Kegiatan yang Berkaitan dengan Pendelegasian Tugas dari Pemimpin

5.2 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pendelegasian Tugas dari Pemimpin

  (Lurah) Kepada Pegawai

  Kegiatan pendelegasian tugas dari Lurah kepada pegawai merupakan salah satu kegiatan yang penting dan perlu dibahas untuk mengetahui serta memahami penerapan gaya kepemimpinan Lurah dalam pengambilan keputusanpemecahan masalah. Pada kegiatan ini, Lurah Ciparigi terlihat menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Dapat diketahui dari data yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 4.

  Sumber: Data Primer diolah Gambar 4.Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Lurah di

  Kelurahan Ciparigi Pada Kegiatan Berkaitan dengan Pendelegasian Tugas dari Pemimpin (Lurah) Kepada Pegawai

  Gambar 4 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan konsultatif lebih dominan diterapkan Lurah dalam pengambilan keputusanpemecahan masalah dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain. Hal ini terlihat dari sebesar

  75 persen responden menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif pada kegiatan berkaitan pendelegasian tugas kepada pegawainya, sebesar 17 persen menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dalam kegiatan berkaitan pendelegasian tugas kepada pegawainya dan hanya mencapai delapan persen yang menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya 75 persen responden menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif pada kegiatan berkaitan pendelegasian tugas kepada pegawainya, sebesar 17 persen menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dalam kegiatan berkaitan pendelegasian tugas kepada pegawainya dan hanya mencapai delapan persen yang menyatakan bahwa Lurah menerapkan gaya

  Gaya kepemimpinan yang konsultatif didukung oleh sikap Lurah Ciparigi dimana pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan setelah mendengarkan masukansaran dari pegawai. Hal ini menunjukkan adanya kebebasan berpendapat dengan sikap penuh tanggung jawab yang diberikan Lurah kepada pegawai dalam memberikan saranmasukan terhadap kegiatan yang menyangkut Kelurahan, Lurah mampu menumbuhkan kerjasama diantara pegawai, dan begitu juga sebaliknya pegawai meyakini bahwa seorang Lurah mempunyai kemampuan untuk mengelola seluruh kegiatan Kelurahan berkaitan dengan tujuan, visi dan misi Kelurahan yang telah ditetapkan.

  Sehubungan dengan penerapan gaya kepemimpinan konsultatif yang lebih dominan diterapkan Lurah dalam kegiatan pendelegasian tugas kepada pegawai. Seorang responden pegawai, R.H (43 tahun) menuturkan sebagai berikut.

  “Dalam

  pendelegasian tugas kepada pegawai, Lurah selalu mendiskusikan tugas yang akan diberikan kepada pegawai dan selalu memberikan arahan dan petunjuk terhadap pekerjaan tersebut. Jika di dalam pelaksanaannya terdapat masalah yang harus diputuskan, maka pegawai diajak berdiskusi tentang pekerjaan tersebut, setelah itu baru diambil keputusan terbaik oleh Lurah dengan mempertimbangkan saranmasukan dari pegawai.”

  Selain itu, terdapat pula pernyataan dari pegawai, U.S (46 tahun) yang mengatakan:

  “Pada dasarnya, seluruh pekerjaan diselesaikandiserahkan kepada pegawai oleh Lurah sebagaimana tugas pokok dan fungsi dari bidang masing-masing, kecuali pekerjaan yang sangat prinsipil sekali dimana dalam hal pengambilan keputusan tetap diambil oleh Lurah.”

  Dari hal tersebut dapat diidentifikasi, proses pengambilan keputusanpemecahan masalah, Lurah menerapkan gaya kepemimpinan Dari hal tersebut dapat diidentifikasi, proses pengambilan keputusanpemecahan masalah, Lurah menerapkan gaya kepemimpinan

  Penerapan gaya kepemimpinan konsultatif terkadang tidak selalu dapat menghasilkan keputusan yang selalu sesuai dengan tujuan. Setiap gaya kepemimpinan memiliki berbagai kekurangan dan kelebihan. Hal tersebut bergantung dari bagaimana seorang pemimpin tersebut menerapkan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi masalah yang dihadapi. Dalam hubungan ini Lurah Ciparigi, P.G (49 tahun) menyatakan:

  “Penerapan gaya kepemimpinan yang saya gunakan dalam pengambilan keputusan terkadang bisa saja tidak sesuai. Menurut pegawai, penerapan gaya ini mencerminkan sikap pemimpin yang lemah dan kurang tegas. Akan tetapi menurut saya, dengan penerapan gaya kepemimpinan ini justru sebelum saya mengambil keputusan terhadap suatu masalah, saya memperoleh masukansaran yang dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan.”

  Pendelegasian tugas dari Lurah kepada pegawai, di dalamnya terdapat dua garis yang membedakannya, yaitu garis komando dan garis koordinasi. Garis komando merupakan garis perintah pendelegasian tugas dari Lurah sebagai pemimpin terhadap pegawainya secara langsung. Sedangkan garis koordinasi adalah garis pendelegasian tugas yang mengharuskan para staf dan Kasi untuk mengkoordinasikan terlebih dahulu dalam menjalankan tugas Kelurahan. Dari kedua garis tersebut, pada intinya seluruh kegiatan Kelurahan dalam pendelegasian tugas dari Lurah terhadap pegawainya, Lurah bertanggung jawab penuh atas kegiatan Kelurahan. Hal ini diperkuat dengan struktur tugas yang jelas, yaitu adanya hierarki tugas dan tanggung jawab.

  Berkaitan dengan kegiatan pendelegasian tugas dari Lurah terhadap pegawainya, dalam hal ini termasuk juga kegiatan yang sifatnya pemerintahan maupun kegiatan informal sekalipun yang menyangkut kegiatan Kelurahan. Hal tersebut tidak hanya menyangkut tugas dari masing-masing seksi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka, akan tetapi terdapat juga disposisi tanggung jawab terhadap suatu permasalahan yang terjadi di Kelurahan secara umum. Sehubungan dengan hal ini, Lurah Ciparigi, P.G (49 tahun) menyatakan:

  “Dalam masalah pendelegasian tugas dari atasan terhadap bawahan di Kelurahan Ciparigi, hal tersebut tidak hanya menyangkut masalah pekerjaan Kelurahan saja. Akan tetapi ketika terdapat suatu masalah di Kelurahan dan kebetulan saya harus mengerjakan pekerjaan yang lain, maka Seklur selaku Sekretaris Lurah harus mampu mengkoordinasikan kegiatan tersebut sampai selesai. Yang perlu diingat, Seklur tidak bisa main seenaknya mengambil keputusan sendiri dalam penyelesaian masalah tersebut, tetapi harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan saya. Hal ini diberlakukan agar dikemudian hari tidak terjadi permasalahan yang muncul setelah permasalahn tersebut terselesaikan. Selanjutnya menjadi pertanyaan, bagaimana jika kebetulan saya dan Seklur tidak ada ditempat (Kelurahan)? Justru dengan adanya garis komando dari Lurah, para Kasi maupun staf dapat menjadi wakil dalam penyelesaian masalah tersebut dengan selalu mengkoordinasikannya juga dengan saya.”

  Di samping itu, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan dalam kegiatan pendelegasian tugas dari Lurah terhadap pegawainya, yaitu dalam penyelesaian masalah berkaitan ahli waris, jual beli, pertanahan harus dengan persetujuan atau tanda tangan Lurah. Hal ini diberlakukan untuk semua Kelurahan yang terdapat di Kota Bogor, termasuk Lurah Ciparigi dan setiap Lurah memiliki otoritas penuh dalam hal tersebut. Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan Lurah Ciparigi, P.G (49 tahun):

  “Pada pendelegasian tugas kepada pegawai, saya memberikan otoritas penuh terhadap tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Kasi, staf maupun Seklur. Akan tetapi dalam hal penyelesaianpengambilan keputusan berkaitan dengan ahli waris, jual beli dan pertanahan dalam penyelesaiannyapengambilan keputusannya harus dilakukan oleh saya. Tidak boleh dilakukan oleh staf, Kasi maupun seklur sekalipun. Mengingat “Pada pendelegasian tugas kepada pegawai, saya memberikan otoritas penuh terhadap tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Kasi, staf maupun Seklur. Akan tetapi dalam hal penyelesaianpengambilan keputusan berkaitan dengan ahli waris, jual beli dan pertanahan dalam penyelesaiannyapengambilan keputusannya harus dilakukan oleh saya. Tidak boleh dilakukan oleh staf, Kasi maupun seklur sekalipun. Mengingat

  Pada pendelegasian tugas kepada pegawainya, Lurah tidak menyerahkan seluruh pekerjaan tersebut diputuskan oleh pegawai sendiri. Akan tetapi, Lurah terlebih dahulu memberikan contoh, bimbingan ataupun arahan terhadap pekerjaan yang akan dibebankan kepada pegawai sebagaimana tugas pokok dan fungsi dari tiap seksi. Ini mengingat dari kemampuan dan beban tanggung jawab dari setiap pegawai berbeda-beda. Hal ini terungkap dari pernyataan seorang pegawai (U.S, 46 tahun):

  “Pemimpin selalu memberikan bimbingan dan pengarahan setiap ada kegiatan yang akan dilaksanakan minimal satu bulan sekali. Ini dilakukan untuk mengkoordinasikan kegiatanprogram yang akan dilakukan tersebut agar dapat berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan diawal.”

  Selain itu, terdapat juga pernyataan pegawai lain yang mendukung pernyataan tersebut, R.H (43 tahun) menyatakan:

  “Semua tugas yang diberikan oleh Lurah kepada staf selalu dengan arahan dan petunjuk dari pemimpin dengan harapan semua tugas dapat berjalan dengan efektif.”

  Sikap Lurah yang selalu memberikan bimbingan ataupun arahan dalam pendelegasian tugasnya, berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil kerja dari setiap pegawai. Setelah diberikan bimbingan atau arahan dari Lurah, pegawai lebih paham dan mengerti akan tugas yang akan dilakukannya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, masih terdapat hasil pekerjaan yang tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi mengingat setiap pegawai memiliki karakteristik dan kebiasaan yang berbeda. Terlebih lagi jika melihat masa lalu bahwa Kelurahan Ciparigi merupakan Kelurahan yang terbentuk dari pemekaran wilayah Desa. Hampir 60 persen pegawai merupakan pegawai yang Sikap Lurah yang selalu memberikan bimbingan ataupun arahan dalam pendelegasian tugasnya, berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil kerja dari setiap pegawai. Setelah diberikan bimbingan atau arahan dari Lurah, pegawai lebih paham dan mengerti akan tugas yang akan dilakukannya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, masih terdapat hasil pekerjaan yang tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi mengingat setiap pegawai memiliki karakteristik dan kebiasaan yang berbeda. Terlebih lagi jika melihat masa lalu bahwa Kelurahan Ciparigi merupakan Kelurahan yang terbentuk dari pemekaran wilayah Desa. Hampir 60 persen pegawai merupakan pegawai yang

  Pada pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pegawai, Lurah selalu menerapkan kepada pegawai bahwa beban tanggung jawab pekerjaan berdasarkan hak dan kewajiban sebagai pegawai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pegawai harus memiliki komitmen dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan hak dan kewajiban dia sebagai pegawai agar hasil pekerjaannya dapat maksimal.

  Meskipun Lurah telah menerapkan nilai kerja tersebut kepada pegawai, tidak menutup kemungkinan adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan oleh pegawai baik dari segi kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan. Dengan adanya hal tersebut, sikap Lurah terhadap pegawai yang lalai terhadap tugas pekerjaannya adalah pada tahap awal Lurah menegur pegawai yang lalai dalam menjalankan tugasnya. Jika hal itu masih tidak dihiraukan pegawai, maka secara tegas Lurah tidak akan menaikkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS (DP3) pegawai tersebut yang dinilai di akhir tahunnya sebagai evaluasi terhadap kinerja pegawai Kelurahan. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS (DP3) pegawai merupakan penilaian serta evaluasi terhadap kinerja pegawai pemerintahan, sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 3.

  Penerapan gaya kepemimpinan Lurah dalam berbagai penyelesaian permasalahan kegiatan berkaitan dengan pendelegasian tugas kepada pegawainya, Lurah telah mampu menjalankan kepemimpinan yang baik di setiap penyelesaian masalah. Hal tersebut diimplementasikan dengan kemampuan Lurah dalam membaca situasi permasalahan yang dihadapi dan tahap selanjutnya Lurah Penerapan gaya kepemimpinan Lurah dalam berbagai penyelesaian permasalahan kegiatan berkaitan dengan pendelegasian tugas kepada pegawainya, Lurah telah mampu menjalankan kepemimpinan yang baik di setiap penyelesaian masalah. Hal tersebut diimplementasikan dengan kemampuan Lurah dalam membaca situasi permasalahan yang dihadapi dan tahap selanjutnya Lurah

  Gaya kepemimpinan yang dominan digunakan Lurah dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan pendelegasian tugas kepada pegawai Kelurahan adalah gaya kepemimpinan konsultatif. Penerapan gaya kepemimpinan tersebut, telah mampu menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan pendelegasian tugas kepada pegawai, seperti contoh penyelesaian p enyusunan rencana kegiatan Kelurahan yang dilakukan oleh Seklur. Pengambilan keputusan terhadap rencana kegiatan Kelurahan, Lurah selalu menerima saranmasukan dari pegawai. Sehingga pada akhirnya perencanaan kegiatan Kelurahan yang telah disusun dapat dilaksanakan secara maksimal.