Pemantauan Pertumbuhan Balita
3.2.2. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan. Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain.
Pada Riskesdas 2010, ditanyakan frekuensi penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir yang dikelompokkan menjadi “tidak pernah ditimbang selama enam bulan terakhir”, ditimbang 1-3 kali yang berarti “penimbangan tidak teratur”, dan 4-6 kali yang diartikan sebagai “penimbangan teratur”. Data pemantauan pertumbuhan balita ditanyakan kepada ibu balita atau anggota rumah tangga yang mengetahui. Data yang disajikan pada Tabel 3.2.5. adalah persentase penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir.
Pada Tabel 3.2.5. menunjukkan bahwa secara keseluruhan selama enam bulan terakhir anak umur 6-59 bulan yang ditimbang secara rutin (4 kali atau lebih), ditimbang 1-3 kali dan yang tidak pernah ditimbang berturut-turut 49,4%, 26,9%, dan 23,8%. Persentase penimbangan rutin bervariasi menurut provinsi dengan cakupan terendah di Sulawesi Tenggara (22,0%) dan tertinggi di DI Yogyakarta (86,8%). Persentase anak balita 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang selama enam bulan terakhir tertinggi di Sulawesi Tenggara (56,1%) dan terendah di DI Yogyakarta (2,5%).
Persentase penimbangan balita menurut karakteristik anak, tempat tinggal dan orangtua disajikan pada Tabel 3.2.6.
Pada Tabel 3.2.6. menunjukkan ada kecenderungan semakin tinggi kelompok umur anak, semakin rendah cakupan penimbangan rutin ( ≥ 4 kali selama enam bulan terakhir). Sebaliknya semakin tinggi umur anak semakin tinggi pula persentase anak yang tidak pernah ditimbang. Persentase penimbangan balita menurut jenis kelamin tidak berbeda, tetapi menurut tempat tinggal ada kecenderungan di daerah perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan.
Persentase penimbangan rutin ( ≥ 4 kali selama enam bulan terakhir) menurut pendidikan dan status ekonomi tidak terlihat jelas kecenderungannya. Kecenderungan terdapat pada kategori yang tidak pernah ditimbang dimana terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi, semakin rendah persentase anak umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang.
Tabel 3.2.5.
Persentase Frekuensi Penimbangan Anak Umur 6-59 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir
Menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Frekuensi Penimbangan Provinsi
Tidak Pernah Aceh
≥ 4 kali
1 – 3 kali
27,8 Sumatera Utara
44,1 Sumatera Barat
20,4 Riau
34,1 Jambi
37,2 Sumatera Selatan
48,1 Bengkulu
46,6 Lampung
32,2 Kepulauan Bangka Belitung
29,4 Kepulauan Riau
21,3 DKI Jakarta
14,1 Jawa Barat
13,1 Jawa Tengah
12,8 DI Yogyakarta
2,5 Jawa Timur
14,4 Banten
20,9 Bali
17,9 Nusa Tenggara Barat
18,8 Nusa Tenggara Timur
20,6 Kalimantan Barat
51,9 Kalimantan Tengah
45,7 Kalimantan Selatan
30,1 Kalimantan Timur
31,5 Sulawesi Utara
24,0 Sulawesi Tengah
48,9 Sulawesi Selatan
34,8 Sulawesi Tenggara
56,1 Gorontalo
30,1 Sulawesi Barat
44,4 Maluku
39,9 Maluku Utara
37,7 Papua Barat
28,4 Papua
40,7 Indonesia
Tabel 3.2.6. Persentase Frekuensi Penimbangan Anak Umur 6-59 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Frekuensi Penimbangan Karakteristik
Tidak Pernah Kelompok Umur
≥ 4 kali
1-3 kali
6 – 11 bulan
12 – 23 bulan
24 – 35 bulan
36 – 47 bulan
33,8 Jenis Kelamin Laki-laki
48 – 59 bulan
24,1 Perempuan
23,4 Tempat Tinggal Perkotaan
19,0 Perdesaan
28,8 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
33,3 Tidak tamat SD
31,9 Tamat SD
24,4 Tamat SMP
22,6 Tamat SMA
20,5 Tamat PT
17,9 Pekerjaan KK Tidak bekerja
19,0 Pegawai
17,6 Wiraswasta
21,1 Petani/Nelayan/Buruh
28,0 Lainnya
21,1 Pengeluaran Rumah Tangga Perkapita Kuintil 1
29,1 Kuintil 2
24,6 Kuintil 3
22,5 Kuintil 4
20,6 Kuintil 5
Pada Tabel 3.2.7. disajikan data tempat penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir. Data Tabel 3.2.7. menunjukkan bahwa Posyandu merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi untuk penimbangan balita yaitu, sebesar 80,6%.
Tabel 3.2.7. Persentase Tempat Penimbangan Anak Umur 6–59 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Tempat Penimbangan Anak Umur 6 – 59 Bulan Provinsi
Posyandu Lainnya Aceh
77,3 10,1 Sumatera Utara
67,5 9,1 Sumatera Barat
77,4 6,9 Riau
69,7 8,9 Jambi
64,8 6,2 Sumatera Selatan
65,7 8,7 Bengkulu
66,1 11,3 Lampung
86,1 4,0 Kepulauan Bangka Belitung
65,2 15,7 Kepulauan Riau
58,6 17,9 DKI Jakarta
67,4 12,9 Jawa Barat
85,6 5,7 Jawa Tengah
89,9 3,4 DI Yogyakarta
89,9 2,5 Jawa Timur
88,3 4,4 Banten
74,3 14,5 Bali
66,3 15,4 Nusa Tenggara Barat
92,9 3,1 Nusa Tenggara Timur
84,9 0,5 Kalimantan Barat
71,0 12,3 Kalimantan Tengah
69,0 7,1 Kalimantan Selatan
68,8 6,7 Kalimantan Timur
68,6 7,3 Sulawesi Utara
74,5 6,4 Sulawesi Tengah
78,5 11,6 Sulawesi Selatan
71,4 6,1 Sulawesi Tenggara
88,9 1,4 Gorontalo
84,6 3,8 Sulawesi Barat
70,6 3,9 Maluku
64,6 22,0 Maluku Utara
91,5 0,0 Papua Barat
81,4 5,1 Papua
63,9 4,8 Indonesia
Pemanfaatan Posyandu sebagai sarana tempat penimbangan anak umur 6-59 bulan tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat (92,9%) dan terendah di Kepulauan Riau (58,6%). Tempat penimbangan selain Posyandu yang cukup tinggi adalah Puskesmas (6,4%), tertinggi terdapat di Papua (23,8%).
Tabel 3.2.8. Persentase Tempat Penimbangan Anak Umur 6-59 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Tempat Penimbangan Anak Umur 6 -59 Bulan Karakteristik
Posyandu Lainnya Kelompok Umur
6 – 11 bulan
12 – 23 bulan
24 – 35 bulan
36 – 47 bulan
79,3 7,2 Jenis Kelamin Laki-laki
48 – 59 bulan
80,4 6,6 Perempuan
80,8 6,7 Tempat Tinggal Perkotaan
76,1 9,4 Perdesaan
86,0 3,3 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
85,7 3,8 Tidak tamat SD
86,9 3,1 Tamat SD
86,0 3,9 Tamat SMP
83,7 4,8 Tamat SMA
75,8 9,7 Tamat PT
62,2 15,5 Pekerjaan KK Tidak bekerja
81,7 8,0 Pegawai
70,1 12,7 Wiraswasta
78,1 8,4 Petani/Nelayan/Buruh
85,7 3,4 Lainnya
79,3 6,6 Pengeluaran Rumah Tangga Per kapita Kuintil 1
88,1 2,3 Kuintil 2
86,0 3,5 Kuintil 3
82,7 5,8 Kuintil 4
76,7 9,5 Kuintil 5
61,7 16,5 Tabel 3.2.8. menunjukkan persentase tempat penimbangan anak umur 6-59 bulan menurut
karakteristik anak balita, orangtua, dan tempat tinggal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk setiap jenis tempat penimbangan anak umur 6-59 bulan tidak ada pola kecenderungan, baik menurut umur maupun jenis kelamin.
Menurut tempat tinggal persentase pemanfaatan rumah sakit dan Puskesmas sebagai tempat penimbangan balita lebih tinggi di perkotaan daripada di perdesaan. Sebaliknya, persentase penimbangan di Posyandu dan Polindes lebih tinggi di perdesaan daripada di perkotaan. Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi semakin tinggi Menurut tempat tinggal persentase pemanfaatan rumah sakit dan Puskesmas sebagai tempat penimbangan balita lebih tinggi di perkotaan daripada di perdesaan. Sebaliknya, persentase penimbangan di Posyandu dan Polindes lebih tinggi di perdesaan daripada di perkotaan. Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi semakin tinggi
Riskesdas 2010, juga menyajikan analisis frekuensi penimbangan selama enam bulan terakhir anak umur 6-23 bulan (anak usia bawah dua tahun = baduta) yang dikelompokkan menjadi “tidak pernah ditimbang selama enam bulan terakhir”, ditimbang 1-3 kali yang berarti “penimbangan tidak teratur”, dan 4-6 kali yang diartikan sebagai “penimbangan teratur”. Data yang disajikan pada Tabel 3.2.9. adalah persentase penimbangan anak umur 6-23 bulan selama enam bulan terakhir.
Pada Tabel 3.2.9. menunjukkan bahwa secara keseluruhan selama enam bulan terakhir anak umur 6-23 bulan yang ditimbang secara rutin (4 kali atau lebih), ditimbang 1-3 kali dan yang tidak pernah ditimbang berturut-turut 60,5%, 24,8%, dan 14,7%. Persentase penimbangan rutin bervariasi menurut provinsi dengan cakupan terendah di Sulawesi Tenggara (30,5%) dan tertinggi di DI Yogyakarta (88,7%). Persentase anak 6-23 bulan yang tidak pernah ditimbang selama enam bulan terakhir tertinggi di Kalimantan Tengah (36,1%) dan terendah di DI Yogyakarta (0,0%). Persentase penimbangan baduta menurut karakteristik anak, tempat tinggal dan orangtua disajikan pada Tabel 3.2.10
Pada Tabel 3.2.10. menunjukkan ada kecenderungan semakin tinggi kelompok umur anak, semakin rendah cakupan penimbangan rutin ( ≥ 4 kali selama enam bulan terakhir). Sebaliknya semakin tinggi umur anak semakin tinggi pula persentase anak yang tidak pernah ditimbang. Persentase penimbangan anak baduta menurut jenis kelamin tidak berbeda, tetapi menurut tempat tinggal ada kecenderungan di daerah perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan.
Persentase penimbangan rutin ( ≥ 4 kali selama enam bulan terakhir) menurut pendidikan dan status ekonomi tidak terlihat jelas kecenderungannya. Kecenderungan terdapat pada kategori yang tidak pernah ditimbang dimana terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi, semakin rendah persentase anak umur 6-23 bulan yang tidak pernah ditimbang.
Pada Tabel 3.2.11 disajikan data tempat penimbangan anak umur 6-23 bulan selama enam bulan terakhir. Data Tabel 3.2.11 menunjukkan bahwa Posyandu merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi untuk penimbangan anak baduta yaitu, sebesar 80,0%.
Tabel 3.2.9
Persentase Frekuensi Penimbangan Anak Umur 6-23 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir
Menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Frekuensi Penimbangan Provinsi
Tidak Pernah Aceh
≥ 4 kali
1 – 3 kali
25,9 Sumatera Utara
28,9 Sumatera Barat
29,8 Sumatera Selatan
15,8 Kepulauan Bangka Belitung
20,0 Kepulauan Riau
7,0 DKI Jakarta
8,6 Jawa Barat
6,5 Jawa Tengah
5,2 DI Yogyakarta
0,0 Jawa Timur
13,1 Nusa Tenggara Barat
10,3 Nusa Tenggara Timur
10,1 Kalimantan Barat
33,6 Kalimantan Tengah
36,1 Kalimantan Selatan
21,9 Kalimantan Timur
24,5 Sulawesi Utara
10,4 Sulawesi Tengah
35,2 Sulawesi Selatan
22,6 Sulawesi Tenggara
18,5 Sulawesi Barat
33,3 Maluku Utara
28,2 Papua Barat
20,0 Papua
31,2 Indonesia
Tabel 3.2.10 Persentase Frekuensi Penimbangan Anak Umur 6-23 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Frekuensi Penimbangan Karakteristik
Tidak Pernah Jenis Kelamin Laki-laki
≥ 4 kali
1-3 kali
14,9 Tempat Tinggal Perkotaan
18,6 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
21,4 Tidak tamat SD
21,7 Tamat SD
15,2 Tamat SMP
12,9 Tamat SMA
12,1 Tamat PT
10,2 Pekerjaan KK Tidak bekerja
11,9 Petani/Nelayan/Buruh
13,1 Pengeluaran Rumah Tangga Perkapita Kuintil 1
Pemanfaatan Posyandu sebagai sarana tempat penimbangan anak umur 6-23 bulan tertinggi terdapat di Gorontalo (95,2%) dan terendah di Kepulauan Riau (57,4%). Tempat penimbangan selain Posyandu yang cukup tinggi adalah Puskesmas (7,1%), tertinggi terdapat di Papua (31,3%).
Tabel 3.2.11 Persentase Tempat Penimbangan Anak Umur 6–59 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas 2010
Tempat Penimbangan Anak Umur 6 – 23 Bulan Provinsi
Posyandu Lainnya Aceh
77,4 4,8 Sumatera Utara
66,4 10,7 Sumatera Barat
68,3 5,0 Sumatera Selatan
87,7 5,8 Kepulauan Bangka Belitung
78,1 6,3 Kepulauan Riau
57,4 13,0 DKI Jakarta
63,4 13,6 Jawa Barat
84,3 6,5 Jawa Tengah
90,2 3,2 DI Yogyakarta
85,9 4,2 Jawa Timur
61,6 16,4 Nusa Tenggara Barat
93,4 2,5 Nusa Tenggara Timur
78,9 1,5 Kalimantan Barat
70,0 11,3 Kalimantan Tengah
64,1 7,7 Kalimantan Selatan
70,3 6,6 Kalimantan Timur
63,8 12,5 Sulawesi Utara
76,2 2,4 Sulawesi Tengah
83,9 5,4 Sulawesi Selatan
69,7 3,9 Sulawesi Tenggara
95,2 0,0 Sulawesi Barat
70,0 16,7 Maluku Utara
93,1 0,0 Papua Barat
80,0 6,4 Tabel 3.2.12 menunjukkan persentase tempat penimbangan anak umur 6-23 bulan menurut
karakteristik anak baduta, orangtua, dan tempat tinggal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa karakteristik anak baduta, orangtua, dan tempat tinggal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa
Tabel 3.2.12 Persentase Tempat Penimbangan Anak Umur 6-23 Bulan Selama Enam Bulan Terakhir Menurut Karakteristik, Riskesdas 2010
Tempat Penimbangan Anak Umur 6 -23 Bulan Karakteristik
Posyandu Lainnya Jenis Kelamin Laki-laki
80,2 6,1 Tempat Tinggal Perkotaan
85,5 3,3 Pendidikan KK Tidak pernah sekolah
83,7 3,3 Tidak tamat SD
85,1 3,3 Tamat SD
85,0 3,8 Tamat SMP
85,3 4,8 Tamat SMA
75,5 9,3 Tamat PT
58,8 14,9 Pekerjaan KK Tidak bekerja
78,4 7,7 Petani/Nelayan/Buruh
79,6 6,0 Pengeluaran Rumah Tangga Per kapita Kuintil 1
Menurut tempat tinggal persentase pemanfaatan rumah sakit dan Puskesmas sebagai tempat penimbangan balita lebih tinggi di perkotaan daripada di perdesaan. Sebaliknya, persentase penimbangan di Posyandu dan Polindes lebih tinggi di perdesaan daripada di perkotaan. Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi semakin tinggi penimbangan di rumah sakit dan Puskesmas, namun penimbangan di Posyandu dan Polindes semakin rendah.