FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN LURAH

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN LURAH

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah yang terjadi di Kelurahan Ciparigi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam Bab ini akan ditinjau karakteristik pemimpin, karakteristik pegawai dan situasi di lingkungan organisasi. Faktor- faktor tersebut diperkirakan berkaitan dengan penerapan gaya kepemimpinan Lurah dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang kegiatan.

6.1 Karakteristik Pemimpin

  Karakteristik pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang perlu dibahas untuk memahami cara-cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan. Karakteristik Lurah yang dibahas meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh pemimpin, kepribadian pemimpin, pengalaman serta nilai-nilai yang dianut pemimpin dalam mengambil keputusan sesuai tugas pokok dan fungsi Lurah.

  Latar belakang pendidikan pemimpin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemimpin dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan Kelurahan. Pendidikan yang dimiliki pemimpin, memberikan pengetahuan kepadanya yang selanjutnya dapat mempengaruhi pola tindak pemimpin. Pada kasus Kelurahan Ciparigi, berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki Lurah Ciparigi sudah cukup tinggi yaitu Sarjana. Tingkat pendidikan tersebut tampak berpengaruh dalam pengambilan Latar belakang pendidikan pemimpin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemimpin dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan Kelurahan. Pendidikan yang dimiliki pemimpin, memberikan pengetahuan kepadanya yang selanjutnya dapat mempengaruhi pola tindak pemimpin. Pada kasus Kelurahan Ciparigi, berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki Lurah Ciparigi sudah cukup tinggi yaitu Sarjana. Tingkat pendidikan tersebut tampak berpengaruh dalam pengambilan

  “Dalam hal pengambilan keputusan pada berbagai penyelesaian masalah yang terjadi di Kelurahan, pendidikan yang saya miliki, sejauh ini bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Seperti contoh, ketika saya duduk di bangku kuliah dan mempelajari materi tentang manajemen serta kepemimpinan. Hingga saat ini saya masih mengingatnya dan hal tersebut saya jadikan referensi dalam pengambilan keputusan. Jangan sampai keputusan yang saya lakukan tidak tepat dan menimbulkan resiko yang besar. Disamping itu, pada skripsi saya yang bertema kepemimpinan dan komunikasi, paling tidak dapat membuat saya bisa lebih memahami tentang kepemimpinan secara umum.”

  Kepribadian pemimpin merupakan salah satu aspek karakteristik pemimpin yang dapat mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan. Dapat diketahui salah satu kepribadian diri dari Lurah Ciparigi ialah semangat bekerja keras. Hal ini dapat berakibat dalam pengambilan keputusanpemecahan masalah yang dihadapi Kelurahan yang hampir selalu dapat diatasi secara cepat dan tepat. Seperti contoh, dengan penerapan gaya konsultatif yang dominan dalam pengambilan keputusan Lurah, dapat menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan kegiatan yang terjadi di Kelurahan Ciparigi. Hal ini umpamanya dinyatakan oleh, U.S (46 tahun):

  “Untuk memiliki pengaruh terhadap gaya kepemimpinan, pendidikan saja tidak menjadi patokan dalam pengambilan keputusan. Yang penting, Lurah memiliki semangat bekerja keras dan bisa menghadapi semua masalah di lapangan.”

  Pengalaman merupakan guru terbaik dalam kehidupan. Dengan pengalaman membuat individu menjadi lebih mengetahui terhadap sesuatu hal dan mendewasakan individu tersebut. Hal tersebut terjadi juga pada Lurah Ciparigi dimana dengan banyaknya pengalaman yang dimilikinya, membuat dia menjadi Pengalaman merupakan guru terbaik dalam kehidupan. Dengan pengalaman membuat individu menjadi lebih mengetahui terhadap sesuatu hal dan mendewasakan individu tersebut. Hal tersebut terjadi juga pada Lurah Ciparigi dimana dengan banyaknya pengalaman yang dimilikinya, membuat dia menjadi

  “Jika saya melihat kebelakang, sejak perguruan tinggi saya sudah ikut dan aktif dalam berbagai organisasi formal maupun informal, termasuk ketua RT pun saya pernah jabat. Dengan adanya pengalaman tersebut saya mendapatkan banyak pelajaran, khususnya bagaimana saya mengorganisir orang dalam suatu organisasi. Disamping itu sejak tahun 1998, kebetulan saya telah menjabat sebagai Kasi Trantib di Kecamatan Bogor Tengah. Dengan adanya pengalaman tersebut membuat saya menjadi lebih paham tentang bagaimana pengambilan keputusan secara cepat dan tepat serta cara memimpin melalui penerapan gaya kepemimpinan.”

  Nilai-nilai yang dianut pemimpin, menjadikan pemimpin memiliki acuan atau pedoman dalam memimpin bawahannya. Berkaitan hal tersebut, Lurah Ciparigi P.G (49 tahun) mengungkapkan:

  “Disetiap kepemimpinan saya, kapanpun dan dimanapun saya memimpin selalu menerapkan nilai kerja, yaitu „beban dan tanggung jawab berdasarkan hak dan kewajiban sebagai pegawai‟.”

  Dengan nilai yang dipegang tersebut, Lurah sebagai pegawai pemerintahan selalu melaksanakan tanggung jawab pekerjaan sesuai hak dan kewajibannya sebagai pegawai. Penerapan nilai tersebut, diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab memimpin melalui penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sebagai pemimpin.

6.2 Karakteristik Pegawai

  Penerapan gaya kepemimpinan yang diterapkan Lurah dapat dipengaruhi oleh karakteristik pegawai. Pegawai mempunyai beragam karakteritik seperti pendidikan, pengalaman bekerja, motivasi kerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah Ciparigi tampak di samping dipengaruhi oleh karakteristik dari pemimpin sendiri, terdapat juga faktor Penerapan gaya kepemimpinan Lurah Ciparigi tampak di samping dipengaruhi oleh karakteristik dari pemimpin sendiri, terdapat juga faktor

  “Jika dilihat dari data pegawai, staf Kelurahan Ciparigi sebagian besar pendidikannya cukup tinggi, yaitu SMA. Akan tetapi ada tiga pegawai yang pendidikannya hanya sampai SMP serta SD dan pegawai tersebut umurnya sudah cukup tua. Kepada ketiga pegawai tersebut, saya memperlakukan mereka berbeda dengan pegawai lainnya, bukan karena di istimewakan, tetapi saya memberikan pekerjaan kepada mereka tidak terlalu berat. Biasanya saya memberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan diri pegawai itu sendiri, seperti menjadi kolektor PBB serta menjadi staf pelaksana saja.

  Selain pendidikan pegawai, dari data jumlah pegawai Kelurahan Ciparigi menurut jenis kelamin tahun 2008 (Tabel 5) dapat diketahui pegawai Kelurahan Ciparigi sebanyak 75 persen berjenis kelamin Laki-laki dan 25 persen yang berjenis kelamin perempuan. Dari data jumlah pegawai Kelurahan Ciparigi menurut umur tahun 2008 (Tabel 6) dapat diketahui bahwa pegawai yang berumur antara 30-40 tahun berjumlah 25 persen, pegawai yang berumur 41-50 tahun sebesar 42 persen dan pegawai yang berumur 50 tahun keatas sebesar 33 persen. Akibat dari perbedaan yang dimiliki oleh para pegawai tersebut, penerapan gaya kepemimpinan yang diterapkan Lurah Ciparigi selalu mempertimbangkan karakteristik pegawai. Hal tersebut tercermin dalam pemberian tugas-tugas yang diberikan Lurah kepada pegawai selalu disertai bimbingan dan arahan dari pemimpin (Lurah). Dampak dari penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai Selain pendidikan pegawai, dari data jumlah pegawai Kelurahan Ciparigi menurut jenis kelamin tahun 2008 (Tabel 5) dapat diketahui pegawai Kelurahan Ciparigi sebanyak 75 persen berjenis kelamin Laki-laki dan 25 persen yang berjenis kelamin perempuan. Dari data jumlah pegawai Kelurahan Ciparigi menurut umur tahun 2008 (Tabel 6) dapat diketahui bahwa pegawai yang berumur antara 30-40 tahun berjumlah 25 persen, pegawai yang berumur 41-50 tahun sebesar 42 persen dan pegawai yang berumur 50 tahun keatas sebesar 33 persen. Akibat dari perbedaan yang dimiliki oleh para pegawai tersebut, penerapan gaya kepemimpinan yang diterapkan Lurah Ciparigi selalu mempertimbangkan karakteristik pegawai. Hal tersebut tercermin dalam pemberian tugas-tugas yang diberikan Lurah kepada pegawai selalu disertai bimbingan dan arahan dari pemimpin (Lurah). Dampak dari penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai

  Begitu juga hal sebaliknya, sebagaimana ketika pemimpin memiliki pegawai yang tingkat pendidikannya cukup tinggi serta pengalaman kerja yang cukup baik. Dalam hal ini, pemimpin langsung mendelegasikan tugas sesuai dari tugas pokok dan fungsi dari tiap-tiap pegawai. Hal ini dapat terjadi ketika pemimpin menilai bahwa pegawainya sudah cukup pandai dan memiliki pengalaman yang baik dalam penyelesaian tugas-tugasnya.

  Di samping itu, penerapan gaya kepemimpinan yang dominan konsultatif pada Kelurahan Ciparigi dalam berbagai pemecahan masalah, mengiindikasikan motivasi kerja dan tanggung jawab pegawai yang tidak sepenuhnya baik. Hal ini sebagaimana diungkapkan pada bab sebelumnya, dimana beberapa tahun yang lalu Kelurahan Ciparigi merupakan suatu Desa dan sebagian besar pegawai Kelurahan Ciparigi sekarang ini merupakan pegawai Kantor Desa yang masih “kental” dengan budaya kerja pegawai Desa.

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah disesuaikan dengan karakteristik pegawainya. Dalam hal ini, Lurah tidak dapat memaksakan penerapan sutu gaya kepemimpinan tertentu jika hal tersebut tidak sesuai atau bahkan sangat bertentangan dengan karakteristik pegawai. Umpamanya, pada penerapan gaya kepemimpinan delegatif dalam suatu kegiatan yang berkaitan dengan Kelurahan. Gaya kepemimpinan tersebut lebih menekankan pegawai memiliki otoritas penuh dalam pekerjaannya termasuk pengambilan keputusanpemecahan masalah pekerjaan sekalipun. Jika hal tersebut diterapkan Lurah pada pegawai yang kurang memiliki motivasi kerja yang cukup tinggi dan tanggung jawab, penerapan gaya Penerapan gaya kepemimpinan Lurah disesuaikan dengan karakteristik pegawainya. Dalam hal ini, Lurah tidak dapat memaksakan penerapan sutu gaya kepemimpinan tertentu jika hal tersebut tidak sesuai atau bahkan sangat bertentangan dengan karakteristik pegawai. Umpamanya, pada penerapan gaya kepemimpinan delegatif dalam suatu kegiatan yang berkaitan dengan Kelurahan. Gaya kepemimpinan tersebut lebih menekankan pegawai memiliki otoritas penuh dalam pekerjaannya termasuk pengambilan keputusanpemecahan masalah pekerjaan sekalipun. Jika hal tersebut diterapkan Lurah pada pegawai yang kurang memiliki motivasi kerja yang cukup tinggi dan tanggung jawab, penerapan gaya

  keputusanpemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin (Lurah) dengan terlebih dahulu mendengarkan berbagai masukansaran dari para pegawainya dan pemimpin (Lurah) memberikan pengarahan dan bimbingan kepada pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.

6.3 Situasi di Lingkungan Organisasi

  Situasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan. Situasi tersebut dapat meliputi situasi atau keadaan lingkungan kerja serta situasi masalah yang mempengaruhi pemimpin dalam pengambilan keputusan. Kedua aspek tersebut sangatlah berpengaruh sebagai faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pemimpin.

  Lingkungan atau kondisi kerja di lingkungan organisasi Kelurahan Ciparigi mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin (Lurah). Pada suatu situasi kerja tertentu, Lurah Ciparigi menerapkan gaya kepemimpinann konsultatif. Pada situasi yang lain, Lurah menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif, direktif ataupun delegatif. Hal tersebut antara lain dikemukakan oleh N.N (35 tahun) yang menyatakan:

  “Pada suasana atau iklim kerja serta suasana organisasi secara keseluruhan pasti memiliki pengaruh terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan. Sebagai contoh, dengan adanya suasana atau lingkungan kerja yang penuh dengan suasana kekeluargaan, tentunya dapat menciptakan suasana kerja “Pada suasana atau iklim kerja serta suasana organisasi secara keseluruhan pasti memiliki pengaruh terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan. Sebagai contoh, dengan adanya suasana atau lingkungan kerja yang penuh dengan suasana kekeluargaan, tentunya dapat menciptakan suasana kerja

  Hal senada juga dikemukakan oleh U.S (46 tahun) yang menyatakan:

  “Dengan adanya suasana lingkungan kerja yang nyaman, maka dengan sendirinya semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan penerapan gaya kepemimpinan Lurah dominan lebih konsultatif.”

  Selain suasana lingkungan kerja mendukung penerapan gaya kepemimpinan Lurah, situasi masalah pun dapat menjadi faktor yang mempengaruhi suatu penerapan gaya kepemimpinan. Umumnya, ketika situasi mengharuskan pemimpin mengambil keputusan yang cepat karena keadaan darurat, misalnya seperti bencana alam, penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi tersebut biasanya menuntut pemimpin lebih cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang direktif. Pemimpin tidak bermusyawarah dahulu dengan pegawai sebelum mengambil keputusan karena membutuhkan waktu yang agak lama, tetapi dalam permasalahn tersebut dibutuhkan cara pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik, artinya pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengadaptasikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan situasi tertentu.

6.4 Ikhtisar

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah yang terjadi di Kelurahan Ciparigi dipengaruhi oleh faktor-faktor karakteristik pemimpin, karakteristik pegawai dan situasi di lingkungan organisasi. Pertama, karakteristik pemimpin dalam hal ini meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh pemimpin, kepribadian Penerapan gaya kepemimpinan Lurah yang terjadi di Kelurahan Ciparigi dipengaruhi oleh faktor-faktor karakteristik pemimpin, karakteristik pegawai dan situasi di lingkungan organisasi. Pertama, karakteristik pemimpin dalam hal ini meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh pemimpin, kepribadian