Kegiatan yang Berkaitan dengan MusibahBencana

5.3 Kegiatan yang Berkaitan dengan MusibahBencana

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah pada kegiatan berkaitan dengan musibahbencana terlihat dominan pada gaya kepemimpinan partisipatif. Hasil wawancara dengan para responden pegawai ditampilkan dalam Gambar 5 berikut.

  Sumber: Data Primer diolah Gambar 5.Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Lurah di

  Kelurahan Ciparigi Pada Kegiatan Berkaitan dengan MusibahBencana

  Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan partisipatif lebih dominan diterapkan Lurah dalam

  pengambilan

  keputusanpemecahan masalah berkaitan dengan musibahbencana di lingkungan Kelurahan dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran pernyataan responden yaitu sebesar 75 persen menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dalam kegiatan berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan, sebesar

  17 persen menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan direktif dalam kegiatan berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan dan hanya mencapai delapan persen yang menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dalam kegiatan berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan.

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah yang partisipatif ini menekankan adanya persamaan antara pemimpin (Lurah) dengan para pegawainya, terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah untuk mengambil suatu keputusan. Pada kegiatan berkaitan dengan pendelegasian tugas dari pimpinan (Lurah) terhadap pegawai, penerapan gaya kepemimpinan ini lebih mencerminkan garis komando Lurah. Sedangkan pada gaya kepemimpinan Lurah yang konsultatif, pengambilan keputusanpemecahan masalah dilakukan Lurah setelah mendengarkan masukansaran dari pegawai.

  Penerapan gaya kepemimpinan partisipatif lebih dominan diterapkan Lurah dalam kegiatan berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan. Berkaitan hal tersebut, seorang pegawai, (U.S, 46 tahun) menyatakan:

  “Pada penanganan musibah yang terjadi di lingkungan Kelurahan, pengambilan keputusan terhadap pemecahan masalah tersebut umumnya melibatkan para pegawai. “

  Dari hal tersebut dapat diidentifikasi, pada proses pengambilan keputusanpemecahan masalah, Lurah menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Hal ini dicirikan dari keikutsertaan Lurah dan pegawai dalam pengambilan keputusanpemecahan masalah. Diikutsertakannya pegawai dalam pengambilan keputusan secara bersama-sama, bertujuan agar keputusan yang dihasilkan dapat berjalan tepat, cepat dan akurat mengingat musibahbencana yang terjadi harus segera ditangani.

  Di samping itu, terdapat juga responden yang menyatakan gaya kepemimpinan Lurah dalam pengambilan keputusan yang digunakan adalah gaya direktif. Hal ini diperkuat oleh pernyataan pegawai, N.N (35 tahun):

  “Pada contoh seperti ada masyarakat yang menderita sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Kebetulan orang tersebut tidak mampumiskin dan tidak memiliki kartu Jamkesmas. Dalam penyelesaian masalah tersebut, Lurah harus mengambil keputusan sendiri secara cepat dan tepat. Karena hal tersebut sangat penting dalan menyangkut hidup seseorang.”

  dapat diidentifikasi,

  dalam pemecahan

  masalahpengambilan keputusan berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan menjadi tanggung jawab Lurah. Pengambilan keputusan ini harus cepat dilakukan karena musibah yang terjadi di masyarakat harus segera ditangani mengingat hal tersebut menyangkut hajat hidup seseorang.

  Sejalan dengan pernyataan tersebut, Lurah Ciparigi, P.G (49 tahun) mengutarakan bahwa:

  “Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan penanggulangan musibahbencana yang terjadi, khususnya di Kelurahan Ciparigi harus dilaksanakan dengan segera. Kelurahan tidak boleh berlama-lama dalam memberikan pelayanan tersebut. Ini berakibat pada pengambilan keputusan “Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan penanggulangan musibahbencana yang terjadi, khususnya di Kelurahan Ciparigi harus dilaksanakan dengan segera. Kelurahan tidak boleh berlama-lama dalam memberikan pelayanan tersebut. Ini berakibat pada pengambilan keputusan

  Pada pelaksanaan di lapangan, terkadang sikap Lurah dalam pengambilan keputusan menggunakan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal tersebut diungkapakan oleh seorang pegawai (H.N, 43 tahun):

  “Contohnya di salah satu tempat ada bencana alam atau keributan di masyarakat, pemimpin mendelegasikan kepada bawahannya untuk memonitor kejadian tersebut. Selanjutnya bawahan harus melaporkan kejadian yang terjadi sebenarnya kepada pemimpin. Selanjutnya pemimpin berkoordinasi dengan Dinas terkait .”

  Dengan penerapan gaya kepemimpinan konsultatif tersebut, Lurah mendelegasikan tugasnya kepada pegawai dalam penanganan bencana. Jika Lurah tidak sedang berada ditempat, maka para pegawai selaku wakil dari pihak Kelurahan dalam pengambilan keputusan di lapangan harus berkonsultasi dengan Lurah. Meskipun wewenang pengambilan keputusan ada pada orang yang menjadi wakil Kelurahan di lapangan. Berkaitan hal tersebut, Lurah, P.G (49 tahun) menyatakan:

  “Ketika terjadi masalahmusibah bencana yang terjadi di Kelurahan Ciparigi, hal tersebut harus cepat ditangani. Jika kebetulan pada saat itu saya sedang tidak ada di tempat karena ada urusan lain, maka Seklur atau pegawai harus ada yang menjadi wakil Kelurahan dalam penanganan masalahmusibah bencana tersebut. Mengenai pengambilan keputusannya, pihak yang menjadi wakil Kelurahan harus berkoordinasi dengan saya dan setelah kegiatan terselesaikan, sebaiknya pegawai yang didelegasikan tersebut membuat nota dinas untuk mencatat dan melaporkan kegiatan yang terjadi di lapangan.”

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah dalam berbagai penyelesaian permasalahan kegiatan berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan, Lurah telah mampu menjalankan kepemimpinan yang baik. Hal tersebut diimplementasikan dengan kemampuan Lurah dalam membaca Penerapan gaya kepemimpinan Lurah dalam berbagai penyelesaian permasalahan kegiatan berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan, Lurah telah mampu menjalankan kepemimpinan yang baik. Hal tersebut diimplementasikan dengan kemampuan Lurah dalam membaca

  Gaya kepemimpinan yang dominan digunakan Lurah dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan musibahbencana di lingkungan Kelurahan adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Penerapan gaya kepemimpinan tersebut, telah mampu menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan musibahbencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan, seperti pada p encegahan dan penanganan pasca bencana alam yang dilakukan pihak Kelurahan

  terhadap penduduk di wilayah Kelurahan Ciparigi.