Alat - Alat Musik Campursari

3.3. Alat - Alat Musik Campursari

Dalam setiap pertunjukannnya, musik Campursari menggunakan alat musik gamelan sebagai alat musik yang utama. Hal ini sesuai dengan sejarah terjadinya musik Campursari, dimana terjadinya penambahan beberapa alat musik dari tradisi luar. Untuk itu penulis akan mendeskripsikan alat-alat musik apa saja yang dimainkan ketika musik Campursari dipertunjukkan. Alat musik gamelan umumnya selalu dimainkan dan berdampingan dengan alat musik yang lainnya. tetapi adakalanya, gamelan tidak dimainkan.

Hal ini dapat diketahui, ketika ada pertunjukan musik Campursari yang hanya menggunakan sebuah alat musik organ tunggal saja. Dengan alasan, bahwa organ tunggal sudah dapat mengakomodir semua suara dan nada-nada yang dihasilkan oleh gamelan dan alat musik yang lainnya, serta alasan yang lainnya bahwa hanya dengan organ tunggal sudah dapat menghemat dana seperti penyewaan alat musik yang mahal dan juga masalah pembayaran honor kepada para pemain. Serta dana yang terbatas dari penggagas kegiatan tetapi penggunaan organ tunggal ini tidak serta merta disebut dengan alat musik Campursari, karena yang disebut dengan alat musik Campursari adalah perpaduan antara gamelan dengan alat musik yang lain sehingga menghasilkan warna bunyi musik yang berbeda dan semakin kaya dengan nada-nada. Adapun yang disebut dengan alat-alat musik Campursari beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

3.3.1.gamelan

Gambar 4 ( Satu set gamelan)

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa , Madura , Bali , dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu - Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli Indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit . Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanyikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu ). Sang Hyang Guru pertama- tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.

Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur , Magelang Jawa Tengah , yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan , yaitu sléndro , pélog , "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat ), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki

7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

Seperangkat Gamelan Jawa terdiri atas instrumen berikut 3.3.1.1.kendang

Gambar 5 ( kendang Klasik dan kendang Jaipong)

Terdapat dua jenis kendang yaitu kendang klasik dan kendang jaipong. Kendang klasik mempunyai cirri tali yang lurus sedangkan kendang jaipong mempunyai cirri tali yang bersilang. Kendang klasik hanya sebuah, sedangkan kendang jaipong mempunya dua buah anak kendang. Kedua jenis kendang ini mempunyai peranan membawa ritem dalam permainan musik Campursari

3.3.1.2.saron dan demung

Gambar 6 ( saron dan demung)

Saron (atau disebut juga ricik) adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.

Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan kesemuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik

Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet)

3.3.1.3 gender

Gambar 7 ( gender )

Gender (dibaca:"gendèr") adalah alat musik pukul logam ( metalofon ) yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa . Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu berlapis kain. Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada Gender (dibaca:"gendèr") adalah alat musik pukul logam ( metalofon ) yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa . Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu berlapis kain. Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada

3.3.1.4 gong

Gambar 8 (gong)

Gong merupakan sebuah alat musik pukul dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang gong menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, Gong merupakan sebuah alat musik pukul dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang gong menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus,

3.3.1.5 rebab

Gambar 9 (rebab)

Rebab adalah alat musik gesek yang biasanya menggunakan 2 atau 3 dawai .

Alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.

Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen tetapi lebih berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen. (Sumber : Wikipedia. 2009)

3.3.1.6 siter dan celempung

Gambar 10 (siter dan celempung)

Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda .

Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro . Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan) , sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan ). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).

Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan .

Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.

Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran , meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.

3.3.2 gitar elektrik

Gambar Gambar 11 (gitar elektrik)

Gitar elektrik merupakan alat musik berdawai enam yang mempunyai nada diatonik. Gitar elektrik merupakan alat musik dengan klasifikasi chordophone. Gitar elektrik berfungsi sebagai pembawa ritme dan melodi. Gitar elektrik ini dimainkan oleh satu orang pemain. Ketika memainkan alat musik gitar, posisi seorang pemain adalah dalam posisi berdiri ataupun dalam posisi duduk. Hal ini disesuaikan dengan konteks acara yang sedang diiringi.

Gitar listrik adalah gitar yang menggunakan beberapa pickup untuk mengubah bunyi atau getaran dari senar gitar menjadi arus listrik yang akan dikuatkan kembali dengan menggunakan seperangkat amplifier dan loudspeaker. Suara gitar listrik dihasilkan dari getaran senar gitar yang mengenai kumparan yang ada di badan gitar yang biasa disebut "pick up". Terkadang sinyal yang keluar dari pickup diubah secara elektronik dengan gitar effect sebagai reverb ataupun distorsi.

3.3.3 gitar bass

Gambar 12 (gitar bass)

Gitar bass listrik (biasa disebut bass listrik atau bass saja) adalah alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih besar, leher yang lebih panjang, dan biasanya memiliki empat senar. Bobot dari bass sendiri idealnya lebih berat daripada gitar listrik biasa, karena senarnya yang lebih tebal (untuk menjaga kerendahan nada/bunyi) sehingga menyebabkan harus memilih kayu yang lebih padat dan keras untuk menyeimbangi tekanan pada neck (leher gitar).

Selain itu ukuran fret (kolom pada gitar) yang lebih besar yang disesuaikan dengan ketebalan senar.

3.3.4 rebana

Gambar 13 (rebana)

Termasuk kedalam keluarga rebana, tetapi sudah diproses melalui produksi mesin pabrik. Dimainkan untuk menghasilkan variasi ritem dalam musik Campursari

3.3.5 keyboard/string

Keyboard (Inggris: Keyboard) adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, tetapi keyboard bisa memainkan beragam suara, seperti terompet, suling, gitar, biola, sampai suara-suara perkusi. Dengan kibor juga bisa dimainkan Keyboard (Inggris: Keyboard) adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, tetapi keyboard bisa memainkan beragam suara, seperti terompet, suling, gitar, biola, sampai suara-suara perkusi. Dengan kibor juga bisa dimainkan

Gambar 14 (keyboard)

Dalam memainkan keyboard penggunaan akord adalah sangat penting dan sering digunakan. Akord adalah kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis. Akord bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Akord ini digunakan untuk mengiringi suatu lagu. Contohnya adalah dengan menekan tiga tuts piano C, E dan G secara bersamaan, maka sebuah akord telah dimainkan.

Dalam pertunjukan musik Campursari, alat musik keyboard memegang peranan yang sangat penting . karena hanya dengan sebuah keyboard maka banyak warna bunyi musik yang dapat digantikan. Sehingga dalam situasi tertentu, sebuah Dalam pertunjukan musik Campursari, alat musik keyboard memegang peranan yang sangat penting . karena hanya dengan sebuah keyboard maka banyak warna bunyi musik yang dapat digantikan. Sehingga dalam situasi tertentu, sebuah

3.3.6 drum Set

Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan dan dipukul oleh tangan atau sebuah batang kayu. Selain kulit, juga digunakan bahan lain, misalnya plastik.

Gambar 15 (drum set)

Drum set terdiri dari bass drum, tom-tom, cymbals, hi hat,dan snare drum.