t erbat asnya sarana air bersih, bahan bakar dan kesinam bungan ket ersediaan susu form ula dalam j um lah yang m em adai.

2. Su su for m u la

t ida k dipe r k en a n k an dibe r ik a n k e pa da ba yi kecuali kepada bayi piat u, bayi t erpisah dari ibunya, ibu bayi dalam keadaan sakit berat . 3. Pada keadaan sangat m em erlukan susu form ula diberikan secara t erbat as dan m engikut i ket ent uan: ▪ Hanya diberikan dengan pengawasan pet ugas kesehat an. ▪ Diberikan dengan cangkir at au gelas karena m udah dibersihkan. Bot ol dan dot t idak dianj urkan karena sulit dibersihkan dan m udah t erkont am inasi. 128 ▪ Bersifat sem ent ara sam pai ibu bisa m enyusui kem bali, oleh karena it u relakt asi m enyusui kem bali harus diupayakan sesegera m ungkin. 4. Sum bangan susu form ula harus : ▪ Diberikan at as perset ujuan Kepala Dinas Kesehat an set em pat sesuai dengan Kepm enkes RI No: 237 MENKES SK I V 1997 t ent ang pem a-saran Penggant i Air Susu I bu, yang akan diperbaharui m enj adi PP . ▪ Mem enuhi st andar Codex Alim ent arius. ▪ Mem punyai label yang j elas t ent ang cara penyaj ian dalam bahasa yang dim engert i oleh ibu, pengasuh at au keluarga. ▪ Mem punyai m asa kadaluarsa sekurang- kurangnya 1 t ahun t erhit ung sej ak t anggal didist ribusikan oleh produsen. ▪ Disert ai dengan air m inum dalam kem asan AMDK . 5. Susu bubuk skim t idak boleh diberikan kepada bayi. MP- ASI hanya boleh diberikan set elah bayi berum ur 6 bulan. Pem berian MP-ASI m em enuhi ket ent uan sebagai berikut : 1. Sebaiknya berdasarkan bahan lokal, m enggunakan peralat an m akan yang higienis. 2. Mudah dim akan, m udah dicerna dan penyiapannya higienis. 3. Sesuai dengan um ur dan kebut uhan bayi. 4. Mengandung zat gizi sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan. 129 b. Makanan Anak Usia 2 - 5 Tahun Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam pem berian m akanan unt uk anak usia 2 – 3 t ahun, ant ara lain: 1. Makanan ut am a yang diberikan adalah berasal dari makanan keluarga, yang tinggi energi, vitam in dan mineral. 2. Bant uan pangan yang dapat diberikan berupa m akanan pokok, kacang-kacangan dan m inyak sayur. 3. Khusus pada anak yang m enderit a gizi kurang at au anak gizi buruk pada fase t indak lanjut set elah perawat an perlu diberikan m akanan t am bahan, sepert i m akanan j aj anan, dengan nilai zat gizi: Energi 350 kkal dan Prot ein 15 g per hari. c. Makanan Ibu Hamil dan Menyusui I bu ham il dan m enyusui m em erlukan t am bahan zat gizi. I bu ham il perlu penam bahan energi 300 Kal dan Prot ein 17 gram , sedangkan ibu m enyusui perlu t am bahan Energi 500 Kal dan Prot ein 17 gram . Suplem ent asi vit am in dan m ineral unt uk ibu ham il adalah Fe 1 t ablet set iap hari. Khusus ibu nifas 0- 42 hari diberikan 2 kapsul vit am in A dosis 200.000 I U, yait u 1 kapsul pada hari pert am a, dan 1 kapsul pada hari berikut nya selang wakt u m inim al 24 j am . Pem berian vit am in dan m ineral dilakukan oleh pet ugas kesehat an. d. Makanan Usia Lanj ut Kebut uhan energi pada usia lanj ut pada um um nya sudah m enurun, t et api kebut uhan vit am in dan m ineral t idak. Oleh karena it u diperlukan m akanan porsi kecil t et api padat gizi. Dalam pem berian m akanan pada orang t ua harus m em perhat ikan fakt or psikologis dan fisiologis agar m akanan yang disajikan dapat dikonsum si habis. Selain it u, m akanan yang diberikan m udah dicerna sert a m engandung 130 vit am in dan m ineral cukup. Dalam sit uasi yang m em ungkinkan usila dapat diberikan ble n de d food berupa bubur at au biskuit . 5. PENANGANAN KESEHATAN JIWA Fase- fase di dalam penanganan kedarurat an akut , ant ara lain: 1 . Fa se k e da ru r a t an a k u t ▪ I nt ervensi m asalah psikososial dini dilakukan bersam a dengan t im lain yang t erkait dim ulai set elah 48 j am kej adian bencana. ▪ I nt ervensi kesehat an j iwa : a. Menangani keluhan psikiat rik yang m endesak m isalnya keadaan yang m em bahayakan diri sendiri at au orang lain, psikosis, depresi berat , m ania, epilepsi di pos kesehat an. b. Melaksanakan prinsip pert olongan pert am a pada kelainan psikologik akut yait u, m endengarkan, m enyat akan keprihat inan, m enilai kebut uhan, t idak m em aksa berbicara, m enyediakan at au m engerahkan pendam ping dari keluarga at au orang yang dekat , m elindungi dari cedera lebih lanj ut . c. Tidak dianjurkan unt uk m em aksa orang unt uk berbagi pengalam an pribadi m elebihi yang akan dilakukan secara alam i. 2 . Fa se r e kon solida si ▪ Melanjut kan int ervensi sosial yang relevan ▪ Mengorganisasi kegiat an psikoedukasi yang m enj angkau ke m asyarakat unt uk m em beri pendidikan t ent ang ket ersediaan pilihan pelayanan kesehat an j iwa. Dilakukan t idak lebih awal dari em pat m inggu set elah fase akut , beri penj elasan dengan hat i- hat i t ent ang perbedaan psikopat ologi 131 dan dist res psikologik norm al, dengan m enghindari sugest i adanya psikopat ologi yang luas dan m enghindari ist ilah at au idiom yang m em bawa st igm a. ▪ Mendorong dilakukannya cara coping m echanism yang posit if yang sudah ada sebelum nya. I nform asi it u harus m enekankan harapan t erj adinya pem ulihan alam iah. ▪ Melat ih pet ugas kem anusiaan lain dan pem uka m asyarakat m isalnya kepala desa, guru dll. dalam ket ram pilan int i perawat an psikologik sepert i pert olongan pert am a psikologik, dukungan em osional, m enyediakan inform asi, penent eram an yang sim pat ik, pengenalan m asalah kesehat an m ent al ut am a unt uk m eningkat kan pem aham an dan dukungan m asyarakat dan unt uk m eruj uk orang ke puskesm as j ika diperlukan. ▪ Melat ih dan m ensupervisi pet ugas pelayanan kesehat an dasar dalam penget ahuan dan ket ram pilan dasar kesehat an j iwa m isalnya pem berian m edikasi psikot ropik yang t epat , “ pert olongan pert am a psikologi” , konseling suport if, bekerj a bersam a keluarga, m encegah bunuh diri, penat alaksanaan keluhan som at ik yang t ak dapat dij elaskan, m asalah penggunaan zat dan ruj ukan . ▪ Menj am in kesinam bungan m edikasi pasien psikiat rik yang m ungkin t idak m em punyai akses t erhadap m edikasi selam a fase kedarurat an akut . ▪ Melat ih dan m ensupervisi pet ugas m asyarakat m isalnya pet ugas bant uan, konselor unt uk m em bant u pet ugas Pelayanan kesehat an dasar yang beban kerj anya berat . Pet ugas m asyarakat dapat t erdiri dari relawan, paraprofesional, at au profesional, t ergant ung keadaan. Pet ugas m asyarakat perlu dilat ih dan disupervisi dengan baik dalam berbagai ket ram pilan int i: penilaian persepsi individual, keluarga dan kelom pok t ent ang m asalah yang dihadapi, pert olongan pert am a psikologik, 132 m enyediakan dukungan em osional, konseling perkabungan grief counseling , m anaj em en st res, konseling pem ecahan m asalah, m em obilisasi sum ber daya keluarga dan m asyarakat sert a ruj ukan. ▪ Bekerj a sam a dengan penyem buh t radisional t radit ional healers jika m ungkin. Dalam beberapa keadaan, dim ungkinkan kerj a sam a ant ara prakt isi t radisional dan kedokt eran. 5. 1. Int er vensi Psi kososi al Or ang yang Ter kena Bencana Berikut langkah- langkah int ervensi psikososial t erhadap m ereka yang t erkena bencana. ▪ Selam a fase em ergensi 3 m inggu pert am a ▪ Menyediakan inform asi yang sederhana dan m udah diakses pada daerah yang banyak j enazah ▪ Tidak m engecilkan art i dari upacara pengurusan j enazah ▪ Menyediakan pencarian keluarga unt uk yang t inggal sendiri, orang lanj ut usia dan kelom pok rent an lainnya ▪ Menganjurkan m ereka m em bent uk kelom pok-kelom pok sepert i, keagam aan, rit ual dan sosio keagam aan lainnya ▪ Menganjurkan anggot a t im lapangan unt uk secara akif berpart isipasi selam a m asa duka cit a ▪ Menganjurkan kegiat an berm ain unt uk anak ▪ Mem berikan inform asi t ent ang reaksi psikologi norm al yang t erj adi set elah bencana. Yakinkan m ereka bahwa ini adalah NORMAL, SEMENTARA, dan DAPAT HI LANG DENGAN SENDI RI NYA, dan SEMUA AKAN MERASAKAN HAL YANG SAMA ▪ Tokoh agam a, guru dan t okoh sosial lainnya harus t erlibat secara akt if ▪ Menganjurkan m ereka unt uk bekerj a bersam a- sam a m enj aga apa yang m ereka but uhkan ▪ Libat kan korban yang sehat dalam pekerj aan bant uan 133 ▪ Mot ivasi t okoh m asyarakat and t okoh kunci lainnya unt uk m engaj ak m ereka dalam diskusi kelom pok dan berbagi t ent ang perasaan m ereka ▪ Jam in dist ribusi bant uan secara t epat ▪ Sediakan layanan “ cara penyem buhan” yang dengan orang dan m em perlihat kan sikap peduli t erhadap set iap orang m isalnya, kelem ahan at au m inorit as dari m asyarakat 5. 2. Reaksi Psi kol ogi s Masyar akat yang Ter kena Bencana Reaksi psikologis yang t im bul pada m asyarakat yang t ert im pa bencana, ant ara lain: 1 . Re a k si se ge r a da la m 2 4 j a m ▪ Tegang, cem as dan panik ▪ Kaget , linglung, syok, t idak percaya ▪ Gelisah, bingung ▪ Agit asi, m enangis, m enarik diri ▪ Rasa bersalah pada korban yang selam at Reaksi ini t am pak ham pir pada set iap orang di daerah bencana dan ini dipert im bangkan sebagai Reaksi Alam iah pada Sit uasi Abnorm al, TI DAK m em but uhkan int ervensi psikologis khusus. 2 . Re a k si t er j a di da la m h ar i sa m pa i m in ggu se t e la h be n can a ▪ Ket akut an, waspada, siaga berlebihan ▪ Mudah t ersinggung, m arah, t idak bisa t idur ▪ Khawat ir, sangat sedih ▪ Flashbacks berulang ingat an t erhadap perist iwa yang selalu dat ang berulang dalam pikiran 134 ▪ Menangis, rasa bersalah ▪ Kesedihan ▪ Reaksi posit if t erm asuk pikiran t erhadap m asa depan ▪ Menerim a bencana sebagai suat u Takdir Sem ua it u adalah r eaksi alam iah Dan H AN YA m em but uhkan int ervensi psikososial. 3 . Te r j a di k ir a - k ir a 3 m in ggu se t e lah be n can a Reaksi yang sebelum nya ada dapat m enet ap dengan gej ala sepert i: ▪ Gelisah ▪ Perasaan panik ▪ Kesedihan yang m endalam dan berlanj ut , pikiran pesim ist ik yang t idak realist ik ▪ Tidak m elakukan akt ivit as keluar, isolasi, perilaku m enarik diri ▪ Ansiet as at au kecem asan dengan m anifest asi gej ala fiisk sepert i palpit asi, pusing, m ual, lelah, sakit kepala Reaksi ini TI DAK PERLU diperhit ungkan sebagai gangguan jiwa. Gej ala ini dapat diat asi oleh t okoh m asyarakat yang t elah dilat ih agar m am pu m em berikan int ervensi psikologik dasar. Respons dari orang- orang yang t erkena bencana dibagi at as 3 kat egori ut am a:  Respon psikologis norm al, t idak m em but uhkan int evensi khusus  Respon psikologis disebabkan dist res at au disfungsi sesaat , m em but uhkan bant uan pert am a psikososial psychological first aid  Dist ress at au disfungsi berat yang m em but uhkan bant uan profesi kesehat an j iwa 135 Copin g sk ills ya n g SEH AT, ant ara lain:  Kem am puan untuk m enghadapi sendiri m asalah dengan cepat  Tepat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiat an  Tepat m enggunakan bant uan  Tepat m engekpresikan em osi yang m enyakit kan  Toleransi t erhadap ket idak j elasan t anpa m em ilih perilaku agresif 5. 3. Gangguan Jiwa Sem ent ara it u, gangguan j iwa yang sering t am pak set elah bencana, ant ara lain:  Reaksi st res akut  Kehilangan dan Berduka  Gangguan j iwa yang dapat diagnosis a. Depresi vs kesedihan b. Gangguan cem as vs cem as c. Gangguan penyesuaian d. Gangguan som at oform  Penyalahgunaan zat dan alkohol  Gangguan st res pasca t raum a Post -t raum at ic st ress disorder PTSD  Kam buh relaps gangguan j iwa yang sudah ada  Penyakit psikosom at ik Gej ala psikologis hanya dapat dinyat akan bila m em enuhi krit eria dibawah ini:  Gej ala hebat dan m enunj ukkan gangguan yang berm akna pada fungsi sosial dan pekerj aan.  Gej ala m enet ap selam a beberapa m inggu 4–6 m inggu kecuali psikosis dim ana cukup sat u m inggu bila ada gej ala sudah dapat dit egakkan diagnosis 136 5. 4. Gangguan Depresi Gangguan depresi yang dialam i oleh m asyarakat yang t ert im pa bencana, ant ara lain:  Suasana hat i m ood yang depresif: perasaan sedih, m enderit a, m udah t ersinggung at au gelisah  Kehilangan m inat dan rasa senang  Berkurangnya t enaga, m udah lelah, m enurunnya akt ivit as  Menurunnya konsent rasi dan perhat ian t erhadap tugas  Berkurangnya rasa percaya diri dan rendahnya harga diri  Rasa bersalah dan rasa tidak berguna  Pandangan suram dan pesism istik t erhadap m asa depan  Merusak diri at au usaha bunuh diri  Gangguan t idur  Berkurangnya libido dan nafsu m akan Terapi farm akologi unt uk m engat asi gangguan depresi, ant ara lain:  Selective Serot onin Reupt ake I nhibit or Fluoxet ine: 20 – 40 m g hari  I m ipram ine 150 – 250 m g hari . Saat ini kurang disukai karena efek sam pingnya  Mulailah sem ua obat dengan dosis rendah dan t ingkat kan secara bert ahap set elah 7- 10 hari  Lanj utkan pem berian ant idepresan selam a 6–8 m inggu  Bila respons m asih kurang naikkan dosis  Bila pasien m em perlihat kan hasil yang baik lanj utkan pengobat an sam pai 6–9 bulan  Turunkan dosis obat set elah 4–6 m inggu sesudah m enyelesaikan pengobat an. 137 5. 5. Gangguan Cemas Gangguan cem as yang m uncul, ant ara lain:  Ansiet as biasanya t am pak dengan gej ala som atik, kognit if dan em osional  Gangguan ansiet as t erm asuk Gangguan Cem as Menyeluruh Gangguan Panik, Fobia sosial dan spesifik, Gangguan st res pasca t raum a post t raum at ic st ress disor der PTSD  Gej ala dapat t erj adi secara episodik at au berlanj ut , m ereka dapat m uncul secara t iba-t iba t anpa sebab at au sebagai respon at as sit uasi t ert ent u. Terapi farm akologi unt uk gangguan cem as, ant ara lain:  Gangguan ansiet as m enyeluruh: a. Diazepam 5 m g dua kali sehari pada kasus ringan dan 3 kali 10 m g sehari pada kasus berat at au b. Alprazolam 0,75 – 1,5 m g hari at au c. Buspirone 30 – 60 m g hari d. Propranolol 40 – 80 m g hari dibagi dua dosis  Gangguan Panik: a. Fluoxet ine 20 – 40 m g hari at au b. Alprazolam 1,5 – 6 m g hari dalam dua at au t iga dosis at au c. I m ipram ine 50 m g hari dalam dua dosis sam pai m aksim um 150 – 250 m g hari 138 5. 6. Gangguan St res Pascat rauma Unt uk gej ala gangguan st res pascat raum a yang sering dialam i korban bencana, ant ara lain:  Pengalam an berulang t erhadap perist iwa m isal dalam bent uk m im pi yang m enakut kan  Menghindar dari hal yang dapat m engingatkan perist iwa  Secara um um kurang responsif  Berkurangnya m inat  Meningkatnya gangguan tidur dan buruknya konsent rasi Diagnosis hanya dit egakkan bila gej ala di at as t erdapat lebih dari sat u bulan. 5. 7. Gangguan Campuran Ansiet as dan Depresi Gangguan cam puran ansiet as dan depresi yang dialam i m asyarakat yang t ert im pa bencana, ant ara lain:  Kadangkala gangguan ansiet as dan depresi dapat t erj adi pada wakt u yang sam a m em berikan t anda dan gej ala dari kedua gangguan t ersebut  Pengobat an dapat dilakukan untuk kedua kondisi diat as 5. 8. Gangguan Penyesuaian Gangguan penyesuaian adalah:  Perasaan nyeri at au reaksi m aladapt if untuk suat u st res yang spesifik dan t erj adi dalam wakt u 3 bulan dari wakt u kej adian st res  Suat u kej adian st res berakhir, gej ala biasanya hilang dalam wakt u 6 bulan. 139 Tanda dan gej ala gangguan penyesuaian, ant ara lain:  Depresi  Menangis  Putus asa  Kecem asan yang berm anifest asi dengan palpit asi dan hipervent ilasi  Gangguan m enant ang seperti: m erusak, m engendari ugal-ugalan, berkelahi hak orang dilanggar at au acuh t ak acuh  Gangguan pada pekerj aan gangguan pada bidang akadem ik yang dim anifest asikan pada kesulit an dalam fungsi pekerj aan at au sekolah  Menarik diri, m anifest asi dengan perilaku m enarik diri dari lingkungan sosial , ini t idak khusus pada sem ua orang Terapi farmakologi untuk gangguan penyesuaian, ant ara lain:  Bila gej ala ansiet as berat , gunakan obat ansiolit ik untuk beberapa hari pert am a  Alprazolam 0,5 – 1 m g dapat diberika tiga kali sehari 5. 9. Gangguan Somat of orm Gangguan sot am oform yang t am pak pada m asyarakat yang t ert im pa bencana, ant ara lain:  Pasien m em punyai berbagai keluhan fisik tapi t idak dit em ukan adanya et iologi yang spesifik  Gejala biasanya m em bant u individu unt uk m elarikan diri dari sit uasi yang m enekan at au unt uk m encari perhat ian  Gangguan Som at oform t erm asuk: a. Gangguan konversi: paralisis dan kej ang yang t idak dapat dij elaskan b. Hypokondriasis c. Gangguan Som at isasi dit andai dengan berbagai keluhan som at ik 140 Prinsip um um penat alaksanaan gangguan som at oform , ant ara lain:  Jangan m asukkan penyakit t et api hindari pem e- riksaan yang t idak perlu  Dengar pasien, pasien m encari pert olongan  Jangan label m ereka dengan sebagai hysterical at au gangguan buat an m alingering  Fokus unt uk m eringankan gej ala secara sim pt om atik dan t idak pada m encari penyebab  Berikan “ reassurance” pada pasien  Fokuskan pada fungsi dari pada gej ala at au penyakit  Ant ipsikot ik dapat digunakan secara bij aksana 5. 10. Psikot ik Akut Gej ala yang t am pak pada psikot ik akut , ant ara lain:  Hallusinasi sensasi at au bayangan yang salah, m isalnya m endengar suara-suara bila t idak ada sat upun orang disekelilingnya  Waham ide at au keyakinan salah yang benar- benar dipert ahankan pasien  Gangguan proses pikir: pem bicaraan aneh dan assosiasi  Perilaku abnorm al seperti m enarik diri dari lingkung- an sosial, kecurigaan, m engancam . Terapi farm akologi unt uk psikot ik akut : Berikan inj eksi Haloperidol 5-10 m g int ram uskular 141 6. PELAYANAN LOGISTIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN Pelayanan logist ik dan perbekalan kesehat an dit uj ukan unt uk m endukung upaya pelayanan kesehat an dalam sit uasi darurat , pengelolaan logist ik dan perbekalan kesehat an agar dapat dilakukan dengan baik, sehingga pelayanan kesehat an dapat dilakukan secara cepat , t epat dan sesuai dengan kebut uhan. Upaya t ersebut j uga dit uj ukan unt uk m em enuhi kebut uhan obat dan perbekalan kesehat an sesuai dengan persyarat an yang berlaku unt uk m endukung pelayanan kesehat an dasar m aupun pelayanan ruj ukan dan unt uk m em enuhi kebut uhan obat dan perbekalan kesehat an dalam sit uasi darurat sesuai dengan kebut uhan. Tuj uan akhir dari pelayanan obat adalah agar t erpenuhinya kebut uhan obat dan perbekkes sert a t ercipt anya pelayanan penyediaan obat dan perbekkes yg cepat , t epat dan sesuai kebut uhan. Penyediaan obat dan perbekalan kesehat an unt uk sit uasi darurat m erupakan salah sat u unsur penunj ang yang sangat vit al, oleh karena it u diperlukan pengelolaan obat dan perbekalan kesehat an dengan baik, dalam sit uasi norm al m aupun darurat . Pengelolaan logist ik dan perbekalan kesehat an m erupakan rangkaian kegiat an secara t erpadu yang m eliput i:  perencanaan kebutuhan  pengadaan  penyim panan  pendistribusian  penggunaan  pencat at an dan pelaporan  penghapusan. 142 Sebelum dilakukan perencanaan kebut uhan obat pada saat bencana, m aka biasanya dilakukan t erlebih dahulu RHA t erhadap sum ber daya yang t ersedia. Survei cepat dilakukan dalam penilaian t erhadap:  Sum ber daya m anusia  Ket ersediaan dan m utu obat  Kondisi gudang t em pat penyim panan  Sarana dan prasarana  Pendanaan Berikut penj elasan m engenai rangkaian kegiat an dalam pengelolaan logist ik dan perbekalan kesehat an. 1 . Pe r en can a a n Ke bu t u h an Bahan pert im bangan dalam perencanaan kebut uhan adalah:  Jenis bencana Berdasarkan prakiraan kej adian bencana yang sudah t erj adi, diharapkan Kabupat en Kot a sudah m em perkirakan jum lah dan j enis obat yang harus direncanakan. Unt uk m em udahkan Dinas Kesehat an Kabupat en Kot a dalam m erenca-nakan kebut uhan obat dan perbekalan kesehat an, t elah dibuat kan paket - paket sesuai kebut uhan berdasarkan bencana yang ada. Rincian dapat dilihat dalam st andar pengelolaan obat pada saat bencana Dit . OPPK.  Luas bencana dan j um lah korban Berdasarkan t ingkat keparahan bencana, dilakukan rapid assessm ent kebut uhan dan t idak dilakukan t erlalu cepat unt uk m em ut uskan m em int a bant uan j ika t idak perlu.  St ok obat yang dim iliki Usahakan m enggunakan persediaan obat dan perbekalan kesehat an dari st ok Unit Pelayanan Kesehat an at au Dinas Kesehat an Kabupat en Kot a yang ada, dan j ika kurang dapat m enggunakan st ok dari Kabupat en Provinsi t erdekat . 143 2 . Pe n dist r ibusia n oba t da n per be k a la n k e se ha t a n k e da e r a h be nca na  Persyarat an pendist ribusian obat dan perbekalan kesehat an adalah adanya perm int aan dari daerah bencana.  Apabila obat dan perbekalan kesehat an tidak t er- sedia di provinsi yang m engalam i bencana m aka diusahakan dari Depkes at au provinsi t erdekat .  Provinsi terdekat waj ib m em bantu daerah t et angga yang t erkena bencana.  Adanya est im asi Tingkat keparahan bencana  Perlu dianggarkan biaya dist ribusi dari Kabupa- t en Kot a agar jika t erj adi bencana t idak m engalam i kesulit an dalam m endist ribusikan obat dan perbekalan kesehat an.  Kerj asam a lint as sekt or dan lint as program m utlak dilakukan. 3 . Pe n ye dia an  Yang ut am a adalah m enggunakan persediaan obat dan perbekalan kesehat an yang ada di Dinkes Provinsi Kabupat en Kot a.  Jika t idak cukup dapat m em int a kepada inst it usi yang lebih t inggi buffer st ock provinsi, nasional  Bant uan donasi dari organisasi int ernasional, LSM, orm as, dan sebagainya adalah pilihan t erakhir . 4 . Pe r sya ra t a n Oba t ban t u a n  Jenis obat sesuai kebutuhan sesuai dengan pola penyakit  Dosis sesuai dengan kondisi di I ndonesia biasa digunakan  Berasal dari dibuat oleh sum ber yang j elas  Wakt u kadaluarsa sekurang- kurangnya 2 dua t ahun pada saat dit erim a  Penandaan label dan kem asan yang lazim dikena- kan di I ndonesia 144  Mencantum kan nam a generik  Bahasa yang dikenal  Bila m enerim a bant uan dari donor, biaya pengirim an, gudang harus dit anggung oleh pihak donor 5 . Pen yim pa n a n oba t da n per be k a la n k ese h a t an di da e r a h be nca na Unt uk m enj aga m ut u obat m aka penyim panan obat dan perbekalan kesehat an harus dilakukan pada t em pat yang m em enuhi persyarat an suhu 25◦ C, tidak lembab dan dilengkapi dengan pet ugas yang t eram pil kom pet en 6 . Pe nca t a t an da n pe la por an  Pencat at an dilokasi bencana berupa pencat at an pem asukan dan pencat at an pengeluaran obat  Pencat at an dilokasi Posko Bencana Kab Kot a Provinsi  Menggunakan form at laporan penggunaan dan laporan perm int aan obat LPLPO  Wakt u pelaporan sesuai dengan kebutuhan harian, m ingguan dan bulanan 7 . Pe m u sna h a n oba t - oba t an  Mengacu pada Prosedur Tet ap pem usnahan obat - obat an dengan m em pert im bangkan dam pak lingkungan  Proses Pem usnahan obat :  Mem ilah, m em isahkan dan m enyusun daft ar obat yg akan dim usnahkan  Menentukan cara pem usnahan  Menyiapkan pelaksanaan pem usnahan  Menet apkan lokasi pem usnahan  Mem buat berit a acara pem usnahan  Melaporkan kepada Gubernur Bupat i Walikot a 145  Tat acara pem usnahan obat dan perbekalan kesehat an m engacu kepada st andar yang dit erbit kan oleh Dit BOPPK. Gambar 15. Alur bantuan luar negeri ALUR BAN TUAN LUAR N EGERI PBB LSM SW ASTA D ON OR PEN ERI M A PEM ERI N TAH PEM ERI N TAH LSM SW ASTA M ASYARAKAT BEN CAN A 146 BAB IV IDENTIFIKASI KORBAN MATI PADA BENCANA SAAT KEJADIAN 1. Umum Pelaksanaan penanggulangan bencana m assal dibagi m enj adi 4 t ahap, yait u: kom unikasi dan koordinasi; operasi penyelam at an; penat alaksanaan korban hidup; dan penat alaksanaan korban m at i. 1. 1. Komuni kasi dan Koor di nasi Sangat pent ing sedini m ungkin m endirikan suat u pusat kom unikasi yang sebaiknya didirikan di Polres Polsek at au di t em pat lain di dekat t em pat t erj adinya bencana. Pusat kom unikasi ini m erupakan pusat pelayanan yang harus m am pu m elayani sem ua unit t erkait , m isalnya:  Mendirikan Poskodal dan st asiun radio kom unikasi yang siaga 24 j am , bekerj a sam a dengan ORARI RAPI .  Menerim a dan m elakukan inst ruksi- inst ruksi kepada yang berkepent ingan di lapangan.  Melayani pert anyaan- pert anyaan dan inform asi tim bal balik dari kaum keluarga korban, pers, m edia m assa, dan pej abat - pej abat .  Menggandakan dokum en.  Melayani penerj em ahan at au m enghubungi kedokt eran kesehat an kepolisian apabila ada korban asing yang t erlibat dalam m usibah t ersebut , dapat juga m enghubungi Sekret ariat NCB I nt erpol di Jakart a agar m em bant u dalam m asalah kom unikasi dengan negara asal korban.

BAB I V