3. Paksaan coercion satu pihak yang memaksakan pemecahan kepada pihak
lain, bersifat memaksakan atau ancaman untuk menggunakan kekerasan, pada umumnya mengurangi kemungkinan penyelesaian secara damai
4. Perundingan negotiation yaitu dua pihak berhadapan sepakat pemecahan
masalah dilakukan tanpa adanya pihak ketiga yang mencampurinya 5.
Mediasi mediation pihak ketiga membantu kedua belah pihak yang berselisih paham untuk menemukan kesepakatan. Pihak ketiga ini dapat ditentukan pihak
yang bersengketa atau ditunjuk oleh pihak yang berwenang. 6.
Arbitrase arbitration dua belah pihak yang bersengketa sepakat meminta pihak yang ketiga untuk member keputusan dan telah setuju menerima keputusan yang
telah dibuat. 7.
Peradilan adjudication. Pihak ketiga mempunyai wewenang untuk mencampuri pemecahan masalah, lepas keinginan pihak yang bersengketa. Pihak ketiga
itu juga berhak membuat keputusan dan menegakkan keputusan. Itu artinya upaya keputusan dilaksanakan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah dalam penelitian ini adalah mengapa terjadi penolakan masyarakat Kecamatan Batang Toru dan
Kecamatan Muara Batang Toru terhadap pembuangan limbah PT AR Martabe ke Sungai Batang Batang Toru. Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor-faktor apa yang melatar belakangi terjadinya konflik antara
Masyarakat dengan PT AR Martabe? 2.
Tindakan apa yang dilakukan Masyarakat, PT AR Martabe dalam menyelesaikan konflik?
3. Bagaimana tanggapan Masyarakat mengenai konflik yang terjadi?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana proses terjadinya konflik antara masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara
Batang Toru dengan PT AR Martabe. Penelitian ini juga menitik beratkan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya konflik antara masyarakat Batang Toru dan
Kecamatan Muara Batang Toru dengan PT AR Martabe. Manfaat dari penelitian ini secara akademis diharapkan akan menambah wawasan
keilmuan dalam bidang Antropologi. Khususnya untuk memperkaya literatur mengenai konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pihak tambang di Indonesia. Secara praktis
penelitian ini akan memperoleh informasi mengenai konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT AR Martabe. Selain itu manfaat penelitian ini diharapkan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang konflik yang terjadi antara perusahaan tambang dengan masyarakat.
1.5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong 2006:6 Penelitian kualitatif adalah metode yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang terjadi dan dialami oleh subyek
Universitas Sumatera Utara
penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan. Penelitian ini akan menggunakan
native’s point of view
7
mengenai kejadian-kejadian yang berkaitan dengan konflik masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru deng PT AR
Martabe di desa Batang Toru. Peneliti melakukan penelitian mulai bulan juni hingga bulan agustus 2013.
Sebelum melakukan penelitian ini peneliti sudah melakukan observasi pada aksi demo yang dilakukan oleh masyarakat yang menolak aksi pembuangan limbah oleh PT AR
Martabe pada saat itu masyarakat masih belum melakukan aksi anarkis hanya melakukan aksi demo di halaman PT AR Martabe di Desa Aek Pining. Pada saat itu peneliti hanya
melakukan wawancara sepintas lalu kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang melakukan aksi demo yang menolak pembuangan limbah ke Sungai Batang Toru.
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian melalui observasi dan wawancara. Data sekunder digunakan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari berbai buku ilmiah, jurnal, media massa serta internet.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data primer antara lain adalah:
7
Menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
1.5.1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan pihak yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong,1998:135. Dalam pengumpulan data dilapangan peneliti
melakukan wawancara dengan cara berkomunikasi langsung dengan para informan. Wawancara dilakukan dengan masyarakat.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam indepth interview. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan informan. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara interview guide
yang berfungsi sebagai panduan bagi peneliti agar pertanyaan yang diajukan tidak lari dari pokok permasalahan.
Dalam melakukan wawancara peneliti menentukan beberapa informan sebagai sumber informasi yang terkait dengan topik penelitian yaitu: Kepala Desa yang
memberikan izin masyarakatnya melakukan aksi demo, tokoh pemuda yang paling banyak melakukan aksi demo adalah tokoh pemuda dan setiap orang yang mengetahui
konflik tersebut. Peneliti sebenarnya juga ingin mewawancari pihak PT AR Martabe perusahaan yang menyebabkan terjadinya konflik tapi setelah mengajukan surat izin
penelitian pihak PT AR Martabe tidak bersedia memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara dengan pihak PT AR Martabe.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat melakukan wawancara peneliti mengatakan tujuan peneliti untuk mengetahui mengenai konflik yang terjadi diantara masyarakat, ada bebera informan
yang peneliti tanyakan merasa takut apakah peneliti adalah salah satu “mata-mata” dari perusahaan AR Martabe karena mereka takut akan terjadi sesuatu apabila bercerita
mengenai konflik yang terjadi, mereka takut ditangkap kembali. Peneliti tidak begitu sulit untuk melakukan kepada masyarakat dan meyakinkan bahwa peneliti bukanlah bagian
dari “mata-mata” dari PT AR Martabe. Setelah melakukan wawancara kepada beberapa informan bahwa sebenarnya
Desa-desa yang terlibat konflik pada saat itu tidak sebanyak yang telah diberitakan, saat iru beberapa informan yang ada merasa media pemberitaan telah melebih-lebihkan. Desa
yang terlibat pada saat itu adalah Desa Telo. Kelurahan Wek 1, Kelurahan Wek 2, Kelurahan Wek 3, Kelurahan Wek 4 dan Kelurahan Hutaraja. Wawancara peneliti
lakukan lebih sering pada hari selasa dan hari jumat pada hari tersebut lah masyarakat berkumpul karena hari Selasa dan hari Jumat merupakan hari istirahat atau hari pekan di
Batang Toru. Wawancara yang paling menarik adalah saat peneliti melakukan wawancara di
Kedai Kopi bersama beberapa informan karena Kedai Kopi adalah tempat berkumpulnya baik pemuda maupun orang tua. Saat melakukan Wawancara mereka menceritakan
semua yang terjadi pada hari itu, dan menertawakan tindakan mereka yang hanya merugikan meraka. Ekspresi mereka saat mbercerita berubah-ubah terkadang mereka
merasa lucu atas aksi yang mereka lakukan tak ada hasilnya, geram terhadap perusahaan AR Martabe, geram terhadap pemerintah, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2. Teknik Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada saat penelitian. Observasi dilakukan peneliti untuk melihat langsung,
mendengarkan, dan mencatat kegiatan–kegiatan masyarakat di sungai Batang Toru dan juga mencatat kegiatan masyarakat yang berlangsung di sungai Batang Toru. Observasi
berguna untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian dan sebagainya. Peneliti akan mengamati aliran pipa PT AR Martabe apakah
mempunyai pengaruh terhadap kegiatan masyarakat, kegiatan masyarakat di aliran sungai Batang Toru, PT AR Martabe, aktifitas masyarakat disungai Batang Toru. Observasi ini
berguna untuk mendapatkan data yang benar tanpa adanya rekayasa. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan. Teknik obervasi dilakukan untuk
mendukung teknik wawancara karena konflik yang terjadi telah berlangsung.
1.6. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan berlokasi di Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru. Dua Kecamatan tersebut terdapat Desa yang akan menjadi lokasi
penelitian. Desa-desa yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Telo, Kelurahan Hutaraja, Kelurahan Wek 1, Kelurahan Wek 2, Desa Wek 3, Desa Wek 4, Desa Napa
Alasan pemilihan daerah ini karena Desa-desa tersebut adalah Desa-desa yang masyarakatnya lebih banyak terlibat konflik dengan PT AR Martabe.
1.7. Analisis data