dikatakanlah hal-hal tersebut sebagai alasan-alasan pembenar. Apabila tidak dipidananya seseorang yang telah melakukan perbuatan yang telah
mencocoki rumusan delik disebabkan karena tidak sepantasnya orang itu dicela, tidak sepatutnya ia disalahkan, maka hal-hal yang menyebabkan tidak
dicelanya orang tersebut disebut dengan alasan-alasan pemaaf.
28
2. Pengertian Notaris, Peraturan Jabatan Notaris, dan Kode Etik Notaris 2.1. Pengertian Notaris
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris UUJN, notaris adalah pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Wewenang notaris lebih luas dicantumkan dalam Pasal 15 UUJN, yaitu notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang- undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
2.2. Peraturan Jabatan Notaris
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan notaris yang kini berlaku sebagian besar masih didasarkan pada peraturan
28
Roeslan Saleh, Op.Cit., hal 126.
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan peninggalan zaman kolonial Hindia Belanda dan sebagian lagi merupakan peraturan perundang-undangan nasional, yaitu:
29
a. Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesie Stb. 1860: 3 sebagaimana
telah diubah terakhir dalam Lembaran Negara 1954 Nomor 101; b.
Ordonantie 16 September 1931 tentang Honorarium Notaris; c.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954 tentang Wakil Notaris dan Wakil Notaris Sementara Lembaran Negara 1954 Nomor 101, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 700; d.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4379; dan
e. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1949 tentang Sumpah Jabatan
Notaris. Peraturan tentang notaris yang sekarang ini berlaku ialah Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris UUJN sebagai pengganti dari Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesie Stb. 1860:3
atau Peraturan Jabatan Notaris PJN. Undang-undang ini merupakan unifikasi hukum yang mengatur secara menyeluruh mengenai notaris dalam
satu undang-undang. Undang-undang ini mengatur secara rinci tentang jabatan umum yang dijabat oleh notaris, sehingga diharapkan bahwa akta
otentik yang dibuat oleh atau di hadapan notaris mampu menjamin kepastian,
29
Penjelasan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
Universitas Sumatera Utara
ketertiban dan perlindungan hukum. Mengingat akta notaris sebagai akta otentik merupakan alat bukti tertulis yang terkuat dan terpenuh. UUJN
merupakan satu-satunya undang-undang yang mengatur Jabatan Notaris dan masyarakat yang membutuhkan jasa notaris.
2.3. Kode Etik Notaris