1.5.1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan pihak yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong,1998:135. Dalam pengumpulan data dilapangan peneliti
melakukan wawancara dengan cara berkomunikasi langsung dengan para informan. Wawancara dilakukan dengan masyarakat.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam indepth interview. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan informan. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara interview guide
yang berfungsi sebagai panduan bagi peneliti agar pertanyaan yang diajukan tidak lari dari pokok permasalahan.
Dalam melakukan wawancara peneliti menentukan beberapa informan sebagai sumber informasi yang terkait dengan topik penelitian yaitu: Kepala Desa yang
memberikan izin masyarakatnya melakukan aksi demo, tokoh pemuda yang paling banyak melakukan aksi demo adalah tokoh pemuda dan setiap orang yang mengetahui
konflik tersebut. Peneliti sebenarnya juga ingin mewawancari pihak PT AR Martabe perusahaan yang menyebabkan terjadinya konflik tapi setelah mengajukan surat izin
penelitian pihak PT AR Martabe tidak bersedia memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara dengan pihak PT AR Martabe.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat melakukan wawancara peneliti mengatakan tujuan peneliti untuk mengetahui mengenai konflik yang terjadi diantara masyarakat, ada bebera informan
yang peneliti tanyakan merasa takut apakah peneliti adalah salah satu “mata-mata” dari perusahaan AR Martabe karena mereka takut akan terjadi sesuatu apabila bercerita
mengenai konflik yang terjadi, mereka takut ditangkap kembali. Peneliti tidak begitu sulit untuk melakukan kepada masyarakat dan meyakinkan bahwa peneliti bukanlah bagian
dari “mata-mata” dari PT AR Martabe. Setelah melakukan wawancara kepada beberapa informan bahwa sebenarnya
Desa-desa yang terlibat konflik pada saat itu tidak sebanyak yang telah diberitakan, saat iru beberapa informan yang ada merasa media pemberitaan telah melebih-lebihkan. Desa
yang terlibat pada saat itu adalah Desa Telo. Kelurahan Wek 1, Kelurahan Wek 2, Kelurahan Wek 3, Kelurahan Wek 4 dan Kelurahan Hutaraja. Wawancara peneliti
lakukan lebih sering pada hari selasa dan hari jumat pada hari tersebut lah masyarakat berkumpul karena hari Selasa dan hari Jumat merupakan hari istirahat atau hari pekan di
Batang Toru. Wawancara yang paling menarik adalah saat peneliti melakukan wawancara di
Kedai Kopi bersama beberapa informan karena Kedai Kopi adalah tempat berkumpulnya baik pemuda maupun orang tua. Saat melakukan Wawancara mereka menceritakan
semua yang terjadi pada hari itu, dan menertawakan tindakan mereka yang hanya merugikan meraka. Ekspresi mereka saat mbercerita berubah-ubah terkadang mereka
merasa lucu atas aksi yang mereka lakukan tak ada hasilnya, geram terhadap perusahaan AR Martabe, geram terhadap pemerintah, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2. Teknik Observasi