Kunjungan Neonatus
3.2.6. Kunjungan Neonatus
Pada Riskesdas 2010 dilakukan pengumpulan data kunjungan neonatus yang meliputi kunjungan pada saat bayi berumur 6-48 jam (disebut KN1), 3-7 hari (disebut KN2), dan 8-28 hari (disebut KN3). Data kunjungan neonatus yang dikumpulkan adalah data anak balita umur 0-59 bulan dan dikumpulkan melalui wawancara dengan responden yang paling mengetahui keadaan anak sejak lahir sampai umur saat ini.
Persentase kunjungan neonatus anak balita menurut provinsi disajikan pada Tabel 3.2.25. Persentase kunjungan neonatus pada saat 6-48 jam adalah 71,4%, tertinggi di DI Yogyakarta (96,2%) dan terendah di Maluku Utara (37,5%). Kunjungan neonatus pada saat bayi berumur 3-7 hari adalah 61,3%, tertinggi di DI Yogyakarta (83,7%) dan terendah di Maluku Utara (25,9%). Kunjungan neonatus pada saat bayi berumur 8–28 hari adalah 38,0%, tertinggi di DI Yogyakarta (77,1%) dan terendah di Sulawesi Barat (9,2%).
Tabel 3.2.25. menunjukkan bahwa persentase kunjungan neonatus pada saat bayi umur 6-48 jam lebih tinggi daripada kunjungan neonatus pada saat bayi berumur 3-7 hari, dan kunjungan neonatus pada saat bayi umur 3-7 hari lebih tinggi daripada kunjungan neonatus pada saat bayi umur 8-28 hari.
Persentase kunjungan neonatus menurut karakteristik anak balita, orangtua, dan tempat tinggal, disajikan pada Tabel 3.2.26. Tabel 3.2.26 menunjukkan bahwa semakin tinggi kelompok umur, persentase kunjungan neonatus 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah lahir cenderung semakin rendah. Persentase kunjungan neonatus menurut jenis kelamin anak tidak berbeda, sedangkan menurut tempat tinggal, persentase kunjungan neonatus di perkotaan lebih tinggi dari pada di perdesaan.
Tabel 3.2.26. menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi cenderung semakin tinggi pula persentase kunjungan neonatus pada saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari. Perbedaan persentase kunjungan neonatus antara pendidikan tertinggi dengan terendah berkisar antara 25,6%-32,8% dan perbedaan persentase antara status ekonomi tertinggi dengan terendah berkisar antara 25,6%-29,1%. Menurut jenis pekerjaan kunjungan neonatus pada saat berumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari tertinggi pada jenis pekerjaan pegawai, berturut-turut 86,5%, 77,4%, dan 53,8%.
Setiap bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan semua kunjungan neonatus, yaitu pada saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari. Bayi yang mendapat kunjungan neonatus tiga kali yaitu pada saat berumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari, dapat dinyatakan meelakuka kunjungan neonatus lengkap (KN1, KN2, KN3). Persentase kunjungan neonatus lengkap menurut provinsi disajikan pada Tabel 3.2.27.
Tabel 3.2.25
Persentase Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Kunjungan Neonatus Provinsi
8 – 28 hari Aceh
6 – 48 jam
3 – 7 hari
69,6 28,8 Sumatera Utara
68,1 23,9 Sumatera Barat
60,0 22,3 Sumatera Selatan
58,6 35,4 Kepulauan Bangka Belitung
50,3 29,9 Kepulauan Riau
61,5 31,6 DKI Jakarta
72,8 59,2 Jawa Barat
65,6 45,6 Jawa Tengah
71,0 48,0 DI Yogyakarta
83,7 77,1 Jawa Timur
66,7 58,2 Nusa Tenggara Barat
50,4 41,6 Nusa Tenggara Timur
30,9 22,5 Kalimantan Barat
44,2 19,3 Kalimantan Tengah
49,4 13,4 Kalimantan Selatan
65,7 20,2 Kalimantan Timur
58,4 42,3 Sulawesi Utara
65,9 40,2 Sulawesi Tengah
37,3 17,2 Sulawesi Selatan
48,9 26,0 Sulawesi Tenggara
28,4 21,1 Sulawesi Barat
40,4 20,3 Maluku Utara
25,9 15,4 Papua Barat
27,0 21,2 Papua
40,2 28,4 Indonesia
Tabel 3.2.26. Persentase Kunjungan Neonatus Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Kunjungan Neonatus
Karakteristik
8 – 28 hari Kelompok Umur
38,1 Jenis Kelamin Laki-laki
37,9 Tempat Tinggal Perkotaan
29,3 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
30,7 Tidak tamat SD
29,2 Tamat SD
31,1 Tamat SMP
37,0 Tamat SMA
45,6 Tamat PT
56,3 Pekerjaan KK Tidak bekerja
42,2 Petani/Nelayan/Buruh
44,4 Pengeluaran Rumah Tangga Per kapita Kuintil 1
53,2 Tabel 3.2.27 menunjukkan bahwa persentase anak balita yang mendapat kunjungan neonatus
lengkap pada saat baru lahir (usia neonatus) adalah 31,8%. Persentase tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (71,2%) dan terendah di Sulawesi Barat (6,8%).
Persentase kunjungan neonatus lengkap menurut karakteristik anak balita, orang tua, dan tempat tinggal, disajikan pada Tabel 3.2.28. Tabel tersebut menunjukkan persentase kunjungan neonatus lengkap menurut jenis kelamin anak tidak berbeda, sedangkan menurut tempat tinggal, persentase kunjungan neonatus lengkap di perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan.
Tabel 3.2.27
Persentase Kunjungan Neonatus Lengkap (KN1, KN2, KN3) Menurut Provinsi,
Riskesdas 2010
Kategori Kunjungan Neonatus Provinsi
KN Tidak
KN Lengkap
Tidak Pernah KN Lengkap
Aceh
17,9 Sumatera Utara
21,5 Sumatera Barat
17,5 Sumatera Selatan
22,4 Kepulauan Bangka Belitung
18,2 Kepulauan Riau
10,2 DKI Jakarta
11,6 Jawa Barat
20,7 Jawa Tengah
10,1 DI Yogyakarta
1,3 Jawa Timur
9,9 Nusa Tenggara Barat
20,2 Nusa Tenggara Timur
44,3 Kalimantan Barat
38,9 Kalimantan Tengah
35,3 Kalimantan Selatan
17,8 Kalimantan Timur
19,8 Sulawesi Utara
14,5 Sulawesi Tengah
40,9 Sulawesi Selatan
25,0 Sulawesi Tenggara
41,1 Sulawesi Barat
45,6 Maluku Utara
51,9 Papua Barat
54,5 Papua
43,5 Indonesia
Tabel 3.2.28. Persentase Kunjungan Neonatus Lengkap (KN1, KN2, KN3) Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Kategori Kunjungan Neonatus Karakteristik
KN Tidak
Tidak Pernah KN Kelompok Umur
KN Lengkap
22,9 Jenis Kelamin Laki-laki
21,1 Tempat Tinggal Perkotaan
29,0 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
34,9 Tidak tamat SD
33,0 Tamat SD
27,6 Tamat SMP
18,6 Tamat SMA
11,6 Tamat PT
6,1 Pekerjaan KK Tidak bekerja
13,9 Petani/Nelayan/Buruh
17,5 Pengeluaran Rumah Tangga Per kapita Kuintil 1
Tabel 3.2.28. menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi cenderung semakin tinggi pula persentase kunjungan neonatus lengkap. Perbedaan persentase antara pendidikan tertinggi dengan terendah adalah 27,8% dan perbedaan persentase antara status ekonomi tertinggi dengan terendah adalah 26,0%. Menurut jenis pekerjaan kunjungan neonatus lengkap tertinggi pada jenis pekerjaan pegawai, yaitu sebesar 47,0%.
Data tempat kunjungan neonatus dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu : 1. Rumah Sakit Pemerintah, 2. Rumah Sakit Swasta, 3. Rumah Sakit Anak dan Bersalin/Rumah
Bersalin/Klinik, 4. Puskesmas/Puskesmas Pembantu, 5. Polindes/Poskesdes/Posyandu, 6. Praktik Tenaga Kesehatan, dan 7. Rumah. Persentase tempat kunjungan neonatus menurut provinsi disajikan pada Tabel 3.2.29. Persentase tempat kunjungan neonatus dari yang tertinggi berturut-turut adalah rumah (31,2%), praktik tenaga kesehatan (26,5%), rumah sakit pemerintah (19,0%), rumah sakit swasta (8,6%), rumah sakit bersalin/rumah bersalin/klinik (7,9%), Puskesmas/Pustu (4,9%) dan Polindes/Poskesdes/ Posyandu (1,8%). Kunjungan neonatus di rumah yang tertinggi adalah Sulawesi Tenggara (81,8%) dan terendah di Bali (0,8%).
Persentase tempat kunjungan neonatus menurut karakteristik anak balita, orang tua, dan tempat tinggal, disajikan pada Tabel 3.2.30. Tabel 3.2.30. menunjukkan bahwa semakin muda kelompok umur persentase kunjungan neonatus di rumah sakit pemerintah dan swasta cenderung semakin tinggi, sebaliknya kunjungan neonatus di rumah cenderung semakin rendah. Persentase tempat kunjungan neonatus menurut jenis kelamin anak tidak berbeda, tempat kunjungan neonatus di fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dan rumah sakit bersalin cenderung lebih tinggi di perkotaan daripada di perdesaan.
Tabel 3.2.29. Persentase Tempat Kunjungan Neonatus Pada Saat 6-48 Jam (KN1) Menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Tempat Kunjungan Neonatus Provinsi
RS
RS
RSAB/ Puskes
Praktik Polindes
Rumah
Nakes Aceh
Pemerintah Swasta
RB
Pustu
14,4 54,1 Sumatera Utara
15,2 50,8 Sumatera Barat
18,3 50,9 Sumatera Selatan
32,7 42,6 Kepulauan Bangka Belitung
33,9 28,6 Kepulauan Riau
38,4 10,4 DKI Jakarta
32,0 3,1 Jawa Barat
30,7 32,5 Jawa Tengah
33,2 28,2 DI Yogyakarta
33,0 3,5 Jawa Timur
36,3 0,8 Nusa Tenggara Barat
10,3 4,6 32,7 Nusa Tenggara Timur
3,9 32,3 Kalimantan Barat
15,2 48,4 Kalimantan Tengah
11,2 63,4 Kalimantan Selatan
8,8 55,7 Kalimantan Timur
16,0 23,1 Sulawesi Utara
7,7 18,3 Sulawesi Tengah
2,5 69,4 Sulawesi Selatan
12,5 43,5 Sulawesi Tenggara
2,1 48,9 Sulawesi Barat
0,0 49,3 Maluku Utara
0,0 51,9 Papua Barat
2,4 35,7 Papua
3,9 26,1 Indonesia
Tabel 3.2.30. Persentase Tempat Kunjungan Neonatus Pada Saat 6-48 Jam Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Tempat Kunjungan Neonatus
RSAB/ Puskes
Praktik Polindes
Rumah
Nakes Kelompok Umur
Pemerintah Swasta
27,8 32,3 Jenis Kelamin Laki-laki
26,7 31,6 Tempat Tinggal Perkotaan
19,6 47,4 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
25,1 37,2 Tidak tamat SD
22,3 41,0 Tamat SD
24,8 40,7 Tamat SMP
28,5 34,3 Tamat SMA
30,2 23,2 Tamat PT
21,4 14,6 Pekerjaan KK Tidak bekerja
29,5 27,8 Petani/Nelayan/Buruh
27,1 26,2 Pengeluaran Rumah Tangga Per kapita Kuintil 1
24,5 16,7 Tabel 3.2.30. menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi,
persentase tempat kunjungan neonatus di fasilitas kesehatan yaitu rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, rumah sakit bersalin, Polindes, dan praktik tenaga kesehatan, cenderung semakin tinggi. Sebaliknya persentase tempat kunjungan neonatus di rumah cenderung lebih rendah dengan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi.
Pemeriksaan neonatus atau pemeriksaan neonatus pada saat bayi berumur 6-48 jam adalah penting dilakukan sebagai upaya deteksi dini kesehatan bayi baru lahir. Pada saat kunjungan neonatus 6-48 jam ada 3 jenis pelayanan yang seharusnya diterima bayi, yaitu imunisasa HB-
0, tetes mata, dan vitamin K injeksi. Pada Riskesdas 2010 telah dikumpulkan data jenis 0, tetes mata, dan vitamin K injeksi. Pada Riskesdas 2010 telah dikumpulkan data jenis
Tabel 3.2.31 menunjukkan bahwa jenis pelayanan yang diterima bayi pada saat kunjungan neonatus 6-48 jam berturut-turut adalah imunisasi HB-0 yaitu sebesar 82,7%, vitamin K injeksi 43,5%, tetes mata 38,5% dan layanan lainnya (seperti imunisasi polio atau imunisasi BCG) 11,0%. Persentase bayi yang mendapat layanan imunisasi HB-0 tertinggi di Nusa Tenggara Barat (93,0%) terendah di Sumatera Utara (50,1%).
Tabel 3.2.32. menunjukkan persentase jenis pelayanan yang diterima bayi pada saat kunjungan neonatus 6-48 jam menurut karakteristik. Berdasarkan karakteristik terlihat bahwa persentase ketiga jenis pelayanan neonatus 6-48 jam lebih tinggi di perkotaan daripada di perdesaan dan ada kecenderungan semakin tinggi pendidikan dan status ekonomi semakin tinggi persentase ketiga jenis pelayanan tersebut.
Masa neonatus merupakan masa yang rentan bagi kesehatan bayi dan tidak tertutup kemungkinan bayi mengalami sakit, sehingga memerlukan pemantauan kesehatan melalui kunjungan neonatus. Pada Riskesdas 2010 dikumpulkan data tentang anak balita yang sakit pada masa/usia neonatus. Persentase bayi yang sakit pada masa neonatus dan berobat kepada tenaga kesehatan disajikan pada Tabel 3.2.33. dan Tabel 3.2.34. Persentase anak balita yang sakit pada masa neonatus adalah 14,2% dan yang melakukan pengobatan 85,4%. Perilaku mencari pengobatan bagi bayi yang sakit pada masa neonatus tertinggi di Bali (98,3%) dan terendah di Maluku (60,0%).
Tabel 3.2.34. menyajikan data tentang persentase anak balita yang sakit pada masa neonatus menurut karakteristik anak, orang tua dan tempat tinggal. Pada tabel tersebut tampak bahwa menurut kelompok umur dan jenis kelamin persentase anak balita yang sakit pada masa neonatus relatif sama. Persentase anak balita yang sakit pada masa neonatus menurut tempat tinggal dan status ekonomi relatif sama, namun ada kecenderungan bahwa perilaku mencari pengobatan lebih tinggi di perkotaan dan semakin tinggi dengan meningkatnya pengeluaran perkapita. Menurut tingkat pendidikan, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan semakin rendah persentase anak balita yang sakit pada masa neonatus dan semakin tinggi persentase yang berobat kepada tenaga kesehatan ketika anak balita tersebut sakit pada masa neonatus.
Tabel 3.2.31.
Persentase Jenis Pelayanan yang Diterima Bayi Pada Saat Kunjungan Neonatus 6-48 Jam menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Jenis Pelayanan Kunjungan Neonatus 6-48 Jam Provinsi
Vitamin K Lainnya Aceh
HB-0
Tetes Mata
25,4 20,9 Sumatera Utara
24,4 27,2 Sumatera Barat
13,1 12,8 Sumatera Selatan
25,4 23,5 Kepulauan Bangka Belitung
42,4 9,2 Kepulauan Riau
48,2 2,3 DKI Jakarta
54,0 5,5 Jawa Barat
45,2 5,5 Jawa Tengah
46,2 14,7 DI Yogyakarta
61,0 4,7 Jawa Timur
66,0 7,8 Nusa Tenggara Barat
37,5 6,8 Nusa Tenggara Timur
34,7 1,5 Kalimantan Barat
55,7 6,2 Kalimantan Tengah
30,9 29,8 Kalimantan Selatan
27,1 15,8 Kalimantan Timur
49,6 7,3 Sulawesi Utara
45,9 10,0 Sulawesi Tengah
28,6 29,7 Sulawesi Selatan
41,3 8,4 Sulawesi Tenggara
54,3 31,8 Sulawesi Barat
29,0 15,8 Maluku Utara
36,4 22,0 Papua Barat
45,9 20,0 Papua
55,4 40,6 Indonesia
Tabel 3.2.32
Persentase Jenis Pelayanan yang Diterima Bayi Pada Saat Kunjungan Neonatus 6–48 Jam menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Jenis Pelayanan Kunjungan Neonatus 6 – 48 Jam Karakteristik
Vitamin K Lainnya Kelompok Umur
HB-0
Tetes Mata
83.9 38.7 44.4 11.1 Jenis Kelamin Laki-laki
48 – 59 bulan
82.2 38.7 43.0 11.4 Perempuan
83.3 38.2 44.0 10.5 Tempat Tinggal Perkotaan
86.2 42.6 49.1 8.0 Perdesaan
78.0 33.1 36.4 14.9 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
82.8 35.2 39.5 11.4 Tidak tamat SD
80.4 34.1 38.1 14.2 Tamat SD
80.8 37.1 39.7 13.0 Tamat SMP
81.5 36.8 42.6 11.3 Tamat SMA
84.2 40.6 46.9 9.4 Tamat PT
86.9 43.9 50.7 6.8 Pekerjaan KK Tidak bekerja
86.9 38.4 43.2 9.2 Pegawai
86.4 43.8 49.5 7.0 Wiraswasta
83.8 39.7 45.8 10.7 Petani/Nelayan/Buruh
79.6 35.6 38.8 13.1 Lainnya
84.6 37.2 47.9 8.6 Pengeluaran Rumah Tangga Perkapita Kuintil 1
81.0 36.0 37.3 13.3 Kuintil 2
81.5 36.9 40.6 12.2 Kuintil 3
82.6 38.4 44.0 10.8 Kuintil 4
82.9 39.8 45.7 10.0 Kuintil 5
Tabel 3.2.33
Persentase Anak Balita yang Sakit pada Usia Neonatus dan Berobat Kepada Tenaga Kesehatan Menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Anak Balita Provinsi
Sakit Pada
Berobat Kepada
Tenaga Kesehatan Aceh
Usia 0 – 28 hari
80,3 Sumatera Utara
82,9 Sumatera Barat
81,3 Sumatera Selatan
86,8 Kepulauan Bangka Belitung
87,0 Kepulauan Riau
95,2 DKI Jakarta
94,2 Jawa Barat
88,9 Jawa Tengah
91,5 DI Yogyakarta
95,2 Jawa Timur
98,3 Nusa Tenggara Barat
80,0 Nusa Tenggara Timur
73,3 Kalimantan Barat
71,1 Kalimantan Tengah
63,3 Kalimantan Selatan
84,3 Kalimantan Timur
88,9 Sulawesi Utara
96,2 Sulawesi Tengah
62,3 Sulawesi Selatan
83,2 Sulawesi Tenggara
72,4 Sulawesi Barat
60,0 Maluku Utara
66,7 Papua Barat
69,2 Papua
74,2 Indonesia
Tabel 3.2.34
Persentase Anak Balita yang Sakit pada Usia Neonatus dan Berobat Kepada Tenaga Kesehatan Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Anak Balita Karakteristik
Sakit Pada
Berobat Kepada
Tenaga Kesehatan Kelompok Umur
Usia 0 – 28 hari