Pengolahan data curah hujan dan debit sungai

Gambar 3.6: Metodologi penelitian secara rinci

3.2.2 Pengolahan data curah hujan dan debit sungai

Data-data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa dengan metode yang telah ditentukan. Metode-metode yang digunakan dalam analisa adalah sebagai berikut. a Metode analisa hidrologi yang dimulai dari uji konsistensi data hujan tahunan, hujan rencana dengan rata-rata curah hujan harian maksimum dari tiga stasiun pengukur hujan, analisa metode distribusi frekuensi hujan, uji kecocokan sampai pemilihan metode distribusi hujan poligon Thiessen sebagai curah hujan DAS untuk analisa debit banjir. Universitas Sumatera Utara b Metode analisa debit banjir yang digunakan adalah metode HSS Nakayasu, metode Mean Annual Flood MAF, dan metode empiris Weduwen dengan melakukan analisa debit banjir 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. c Metode analisa debit andalan yang digunakan adalah metode NRECA dan metode F. J. Mock yang menggunakan data curah hujan DAS, sedangkan metode kurva durasi debit menggunakan catatan AWLR. d Kajian potensi energi dengan menggunakan debit andalan dan data topografi bisa diperkirakan energi listrik yang bisa dihasilkan dari PLTM tersebut. Analisa banjir dilakukan mulai dari uji konsistensi data hujan, analisa hujan wilayah, analisa distribusi frekuensi, uji kecocokan hingga penentuan distribusi hujan yang akan dipakai sebagai curah hujan DAS seperti yang terlihat pada Gambar 3.7. Gambar 3.7: Bagan alir untuk mengetahui debit banjir Debit andalan dianalisa untuk menghitung besar energi yang dapat dihasilkan. Debit andalan pada penelitian ini menggunakan 3 metode perhitungan seperti pada Gambar 3.8. Double Mass Curve Poligon Thiessen Log Pearson tipe III Uji Chi-Square dan Uji Sminrnov Kolmogorov Metode Weduwen, Metode F. J. Mock dan Metode MAF Pengumpulan Data Uji Konsistensi Curah Hujan Wilayah Distribusi Frekuensi Hujan Uji Kesesuaian Distribusi Analisa Debit Banjir Universitas Sumatera Utara Metode NRECA dan metode F. J. Mock menggunakan data curah hujan yang sudah melalui pengujian konsistensi sehingga bisa menghasilkan data curah hujan DAS Cikidang. Metode kurva durasi debit adalah metode yang menggunakan catatan debit AWLR sungai yang diurutkan dari terbesar hingga terkecil yang kemudian dibuatkan persentasenya sehingga bisa diketahui probabilitas durasi debitnya. Gambar 3.8: Bagan alir untuk mengetahui debit andalan 3.2.3 Metode perhitungan daya listrik, tarif minimum listrik dan infrastruktur Perhitungan daya listrik yang dihasilkan adalah merupakan perkalian debit andalan, tinggi jatuh air, efisiensi turbin dan gravitasi bumi dengan satuan m 3 detik. Tarif minimum listrik diestimasi dengan metode Eva Power dengan parameter suku bunga dan nilai tukar rupiah. Infrastruktur PLTM didesain sedemikian rupa dengan menggunakan nilai debit banjir dan debit andalan. Total biaya proyek yang didapat dari metode Eva Power kemudian diestimasi dengan metode NPV untuk mendapatkan kelayakan dari PLTM tersebut. Pengumpulan Data Analisa Debit Andalan Evapotranspirasi AWLR CURAH HUJAN KLIMATOLOGI Penman Modifikasi NRECA F. J. Mock Kurva Durasi Debit Universitas Sumatera Utara

BAB 4 ANALISA DEBIT

4.1 Analisa Curah Hujan DAS

Mengingat kondisi topografi dan sebaran jumlah stasiun yang ada, metode poligon Thiessen cocok digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata DAS Sungai Cikidang. Tabel 4.1 memuat daftar stasiun curah hujan yang berada di sekitar DAS Sungai Cikidang. Masing-masing stasiun memiliki data pengamatan yang menerus dari tahun 1995 sampai 2009 15 tahun sehingga pemodelan hujan– limpasan dapat dilakukan. Tiga stasiun tersebut kemudian dihubungkan seperti pada Gambar 4.1 untuk memperoleh luas daerah pengaruh dari tiap stasiun hujan. Masing-masing stasiun mempunyai daerah garis pengaruh yang dibentuk dengan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antar dua stasiun Sutarto, 2008. Persentase luas stasiun hujan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1: Nama dan posisi stasiun hujan No Nama Stasiun Hujan Posisi koordinat Luas DAS km 2 Persentase 1 Cikelat 06 41’LS, 106 27’ BT 23,63 61,99 2 Cianten 06 55’LS, 106 24’ BT 4,35 11,41 3 Panggarangan 06 51’LS, 106 16’ BT 10,14 26,60 sumber: BMKG Bogor

4.1.1 Uji Konsistensi

Uji konsistensi berdasarkan data curah hujan tahunan dan kumulatifnya seperti dalam Tabel 4.2 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan data hujan. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan data 56 Universitas Sumatera Utara