Pertunjukan Grup Krido Laras dalam Konteks Hiburan

4.1. Pertunjukan Grup Krido Laras dalam Konteks Hiburan

Dalam bab IV ini penulis akan membahas tentang pertunjukan musik Campursari yang dilakukan oleh Grup Krido Laras. Dimana penulis akan mendeskripsikan apa-apa saja yang terjadi selama pertunjukan. Baik itu dimulai pada saat pemesanan, latihan maupun pada saat pertunjukan berlangsung. Dengan menjelaskan secara keseleuruhan maka para pembaca akan dapat mengetahui bagaimana sebenarnya pertunjukan musik Campursari yang dilakukan oleh grup Krido Laras dalam konteks hiburan.

Pada penelitian yang diadakan oleh penulis, pertunjukan musik Campursari terjadi pada saat adanya acara pernikahan. Jadi disini musik yang ditampilkan bersifat hiburan, dimana menghibur para tamu-tamu dan undangan yang hadir. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Alan P.Merriam berkenaan dengan fungsi musik. Menurut Alan P. Merriam terdapat sekurang-kurangnya sepuluh fungsi musik, yaitu : (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi penghayatan estetika, (3)fungsi hiburan, (4) fungsi komunikasi, (5) fungsi perlambangan, (6) fungsi reaksi jasmani, (7) fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan, (8) fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, (9) fungsi kesinambungan kebudayaan, dan (10) fungsi pengintegrasian masyarakat (Merriam, 1964:219-226)

Dari apa yang disampaikan oleh Alan P.Merriam tersebut, maka penulis mengambil fungsi musik dalam konteks hiburan, fungsi komunikasi dan fungsi pengintegrasian masyarakat.

1. Fungsi Hiburan

Musik Campursari dimainkan ketika selesai acara yang utama. Sehingga sifatnya sebagai hiburan dalam suatu acara yang sedang dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dalam penelitian yang diadakan oleh penulis. Lagu-lagu yang dimainkan tidak pada saat acara temu manten, hanya untuk menghibur para tamu dan undangan ketika sedang makan. Dapat disimpulkan bahwa Grup Krido Laras memainkan musik Campursari untuk menghibur para undangan dan tamu-tamu yang hadir, agar merasa terhibur pada saat makan.

2. Fungsi Komunikasi

Masing-masing alat musik yang dimainkan dalam pertunjukan musik Campursari akan menghasilkan melodi dan ritem yang baik apabila ada komunikasi dari setiap pemain musik. Tidak akan tercipta nada yang baik jika sesama mereka tidak pernah latihan bersama. Karena dengan latihan bersama maka komunikasi diantara sesame pemain musik akan semakin baik. Dengan demikian masing-masing pemain musik akan tahu kapan mereka main dan nada apa saja yang harus mereka mainkan.

Juga dengan memainkan musik Campursari, maka grup Krido Laras sudah mengadakan komunikasi dengan penonton. Dengan mengajak penonton dan Juga dengan memainkan musik Campursari, maka grup Krido Laras sudah mengadakan komunikasi dengan penonton. Dengan mengajak penonton dan

2. Fungsi Komunikasi

Masing-masing alat musik yang dimainkan dalam pertunjukan musik Campursari akan menghasilkan melodi dan ritem yang baik apabila ada komunikasi dari setiap pemain musik. Tidak akan tercipta nada yang baik jika sesama mereka tidak pernah latihan bersama. Karena dengan latihan bersama maka komunikasi diantara sesame pemain musik akan semakin baik. Dengan demikian masing-masing pemain musik akan tahu kapan mereka main dan nada apa saja yang harus mereka mainkan.

Juga dengan memainkan musik Campursari, maka grup Krido Laras sudah mengadakan komunikasi dengan penonton. Dengan mengajak penonton dan undangan untuk menikmati musik yang ditampilkan bahkan mempersilahkan undangan untuk tampil diiringi oleh grup Krido Laras. Dengan demikian sudah terjalin komunikasi diantara penonton dengan grup Krido Laras. Juga terdapat penyampaian pesan kepada yang mengadakan acara serta penonton melalui lirik lagu yang dipertunjukkan.

3. Fungsi Pengintegrasian Masyarakat

Musik Campursari yang dimainkan pada suatu acara dalam masyarakat Jawa digunakan untuk menyatukan antara seluruh undngan yang hadir. Dengan adanya musik yang dimainkan maka mereka bersama-sama merasa terikat dengan satu kebudayaan yaitu kebudayaan Jawa sebagai identitas bersama. Hal ini dapat dilihat ketika undangan dan penonton yang hadir mendengar lagu-lagu Jawa merasa dekat satu sama lain walaupun berbeda tempat tinggal dan kegiatan.