PENDEKATAN TEORITIS
2.1.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur dan bertanggungjawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Hubungan pimpinan dan bawahan dapat diukur melalui penilaian pekerja terhadap gaya kepemimpinan para pemimpin dalam mengarahkan dan membina para bawahannya untuk melaksanakan pekerjaan (Hadari, 2003).
Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 2003).
Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan- kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan Karjadi (1983), pemimpin adalah menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang diharapkan.
2.2 Kerangka Pemikiran
Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami fenomena kepemimpinan pada organisasi pemerintahan
Kelurahan, khususnya tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawainya. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi gaya Kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang diterapkan digolongkan dalam tiga kategori yaitu: faktor karakteristik pemimpin, faktor karakteristik pegawai dan faktor situasi. Gaya kepemimpinan yang digunakan seorang pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Gaya kepemimpinan dibedakan dalam empat kategori, yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif serta gaya kepemimpinan delegatif.
Untuk kepentingan penelitian ini, kinerja pegawai dipandang sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi. Ukuran-ukuran kinerja pegawai ini meliputi kualitas kerja, dan kuantitas kerja. Kinerja pegawai akan berpengaruh terhadap Kinerja organisasi Kelurahan. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gaya Kepemimpinan:
Karakteristik pegawai
1. Gaya Direktif 2. Gaya Konsultatif 3. Gaya Partisipatif 4. Gaya Delegatif
Kinerja Pegawai → Kinerja Organisasi Kelurahan
1. Kualitas Kerja 2. Kuantitas Kerja
Keterangan:
: Garis Pengaruh : Pengaruh karakteristik pegawai terhadap kinerja pegawai, tidak
menjadi fokus penelitian
2.3 Hipotesis
Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuannya diajukan hipotesis pengarah berikut:
1. Diduga gaya kepemimpinan tertentu dominan terjadi di Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara.
2. Diduga faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpinLurah adalah: karakteristik pemimpin, karakteristik pegawai dan situasi di lingkungan organisasi.
3. Diduga terdapat keragaman kinerja pegawai pada organisasi Kelurahan Ciparigi.
Disamping hipotesis pengarah, diajukan hipotesis uji berikut.
Diduga terdapat pengaruh gaya kepemimpinan yang diterapkan Lurah terhadap kinerja pegawai.
2.4 Definisi Konseptual
Sejumlah definisi konseptual yang menjadi pegangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan organisasi, dalam hal ini kepemimpinan organisasi Kelurahan adalah kemampuan pemimpin (Lurah) untuk memberikan tugas, pengarahan, bimbingan terhadap para pegawai dalam menjalankan tugasnya.
2. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara atau pola tindakan, tingkah laku yang diterapkan oleh pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan terlihat pada arah komunikasi dan cara-cara dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di berbagai bidang. Gaya 2. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara atau pola tindakan, tingkah laku yang diterapkan oleh pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan terlihat pada arah komunikasi dan cara-cara dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di berbagai bidang. Gaya
3. Karakteristik pemimpin adalah kondisi diri seorang pemimpin yang berpengaruh dalam melaksanakan kepemimpinannya, seperti latar belakang pendidikan, pribadi, pengalaman dan nilai-nilai dalam pandangan hidup yang dihayati dan diamalkannya (dipedomani dalam berfikir, merasakan, bersikap dan berperilaku).
4. Situasi adalah situasi dalam interaksi antara pemimpin dengan anggota organisasi sebagai bawahan seperti suasana atau iklim kerja, suasana organisasi secara keseluruhan.
5. Karakteristik pegawai adalah kondisi diri anggota organisasi sebagai pegawai, seperti pendidikan atau pengalaman, motivasi kerja atau berprestasi dan tanggung jawab dalam bekerja.
6. Pegawai adalah seseorang yang bekerja pada suatu lembaga Pemerintah.
7. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka untuk mewujudkan tujuan organisasi.
8. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan.
9. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja.
10. Pelayanan masyarakat adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi Kelurahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.5 Definisi Operasional
Untuk mengarahkan pengumpulan, pengolahan dan analisis data yang bersifat kuantitatif, dalam penelitian dirumuskan sejumlah definisi operasional berikut:
1. Penentuan gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin (Lurah) dilakukan pada bidang atau lingkungan kegiatan pengambilan keputusan pemecahan masalah berikut
1) Kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai.
2) Kegiatan yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari pemimpin (Lurah) kepada pegawai.
3) Kegiatan yang berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan.
4) Kegiatan yang berkaitan dengan pemberian pelayanan Kelurahan. Setiap gaya kepemimpinan diidentifikasikan dengan menggunakan kriteria berikut.
1) Gaya Kepemimpinan Direktif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dilakukan oleh pemimpin.
2) Gaya Kepemimpinan Konsultatif, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin setelah mendengarkan masukansaran dari bawahan.
3) Gaya Kepemimpinan Partisipatif, pemimpin dan bawahan sama- sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
4) Gaya Kepemimpinan Delegatif, pemimpin mendelegasikan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kepada bawahan.
2. Kinerja Pegawai Kelurahan diukur dengan menggunakan dua kelompok indikator yang terdiri dari:
A. Kelompok indikator berdasarkan penilaian pegawai yang bersangkutan. Kinerja pegawai diukur dengan menggunakan indikator kualitas hasil kerja dan kuantitas hasil kerja yang terdiri dari:
a. Ketepatan hasil kerja pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaannya. Kategorinya adalah
1. Selalu tepat, skor 4.
2. Sering tepat, skor 3.
3. Kadang-kadang tepat, skor 2.
4. Tidak pernah tepat, skor 1.
b. Ketelitian hasil kerja pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaannya.
b.1 Memiliki ketelitian hasil kerja secara umum. Kategorinya adalah
1. Selalu teliti, skor 4.
2. Sering teliti, skor 3.
3. Kadang-kadang teliti, skor 2.
4. Tidak pernah teliti, skor 1.
b.2 Ketelitian memeriksa kembali hasil pekerjaan. Kategorinya adalah
1. Selalu teliti, skor 4.
2. Sering teliti, skor 3.
3. Kadang-kadang teliti, skor 2.
4. Tidak pernah teliti, skor 1.
c. Kerapian hasil kerja pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaannya. Kategorinya adalah
1. Selalu rapi, skor 4.
2. Sering rapi, skor 3.
3. Kadang-kadang rapi, skor 2.
4. Tidak pernah rapi, skor 1.
d. Kebersihan hasil kerja pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaannya. Kategorinya adalah
1. Selalu bersih, skor 4.
2. Sering bersih, skor 3.
3. Kadang-kadang bersih, skor 2.
4. Tidak pernah bersih, skor 1.
e. Tuntutan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan baik. Kategorinya adalah
1. Selalu dituntut, skor 4.
2. Sering dituntut, skor 3.
3. Kadang-kadang dituntut, skor 2.
4. Tidak pernah dituntut, skor 1.
f. Jumlah atau beban pekerjaan yang dapat diselesaikan pegawai. Kategorinya adalah
1. > 90 , skor 4.
2. 76 - 90 , skor 3.
3. 50 - 75 , skor 2.
4. < 50 , skor 1.
g. Jumlah atau beban pekerjaan pegawai yang tertunda. Kategorinya
adalah
1. < 50 , skor 4.
2. 50 - 75 , skor 3.
3. 76 - 90 , skor 2.
4. > 90 , skor 1.
h. Ketepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.
h.1 Memiliki ketepatan waktu secara umum. Kategorinya adalah
1. Selalu tepat waktu, skor 4.
2. Sering tepat waktu, skor 3.
3. Kadang-kadang tepat waktu, skor 2.
4. Tidak pernah tepat waktu, skor 1.
h.2 Teguran dari pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaan karena tidak tepat waktu. Kategorinya adalah
1. Tidak pernah mendapat teguran, skor 4.
2. Kadang-kadang mendapat teguran, skor 3.
3. Sering mendapat teguran, skor 2.
4. Selalu mendapat teguran, skor 1.
Jumlah skor berkisar antara 10 hingga 40 yang dikategorikan sebagai berikut.
1. Kinerja pegawai tinggi, skor 30 - 40.
2. Kinerja pegawai sedang, skor 20 - 29.
3. Kinerja pegawai rendah, skor 10 - 19.
B. Kelompok indikator berdasarkan penilaian warga masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan kepada warga masyarakat. Kinerja pegawai Kelurahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diukur dengan menggunakan indikator yang terdiri dari
a. Kemudahan masyarakat dalam proses pembuatan KTPKK dan sebagainya. Kategorinya adalah
1. Sangat mudah, skor 4.
2. Cukup mudah, skor 3.
3. Sulit, skor 2.
4. Sangat sulit, skor 1.
b. Masyarakat mudah mengakses informasi mengenai segala bentuk pelayanan yang diberikan Kelurahan. Kategorinya adalah
1. Sangat mudah, skor 4.
2. Cukup mudah, skor 3.
3. Sulit, skor 2.
4. Sangat sulit, skor 1.
c. Ketepatan waktu para pegawai dalam menyelenggarakan segala bentuk pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan yang dijanjikan. Kategorinya adalah
1. Selalu tepat waktu, skor 4.
2. Sering tepat waktu, skor 3.
3. Kadang-kadang tepat waktu, skor 2.
4. Tidak pernah tepat waktu, skor 1.
d. Kecepatan pegawai dalam menanggapi keluhan masyarakat. Kategorinya adalah
1. Selalu cepat, skor 4.
2. Cukup cepat, skor 3.
3. Lamban, skor 2.
4. Sangat lamban, skor 1.
e. Pegawai memberi anjuran, saran, dan informasi secara jelas dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Kategorinya adalah
1. Selalu jelas dan mudah dimengerti, skor 4.
2. Sering jelas dan dimengerti, skor 3.
3. Kadang-kadang jelas dan dimengerti, skor 2.
4. Tidak pernah jelas dan tidak dimengerti, skor 1.
f. Keahlian dan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Kategorinya adalah
1. Pegawai sangat memiliki keahlian dan kemampuan, skor 4.
2. Pegawai cukup memiliki keahlian dan kemampuan, skor 3.
3. Pegawai kadang-kadang memiliki keahlian dan kemampuan, skor 2.
4. Pegawai sangat tidak memiliki keahlian dan kemampuan, skor 1.
g. Jaminan kebebasan bagi masyarakat dari pungutan liar. Kategorinya adalah
1. Selalu ada jaminan, skor 4.
2. Sering ada jaminan, skor 3.
3. Kadang-kadang ada jaminan, skor 2.
4. Tidak ada jaminan, skor 1.
h. Kesopanan dan keramahan pegawai dalam melayani masyarakat. Kategorinya adalah
1. Pegawai selalu sopan dan ramah, skor 4.
2. Pegawai cukup sopan dan ramah, skor 3.
3. Pegawai kadang-kadang sopan dan ramah, skor 2.
4. Pegawai selalu tidak sopan dan tidak ramah, skor 1.
i. Kenyamanan dalam pelayanan untuk masyarakat oleh pegawai. Kategorinya adalah
1. Selalu nyaman, skor 4.
2. Cukup nyaman, skor 3.
3. Kadang-kadang nyaman, skor 2.
4. Selalu tidak nyaman, skor 1. j. Penilaian masyarakat terhadap pelayanan yang berikan Kelurahan.
Kategorinya adalah
1. Sangat memuaskan, skor 4.
2. Cukup memuaskan, skor 3.
3. Kadang-kadang memuaskan, skor 2.
4. Sangat tidak memuaskan, skor1.
Jumlah skor berkisar antara 10 hingga 40 yang dikategorikan sebagai berikut.
4. Kinerja pegawai tinggi, skor 30 - 40.
5. Kinerja pegawai sedang, skor 20 - 29.
6. Kinerja pegawai rendah, skor 10 - 19.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai dalam Organisasi Pemerintahan Kelurahan dilaksanakan di Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan hal- hal berikut
1. Berdasarkan hasil studi penjajakan pada bulan Maret 2009 diketahui bahwa Lurah Ciparigi telah menjabat lebih dari dua tahun sehingga diharapkan kepemimpinan yang telah dilaksanakannya dapat diteliti secara lebih mendalam.
2. Kelurahan Ciparigi merupakan juara pertama Lomba P2WKSS tingkat Propinsi. Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni
2009.
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode survei) dan pendekatan kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil contoh data dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Dengan memadukan kedua pendekatan tersebut diharapkan upaya pemahaman gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, faktor-faktor yang mempengaruhi
gaya kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai serta pelayanan Kelurahan terhadap masyarakat dapat dilakukan secara lebih komprehensif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui kinerja pegawai Kelurahan, pelayanan Kelurahan serta hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menelusuri lebih jauh gaya kepemimpinan, faktor-faktor yang mempengaruhi, pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, serta pelayanan Kelurahan kepada masyarakat. Penelusuran dilakukan melalui subyek-subyek penelitian, baik dari para pegawai, warga masyarakat dan pemimpin sebagai informan yang terkait dengan gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai pada Kelurahan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder yang meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data primer dikumpulkan dari para responden dan informan. Data primer yang dikumpulkan terdiri dari:
1. Gambaran Gaya Kepemimpinan pada Kantor Kelurahan Ciparigi yang digunakan pemimpinLurah dalam pengambilan keputusan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya Kepemimpinan dalam mengambil keputusan.
3. Kinerja pegawai Kelurahan Ciparigi yang dilihat berdasarkan indikator kinerja pegawai serta pelayanan Kelurahan kepada masyarakat.
4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Lurah terhadap Kinerja Pegawai. Pengumpulan data primer dari responden menggunakan teknik wawancara
dengan kuesioner yang telah disiapkan, sedangkan pengumpulan data primer dari dengan kuesioner yang telah disiapkan, sedangkan pengumpulan data primer dari
Data sekunder dikumpulkan dari Kantor Kelurahan Ciparigi, Dinas Instansi yang relevan dan perorangan, sesuai dengan keperluan data untuk penelitian ini. Data sekunder yang dikumpulkan terdiri dari:
1. Perda, kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai kepegawaian terutama berkaitan dengan kepemimpinan Lurah dan kinerja pegawai.
2. Gambaran umum Kelurahan Ciparigi (kondisi geografis kelurahan, keadaan sosial demografi kelurahan, dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kehidupan kelurahan). Data sekunder dapat berbentuk dokumen, laporan-laporan yang memuat
data kualitatif dan angka statistik, laporan penelitian ataupun dalam bentuk lain.
3.4 Teknik Pemilihan Responden dan Informan
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam menetapkan responden pegawai Kelurahan adalah total sampling 1 , yaitu pengambilan sampel sebesar
populasi yang ada. Hal ini mengacu pada pendapat Surakhmad (1989) bahwa adakalanya masalah penarikan sampel ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai sampel, yakni semua jumlah populasi itu diketahui terbatas. Hal ini pula dijelaskan oleh Sugiono (2001) bahwa teknik total sampling sebagai teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
1 Teknik total sampling umumnya dikenal dengan Metode Sensus.
digunakan sebagai sampel. Sampel demikian dalam penelitian ini digunakan dengan pertimbangan antara lain:
a. Jumlah populasi terbatas dan masih dalam jangkauan peneliti
b. Dengan menggunakan total sampling, maka semakin representatif
c. Responden adalah orang-orang yang sudah jelas diketahui. Berdasarkan hasil studi penjajakan diketahui bahwa populasi seluruh
pegawai Kelurahan Ciparigi berjumlah 12 orang. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh responden pegawai Kelurahan Ciparigi dan Lurah Ciparigi. Di samping itu, untuk mengetahui kinerja pegawai Kelurahan dalam hal pelayanan Kelurahan terhadap masyarakat, populasi yang dijadikan sampel adalah warga masyarakat Kelurahan Ciparigi RT 02 dan 03 RW 05. Jumlah sampel yang dipilih adalah sebanyak 20 responden yang dipilih secara acak (simple random sampling). Pengambilan sampel pada kedua RT tersebut yaitu RT 02 dan 03 karena didasarkan pada kedua RT tersebut memiliki karakteristik mata pencaharian penduduk yang berbeda-beda yaitu terdiri dari PNS, TNI, swasta maupun wiraswasta, sehingga diyakini sampai taraf tertentu representatif mewakili penilaian warga masyarakat dalam hal pelayanan Kelurahan.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari kuesioner diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang. Tabulasi silang digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Selain itu, pelayanan Kelurahan terhadap masyarakat serta hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai diperoleh dari analisis secara Data yang diperoleh dari kuesioner diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang. Tabulasi silang digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Selain itu, pelayanan Kelurahan terhadap masyarakat serta hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai diperoleh dari analisis secara