Kegiatan yang Berkaitan dengan Kesejahteraan Pegawai

5.1 Kegiatan yang Berkaitan dengan Kesejahteraan Pegawai

  Pada pengambilan keputusanpemecahan masalah yang dilakukan oleh Lurah berkaitan dengan kegiatan kesejahteraan pegawai, Lurah Ciparigi terlihat menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara yang disajikan pada Gambar 3.

  Sumber: Data Primer diolah Gambar 3.Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Lurah di

  Kelurahan Ciparigi Pada Kegiatan Berkaitan dengan Kesejahteraan Pegawai

  Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa gaya kepemimpinan konsultatif lebih dominan diterapkan oleh Lurah dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain. Hal ini dapat terlihat dari penyebaran pernyataan responden yaitu sebesar 92 persen menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dalam kegiatan berkaitan kesejahteraan pegawai dan hanya delapan persen yang menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dalam kegiatan berkaitan kesejahteraan pegawai.

  Gaya kepemimpinan Lurah yang konsultatif didukung oleh sikap Lurah dimana pengambilan keputusanpemecahan masalah dilakukan oleh Lurah setelah mendengarkan masukansaran dari pegawai, artinya Lurah dalam kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai mampu memperhatikan kesejahteraan hidup para pegawainya. Berkaitan hal tersebut, pengambilan keputusan Lurah Ciparigi dilakukan setelah menerima masukansaran tentang kesejahteraan hidup pegawai.

  Gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan Lurah tersebut tampak karena Lurah membutuhkan masukansaran guna pengambilan keputusan yang dilakukannya dapat diambil secara tepat. Sehubungan dengan hal ini, Lurah Ciparigi, P.G (49 tahun) mengungkapkan sebagai berikut.

  “Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan Kelurahan, saya hampir selalu menerapkan gaya dimana setiap pengambilan keputusan melibatkan para Kasi dan staf pegawai yang gunanya untuk memberikan masukan terhadap suatu persoalan. Karena pada dasarnya saya dipilih berdasarkan keputusan dari atasan (Pemerintah Pusat), bukan oleh rakyat. Sehingga saya tidak mengetahui medankeadaan masyarakat sekitarnya maupun karakteristik pegawai sekalipun. Masukansaran yang saya peroleh tersebut, saya jadikan referensi dalam pengambilan keputusan saya. Akan tetapi yang perlu ditegaskan disini, semua keputusan berkaitan tentang semua kegiatan Kelurahan termasuk kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai harus diputuskan oleh saya sebagaimana terlihat dalam tupoksi Lurah. Dalam hal ini, saya sebagai pengambil keputusan akhir dan penanggung jawab dalam seluruh kegiatan Kelurahan.”

  Sejalan dengan hal tersebut, cara pengambilan keputusan pemimpin (Lurah) berkaitan dengan kegiatan kesejahteraan pegawai diperkuat oleh pendapat pegawai. Sekretaris Lurah Ciparigi, (U.S, 46 tahun) menyatakan:

  “Gaya kepemimpinan yang diterapkan Lurah dalam pengambilan keputusan selalu melibatkan seluruh pegawai untuk memberikan masukansaran meskipun pengambilan keputusan di tangan Lurah. Misalnya jika ada karyawanpegawai yang mengeluh masalah keluarga, disini Lurah tidak mengambil keputusan sendiri. Hal ini harus di musyawarahkan dengan para Kasi-Kasi dan staf. Disini kita ambil solusi terbaik dari masalah tersebut dan Lurah yang mengambil keputusan terakhir.”

  Dari hal tersebut dapat diidentifikasi, proses pengambilan keputusanpemecahan masalah, Lurah menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal ini dicirikan dari pengambilan keputusanpemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin dengan terlebih dahulu mendengarkan berbagai masukansaran dari para pegawainya

  Di samping itu, terdapat juga responden yang menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kesejahteraan pegawai, Lurah Di samping itu, terdapat juga responden yang menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kesejahteraan pegawai, Lurah

  “Ada kalanya dalam penyelesaian masalah kesejahteraan pegawai, Lurah bersama staf sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan dengan tujuan dapat berjalan dengan tepat, cepat dan akurat.”

  Berdasarkan ungkapan tersebut dapat diidentifikasi, proses pengambilan keputusanpemecahan masalah, Lurah menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Hal ini dicirikan dari keikutsertaan pemimpin (Lurah) dan pegawai dalam pengambilan keputusanpemecahan masalah. Diikutsertakannya pegawai dalam pengambilan keputusan secara bersama-sama, dalam hal ini dimaksudkan agar keputusan yang dihasilkan bertujuan untuk dapat berjalan tepat, cepat dan akurat.

  Kegiatan yang berkaitan dengan kesejateraan pegawai ini sangatlah luas. Tidak hanya terbatas pada kesejahteraan hidup pegawai, melainkan seperti persoalan keluarga yang dihadapi pegawai dapat menjadi bagian dalam kesejahteraan pegawai. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Lurah Ciparigi, P.G (49 tahun) sebagai berikut:

  “Kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai ini sangat luas maknanya. Setiap orang bisa menginterpretasikan berbeda-beda, akan tetapi ketika berbicara tentang persoalan keluarga pegawai, itupun dapat menjadi bagian dalam kesejahteraan pegawai. Karena makna kesejahteraan pegawai bagi saya, bukan hanya terpenuhinya kebutuhan secara materi saja melainkan secara batin juga harus terpenuhi. Sehingga dapat dikatakan kesejateraan lahir dan batin.”

  Akan tetapi, kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan (gaji) ataupun tunjangan pegawai, dalam pengambilan keputusannya Lurah tidak memiliki wewenang penuh untuk mengatur hal tersebut. Pendapatan atau tunjangan pegawai Kelurahan telah diatur oleh Dinas Kepegawaian, dimana gaji Pegawai Negeri

  Sipil (PNS) tersebut berdasarkan golongan dan jabatan yang dimiliki oleh pegawai tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Lurah Ciparigi, P.G (49 tahun) sebagai berikut.

  “Kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai ini sangat luas maknanya. Akan tetapi yang perlu ditekankan dalam hal pemberian gaji atau tunjangan para pegawai. Para pegawai di Kelurahan baik pegawai yang statusnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Tenaga Kerja Kontrak (TKK) dalam urusan gajian maupun tunjangan jabatannya sudah diatur oleh Dinas Kepegawaian berdasarkan golongan dan jabatan pegawai. Saya tidak memiliki wewenang penuh untuk mengatur gaji mereka. Yang perlu diingat, besarnya gaji untuk kecukupan kebutuhan hidup pegawai sangat ditentukan oleh pegawai itu sendiri. Bagaimana pegawai tersebut mengatur keuangannya sendiri. Misalnya, bisa saja ada dua orang pegawai yang gajinya sama-sama satu jutabulan. Akan tetapi pengaturan uang yang dimilikinya berbeda, yaitu yang satu pegawai sifatnya boros dan yang satu pegawai lagi orangnya hemat. Secara otomatis pegawai yang hemat dalam mengelola keuangannya tersebut bisa memanfaatkan gajinya dengan maksimal hingga mereka gajian dibulan berikutnya.”

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah dilakukan dalam berbagai penyelesaian kasus yang dihadapi pegawai seperti masalah keluarga pegawai. Dalam hal tersebut, disetiap penyelesaian masalah, Lurah telah mampu menjalankan kepemimpinan yang baik. Hal tersebut diimplementasikan dengan kemampuan Lurah dalam membaca situasi masalah yang dihadapi dan tahap selanjutnya Lurah menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi permasalahan tersebut.

  Gaya kepemimpinan yang dominan digunakan Lurah dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan kesejahteraan pegawai adalah gaya kepemimpinan konsultatif. Penerapan gaya kepemimpinan tersebut, telah mampu menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan kegiatan kesejahteraan pegawai, seperti permasalahan yang dihadapi pegawai di dalam keluarganya meliputi kebutuhan hidupnya sehari-hari, ketercukupan sandang, pangan dan papan kebutuhan pegawai.