Status Imunisasi
3.2.1. Status Imunisasi
Kementerian Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak. Program imunisasi untuk penyakit- penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang tercakup dalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak.
Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan; imunisasi polio pada bayi baru lahir, dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu; imunisasi DPT-HB pada bayi umur dua, tiga, empat bulan dengan interval minimal empat minggu; dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan.
Dalam Riskesdas, informasi tentang cakupan imunisasi ditanyakan pada ibu yang mempunyai balita umur 0-59 bulan. Informasi tentang imunisasi dikumpulkan dengan empat cara yaitu:
Wawancara kepada ibu balita atau anggota rumah tangga yang mengetahui, Catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS), Catatan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Catatan dalam Buku Kesehatan Anak lainnya.
Bila salah satu dari keempat sumber tersebut menyatakan bahwa anak sudah diimunisasi, disimpulkan bahwa anak tersebut sudah diimunisasi untuk jenis tersebut.
Selain untuk setiap jenis imunisasi, anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkap bila sudah mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali BCG, tiga kali DPT-HB, empat kali polio, dan satu kali imunisasi campak. Oleh karena jadwal imunisasi untuk BCG, polio, DPT-HB, dan campak yang berbeda, bayi umur 0-11 bulan tidak dianalisis cakupan imunisasi. Hal ini disebabkan bila bayi umur 0-11 bulan dimasukkan dalam analisis, dapat memberikan interpretasi yang berbeda karena sebagian bayi belum mencapai umur untuk imunisasi tertentu, atau belum mencapai frekuensi imunisasi tiga kali.
Oleh karena itu hanya anak umur 12-23 bulan yang dimasukkan dalam analisis imunisasi. Ada beberapa alasan untuk analisis imunisasi hanya 12-23 bulan, yaitu karena imunisasi kelompok umur anak 12-23 bulan dapat mendekati perkiraan “valid immunization”, survei-survei lain juga menggunakan umur 12-23 bulan untuk menilai cakupan imunisasi sehingga dapat dibandingkan, dan bias karena ingatan ibu yang diwawancara pada pengumpulan data lebih rendah dibanding kelompok umur di atasnya. Walaupun referens umur untuk imunisasi adalah umur 12-23 bulan, tetapi hal tersebut hanya untuk metode pengumpulan data, sedangkan dalam penyajian data tetap disebut sebagai imunisasi bayi.
Persentase imunisasi pada anak umur 12-23 bulan dapat dilihat pada empat tabel (Tabel
3.2.1. sampai dengan Tabel 3.2.4.). Tabel 3.2.1. dan Tabel 3.2.2. menunjukkan cakupan tiap 3.2.1. sampai dengan Tabel 3.2.4.). Tabel 3.2.1. dan Tabel 3.2.2. menunjukkan cakupan tiap
Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing). Hal ini disebabkan beberapa alasan, yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum, ibu lupa berapa kali sudah diimunisasi, ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi, catatan dalam KMS tidak lengkap/tidak terisi, catatan dalam Buku KIA tidak lengkap/tidak terisi, tidak dapat menunjukkan KMS/Buku KIA/Catatan kesehatan anak karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu, subyek yang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita, memory recall bias dari ibu, ataupun ketidakakuratan pewawancara saat proses wawancara dan pencatatan. Oleh karena itu, perlu menjadi catatan dalam interpretasi hasil cakupan imunisasi karena kekurangan metode survei potong lintang dalam Riskesdas 2010.
Pada Tabel 3.2.1. dapat dilihat secara keseluruhan, persentase imunisasi menurut jenisnya yang tertinggi sampai terendah adalah untuk BCG (77,9%), campak (74,4%), polio4 (66,7%), dan terendah DPT-HB3 (61,9%). Bila dilihat masing-masing imunisasi menurut provinsi, Papua mempunyai cakupan imunisasi yang terendah untuk semua jenis imunisasi yang meliputi BCG (53,6%), campak (47,1%), dan polio 4 (40,5%), sedangkan persentase DPT- HB3 terendah terdapat di Sulawesi Barat (35,7%). Provinsi DI Yogyakarta mempunyai cakupan imunisasi tertinggi untuk semua jenis imunisasi dasar yang meliputi BCG (100,0%), campak (96,4%), polio4 (96,4%), dan DPT-HB3 (96,4%).
Tabel 3.2.2. menunjukkan cakupan tiap jenis imunisasi menurut karakteristik anak balita, orangtua dan tempat tinggal. Tidak terdapat perbedaan cakupan tiap jenis imunisasi menurut jenis kelamin, tetapi terdapat perbedaan menurut daerah. Persentase semua jenis imunisasi lebih tinggi di perkotaan dibandingkan di perdesaan.
Tabel 3.2.2. juga menunjukkan adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi, semakin tinggi cakupan tiap jenis imunisasi. Perbedaan persentase imunisasi anak menurut pendidikan antara kepala keluarga yang tidak sekolah dan kepala keluarga dengan pendidikan perguruan tinggi antara 27,7%-30,4%. Perbedaan persentase imunisasi anak menurut status ekonomi terendah (kuintil-1) dan tertinggi (kuintil-5) antara 20,8%-24,1%.
Persentase imunisasi lengkap, yaitu semua jenis imunisasi dasar yang sudah didapatkan anak umur 12-23 bulan, dapat dilihat pada Tabel 3.2.3. Terlihat bahwa secara keseluruhan cakupan imunisasi lengkap sebesar 53,8% dan yang tidak lengkap sebesar 33,5%. Persentase imunisasi lengkap antar provinsi terdapat variasi yang besar, persentase imunisasi lengkap terendah di Papua (28,2%) dan tertinggi di DI Yogyakarta (91,1%).
Tabel 3.2.1.
Persentase Anak Umur 12-23 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Menurut Provinsi,
Riskesdas 2010
Jenis Imunisasi Dasar Provinsi
DPT-HB Campak Aceh
BGC
Polio
40,2 62,2 Sumatera Utara
43,5 58,1 Sumatera Barat
51,0 66,3 Riau
50,0 61,7 Jambi
65,7 72,5 Sumatera Selatan
53,9 73,6 Bengkulu
51,6 73,3 Lampung
72,9 83,5 Kepulauan Bangka Belitung
72,4 76,7 Kepulauan Riau
79,5 92,1 DKI Jakarta
62,5 76,7 Jawa Barat
61,4 72,8 Jawa Tengah
77,5 86,2 DI Yogyakarta
96,4 96,4 Jawa Timur
74,2 81,6 Banten
57,7 69,3 Bali
72,7 83,6 Nusa Tenggara Barat
69,2 87,0 Nusa Tenggara Timur
41,9 76,1 Kalimantan Barat
57,7 60,4 Kalimantan Tengah
62,8 83,3 Kalimantan Selatan
60,0 70,0 Kalimantan Timur
70,5 80,8 Sulawesi Utara
70,0 90,0 Sulawesi Tengah
44,6 62,1 Sulawesi Selatan
57,8 77,0 Sulawesi Tenggara
44,9 66,7 Gorontalo
52,2 68,2 Sulawesi Barat
35,7 57,1 Maluku
56,7 63,3 Maluku Utara
57,1 65,5 Papua Barat
45,5 73,9 Papua
36,5 47,1 Indonesia
Tabel 3.2.2.
Persentase Anak Umur 12-23 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Menurut
Karakteristik, Riskesdas 2010
Persentase Imunisasi Dasar Karakteristik
DPT-HB Campak Jenis Kelamin
BCG
Polio
Laki-laki
62,1 74,2 Perempuan
61,7 74,6 Tempat Tinggal Perkotaan
67,9 78,6 Perdesaan
55,9 70,2 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
43,7 56,3 Tidak tamat SD
51,5 65,0 Tamat SD
56,8 69,7 Tamat SMP
65,2 77,5 Tamat SMA
69,3 81,3 Tamat PT
74,1 85,5 Pekerjaan KK Tidak bekerja
66,5 77,2 Pegawai
75,9 85,8 Wiraswasta
66,3 78,6 Petani/Nelayan/Buruh
54,9 68,0 Lainnya
62,7 78,8 Pengeluaran Rumah Tangga Perkapita Kuintil 1
51,7 65,0 Kuintil 2
59,1 71,4 Kuintil 3
66,9 77,8 Kuintil 4
68,2 80,8 Kuintil 5
Tabel 3.2.3.
Persentase Anak Umur 12-23 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut
Provinsi, Riskesdas 2010
Kelengkapan Imunisasi Dasar Provinsi
Tidak Imunisasi Aceh
Lengkap
Tidak Lengkap
21,0 Sumatera Utara
23,6 Sumatera Barat
19,2 Riau
25,0 Jambi
18,8 Sumatera Selatan
15,6 Bengkulu
16,7 Lampung
9,0 Kepulauan Bangka Belitung
13,3 Kepulauan Riau
5,1 DKI Jakarta
5,7 Jawa Barat
10,4 Jawa Tengah
3,8 DI Yogyakarta
0,0 Jawa Timur
8,2 Banten
12,6 Bali
5,4 Nusa Tenggara Barat
3,3 Nusa Tenggara Timur
13,7 Kalimantan Barat
28,1 Kalimantan Tengah
11,9 Kalimantan Selatan
20,0 Kalimantan Timur
10,3 Sulawesi Utara
3,4 Sulawesi Tengah
26,2 Sulawesi Selatan
10,6 Sulawesi Tenggara
20,8 Gorontalo
22,7 Sulawesi Barat
28,6 Maluku
16,7 Maluku Utara
27,6 Papua Barat
17,4 Papua
35,3 Indonesia
12,7 Selain perbedaan yang besar untuk cakupan imunisasi lengkap antar provinsi, masih terdapat
12,7% anak 12-23 bulan yang belum pernah mendapatkan imunisasi. Persentase tertinggi anak yang belum pernah mendapat imunisasi terdapat di Papua (35,3%) dan terendah di DI Yogyakarta (0,0%).
Tabel 3.2.4. menunjukkan cakupan imunisasi lengkap menurut karakteristik anak balita, orangtua dan tempat tinggal. Persentase imunisasi lengkap di perkotaan lebih tinggi (59,1%) Tabel 3.2.4. menunjukkan cakupan imunisasi lengkap menurut karakteristik anak balita, orangtua dan tempat tinggal. Persentase imunisasi lengkap di perkotaan lebih tinggi (59,1%)
Tabel 3.2.4.
Persentase Anak Umur 12-23 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut
Karakteristik, Riskesdas 2010
Kelengkapan Imunisasi Dasar Karakteristik
Tidak Imunisasi Jenis Kelamin
Lengkap
Tidak Lengkap
Laki-laki
13,1 Perempuan
12,4 Tempat Tinggal
7,8 Perdesaan
Perkotaan
17,7 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah