Sejarah Musik Campursari di Medan

3.5. Sejarah Musik Campursari di Medan

Musik Campursari berkembang di kota Medan berawal dari tahun 2000. Ketika seorang pegawai Dinas Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sekaligus pemusik yang bernama Bpk.Sunardi berkunjung ke pulau Jawa. Sepulang dari Jawa, muncul ide ingin membuat musik Campursari di kota Medan. Keinginan ini diwujudkan dengan membentuk grup musik yang bernama Krido Laras. Pada awalnya, kegiatan grup musik Krido Laras hanya untuk tempat berkumpulnya pemusik dan sebagai sarana latihan antara Bpk.Sunardi dengan teman-temannya yang aktif di paguyuban warga Jogyakarta. Seiring berjalannya waktu, Grup krido Laras mulai tampil diacara paguyuban Yogya yang ada di kota Medan. Musik yang ditampilkan hanya untuk dikonsumsi oleh sesama mereka yang tergabung dalam paguyupan.

Pada tahun 2002, Bpk.Mudyono yang seorang mantan Ketua DPR Prop.Sumatera Utara mengadakan acara perkawinan anaknya. Sebagai sesama anggota paguyuban, Bpk Mudyono meminta agar Grup Musik Krido Laras yang mengisi acara musik di pesta perkawinan anaknya. Grup Musik Krido Laras sukses dalam pentas perdana di depan umum karna tanu-tamu yang hadir senang dan merasa tertarik dengan pertunjukan musik gamelan, dimana alat seperangkat alat musik gamelan yang di gabung dengan alat musik modern seperti bass, drum, gitar dan gendang.. Sesudah selesai pertunjukan, maka Bpk Mudyono meminta kepada Bpk Sunardi agar grup musik Campursari dikembangkan karna membuat suatu variasi musik yang enak di dengar. Bpk Mudyono juga berpesan agar nantinya grup musik Krido Laras dapat menghadang pengaruh buruk dari musik Mak Lampir yang lagi populer pada tahun 2002.

Walaupun sukses pada penampilan perdananya, grup musik Krido Laras belum di terima oleh masyarakat Jawa pada umumnya, banyak yang mencibir karena menyamakan Krido Laras dengan grup musik dangdut yang lagi populer. Hal ini dapat dimaklumi karena pada tahun 2002 image grup musik pada masyarakat bawah identik dengan musik malam, minuman keras, wanita dan kekerasan. Tapi Bpk Sunardi tidak mundur dan menyerah, beliu membuktikan dengan sikap dan perbuatan dari anggota Krido Laras yang bersikap sopan , tidak minum minuman keras serta berpakaian yang sopan. Dimana penyanyi wanita memakai kebaya serta pemusik memakai pakaian adat Jawa. Hal ini sesuai dengan arti dari nama Krido Laras. Krido artinya kerja. Sedangkan Laras adalah serasi. Sehingga Krido Laras adalah pekerjaan yang serasi. Hal ini adalah falsafah dasar dari pembentukan Krido Laras, dimana pekerjaan memainkan musik itu tidak bertentangan dengan jiwa dan tidak menggangu kerja Bpk Sunardi sebagai pegawai negeri. Usaha Bpk Sunardi tidak sia-sia, karena masyarakat Jawa melihat bahwa grup musik Krido Laras benar murni ingin memainkan musik tidak hal yang lain. Lambat laun permintaan untuk tampil mengisi acara di masyarakat Jawa, baik itu dalam konteks perkawinan, bersih desa, acara pemerintahan bahkan acara hiburan yang diadakan.

Dalam pertunjukannya, musik yang ditampilkan grup musik Krido Laras tidak berpatokan kepada nyanyian Jawa melainkan semua lagu-lagu dapat dimainkan. Baik itu lagu pop, lagu tradisi suku lain, bahkan lagu dari bangsa lain seperti China,Barat bahkan lagu latin. Hal ini bisa terjadi karena hanya alat musiknya saja yang dicampur, sehingga semua lagu bisa dimainkan oleh grup musik Krido Laras. Hal ini sesuai dengan irama lagu yang ada di Campursari, di mana untuk tempo cepat di iringi Dalam pertunjukannya, musik yang ditampilkan grup musik Krido Laras tidak berpatokan kepada nyanyian Jawa melainkan semua lagu-lagu dapat dimainkan. Baik itu lagu pop, lagu tradisi suku lain, bahkan lagu dari bangsa lain seperti China,Barat bahkan lagu latin. Hal ini bisa terjadi karena hanya alat musiknya saja yang dicampur, sehingga semua lagu bisa dimainkan oleh grup musik Krido Laras. Hal ini sesuai dengan irama lagu yang ada di Campursari, di mana untuk tempo cepat di iringi

Grup musik Krido Laras beranggotakan 30 orang personil. Hal ini terdiri dari

3 orang penyanyi, pemusik dan pewayang. Namun pada umumnya, setiap tampil beranggotakan 20 personil, dikarenakan tidak setiap saat grup Krido Laras menampilkan musik dengan wayang. Hal ini sesuai dengan permintaan. Dalam pertunjukannya grup Krido Laras tampil diacara pesta perkawinan, bersih desa, maupun acara hiburan. Ketika tampil diacara perkawinan, grup musik Krido Laras akan tampil sesudah selesai acara temu/adat. Biasanya tampil sekitar antara pukul 2 siang sampai pukul 6 sore, yang kemudian dilanjutkan lagi mulai dari pukul 8 malam sampai dengan pukul 10, ataupun kalau mundur biasanya hanya sampai pukul 12 malam. Pertunjukan tidak boleh lebih dari pukul 12 dengan alasan untuk menjaga dampak negatif dari pertunjukan,seperti akan terjadi kekacauan akibat semakin larut malam. Sedangkan untuk pertunjukan lainnya seperti bersih desa dan hiburan, biasanya berlangsung mulai dari sekitar pukul 11 pagi sampai malam hari, tapi tetap tidak boleh lebih dari pukul 12 malam. (Wawancara dengan Bpk Sunardi. Agustus, 2009)

Sejak tahun 2000 sampai sekarang, Krido Laras sudah sering tampil dan ikut mengisi acara seperti Ulang tahun Pujakesuma, mengiringi Koes Hendratomo dan

Edi Silitonga pada tahun 2002 di Tiara Convention Hotel, bahkan sudah tampil di Universitas Malaysia dalam rangka pertukaran budaya pada tahun 2003. Seiring berjalannya waktu, akhirnya banyak grup musik Campursari yang muncul di kota Medan seperti di sekitar Marelan ada grup Campursari seperti Langen Budoyo, Centong Raos, Santi Laras. Sedangkan di daerah sekitar gedung Johor ada grup Campursari yang bernama darma Budaya (Wawancara dengan bpk.Sunardi, Oktober 2009).

Melihat perkembangan musik Campursari yang bisa dikatakan pesat, maka penulis melihat bahwa Grup Krido Laras sebagai pionir musik Campursari di kota Medan cukup berhasil membangun minat masyarakat Jawa yang ada dikota Medan dengan musik Campursari, ini terlihat dengan seringnya grup musik Campursari yang ada dipanggil untuk mengisi acara-acara yang ada di dalam masyarakat Jawa kota Medan. Baik itu dalam acara perkawinan, bersih desa, dan acara hiburan.. Untuk itu penulis akan membahas di dalam bab IV dalam skripsi tentang pertunjukan musik Campursari dalam konteks hiburan yang dibawakan oleh grup musik Krido Laras.