Kurangnya Sosialisasi PT AR Martabe kepada Masyarakat

limbah ke sungai Batang Toru tapi karena sudah banyak tuntutan mereka tidak dipenuhi PT AR Martabe.

3.3.3. Kurangnya Sosialisasi PT AR Martabe kepada Masyarakat

Penolakan masyarakat terhadap penolakan pembuangan limbah ke Sungai Batang Toru yang mengakibatkan terjadinya konflik yang berujung pembakaran dan kekerasan yang dilakukan masyarakat dan polisi terjadi karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan PT AR Martabe kepada masyarakat. Sehingga masyarakat tidak banyak yang mengetahui mengenai pembuangan limbah dan proses pembuangan limbah yang akan dilakukan PT AR Martabe ke Sungai Batang Toru. Sosialisasi dimaknai sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh badan usaha. Dengan adanya sosialisasi diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh badan usaha. salim, 2013 hal.173. Masyarakat yang melakukan aksi demo kurang mengetahui mengenai pembuangan limbah sehingga terjadi penolakan. PT AR Martabe hanya melakukan sosialisasi melalui pejabat pemerintah daerah dan tidak mengajak masyarakat untuk ikut langsung dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan PT AR Martabe. Kegiatan Sosialisasi yang dilakukan PT AR Martabe hanya sebatas pihak tambang dan beberapa orang dari beberapa desa sehingga hanya orang yang ikut dalam sosialisasi saja yang mengerti dan paham mengenai pembuangan limbah yang dilakukan PT AR Martabe. Orang-orang yang ikut dalam sosialisasi merupakan berupa pejabat Universitas Sumatera Utara pemerintahan, kepala desa dan orang-orang yang menjadi tokoh di setiap desa. Karena mereka ikut sosialisasi dan mengerti apa yang dijelaskan PT AR Martabe mengenai pembuangan limbah yang akan dilakukan PT AR Martabe membuat masyarakat menuduh mereka tokoh adat berpihak kepada PT AR Martabe. Masyarakat mengaku tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari PT AR Martabe bahwa limbah akan dibuang ke Sungai Batang Toru sedangkan PT AR Martabe sudah melakukan sosialisasi kepada beberapa orang dari setiap desa. Walaupun setiap perangkat desa mengatakan sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembuangan limbah PT AR Martabe. Pemberitahuan yang dilakukan perangkat desa kepada masyarakat tidak di terima masyarakat karena masyarakat lebih dahulu mengetahui masalah pembuangan limbah setelah di tanamnya pipa. Informasi yang peneliti dapatkan dari beberapa informan mereka mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui mengenai pembuangan limbah yang akan dilakukan oleh PT AR Martabe. Walaupun sudah ada sosialisasi yang dilakukan pihak PT AR Martabe kepada beberapa orang tapi mereka mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Mereka mengetahui hanya dari mulut ke mulut dan tidak ada informasi yang pasti dari pihak PT AR Martabe. Informan saya mengakan: “si L kepala desa Wek 3 dia ma mungkin ia manolak limbah i, ia sajo akrab dohot alak partambang, waktu rapat-rapat dohot partambang inda dohot ia da, tagonan dirasa ia marjagal ditambang an, kepala desa ni alak madung dohot sude ia ma naso dohot, inda diattureskon ia masyarakat nia”si L kepala desa Wek 3 tidak mungkin limbah, dia akrab dengan PT AR Martabe, waktu sering rapat dengan PT AR Martabe dia tidak mau ikut, dia merasa lebih baik berjualan, kepala desa Universitas Sumatera Utara dari setiap desa sudah ikut cuma dia sendiri yang tidak ikut, dia tidak peduli dengan masyarakatnya. Dari informasi yang peneliti lihat terdapat kurangnya sosialisasi yang dilakukan PT AR Martabe kepada setiap desa. padahal masyarakat desa Wek 3 merupakan salah satu desa yang masyarakatnya sangat sering dan paling banyak melakukan aksi demo. Kurangnya sosilisasi yang dilakukan PT AR Martabe sehingga menimbulkan informasi yang simpang siur di antara masyarakat sehingga masyarakat banyak mendapatkan informasi yang tidak pasti. Masyarakat hanya mengetahui bahwa setiap limbah berbahaya sehingga terjadi penolakan yang sangat besar dilakukan oleh masyarakat. Penolakan yang dilakukan masyarakat tidak mendapat respon dari pemerintah sehingga masyarakat bersifat anarkis. Universitas Sumatera Utara

BAB IV BENTUK KONFLIK DAN PENYELESAIAN KONFLIK ANTARA

Dokumen yang terkait

Studi Kantung Semar (Nepenthes Spp.) Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara

7 66 86

Studi Tumbuhan Anggrek Di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara

11 132 149

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Jalan Di Puskesmas Batang Toru Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015

9 66 113

Keanekaragaman Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Air Sungai Batang Toru

4 65 86

Uji ransum berbasis pucuk batang tebu, pucuk batang jagung dan pucuk batang ubi kayu dengan penambahan starbio terhadap non karkas domba Sei Putih

1 32 59

Uji Ransum Berbasis Pucuk Batang Tebu, Pucuk Batang Jagung, Dan Pucuk Batang Ubi Kayu Dengan Penambahan “Starbio” Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Domba Sei Putih

0 38 56

Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan)

2 48 94

LEMBAR KUESIONER DETERMINAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS BATANG TORU KECAMATAN BATANG TORU

0 0 24

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BATANG TORU DAN KECAMATAN MUARA BATANG TORU 2.1.Gambaran Umum Kecamatan Batang Toru - Studi Mengenai Konflik Antara Masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru Dengan PT Agincourt Resources Martabe di Ke

0 0 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Studi Mengenai Konflik Antara Masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru Dengan PT Agincourt Resources Martabe di Kecamatan Batang Toru

0 0 27