Sifat-sifat MSLE

3. Sifat-sifat MSLE

Misal g~ i () merupakan nilai simulasi dari g i (). g~ () adalah mean sampel g~ i () sedemikian hingga g~ () adalah nilai simulasi dari g(). Setiap individu i dilakukan pengambilan sampel (pengamatan) sebanyak R kali. Penaksir parameter  (atau ˆ ) memenuhi syarat g~ ( ˆ ) = 0. Selanjutnya sifat-sifat estimator ˆ dapat diturunkan melalui dua tahap seperti halnya dalam penaksir tradisional.

Tahap 1 : Menentukan Distribusi g~ (*). Misal * merupakan nilai parameter sesungguhnya. Untuk mengidentifikasi komponen-

komponen g~ (*) dapat susun persamaan g~ (*) = g~ (*)+g(*) - g(*) + E r g~ (*) - E r g~ (*)

= g(*) + [E r g~ (*)- g(*)] + [ g~ (*) - E r g~ (*)] (14)

E r g~ (*) adalah harga harapan untuk nilai simulasi dari r pengambilan sampel. Dari sifat MLE,

d 1 -1

n -1 g (  *)   N{0,- H ()} ; H adalah matrik Hessian. (15)

Suku ke dua pada persamaan (14), [E r g~ (*)- g(*)] merupakan besarnya bias antara nilai simulasi dengan nilai sesungguhnya. Jika tidak ada perbedaan antara g(*) dengan nilai

harapan simulasi maka

Bidang Statistika

Jaka Nugraha

E r g~ (*) = g(*) Suku ketiga pada persamaan (14), [ g~ (*) - E r g~ (*)] merupakan simulasi noise. Selanjutnya dapat disusun

g~ () = A + B + C dan perlu menguji sifat bias simulasi B

B = [E r g~ (*)- g(*)] dan simulasi noise C.

C=[ g~ (*) - E r g~ (*)]

i (  *)  E r ~ g i (  *)  

nilai d i menyatakan deviasi nilai simulasi terhadap nilai harapanya. Mean C adalah nul dengan variansi untuk setiap i adalah

Var(d i )=S i /R S i adalah variansi untuk i (dari R pengambilan sampel simulasi). Dengan teorema limit pusat diperoleh

dengan S merupakan mean populasi untuk S i . Untuk n cukup besar walupun R tertentu maka simulasi noise menjadi tidak ada. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk menghilangkan simulasi noise dapat dilakukan dengan mengambil sampel observasi n cukup besar.

Selanjutnya untuk suku bias B. Jika simulasi g~ () tak bias untuk g() maka suku bias B adalah nul. Bagaimanapun juga jika terdapat bias, maka efek bias pada distribusi

g~ i () harus dipertimbangkan. Biasanya suku g i () didefinisikan sebagai fungsi dari statistik l i () dimana E[ ~ l i ( ) ]=l i (). ~ l i ( ) adalah nilai simulasi dari l i ().

Deret Taylor dapat digunakan untuk mendekati nilai g~ i () menggunakan g i () yang dapat dinyatakan sebagai

i (  )) ~

1  g ( l i (  )) ~

Seminar Nasional Matematika-FKMS3MI 2008

Sifat Penaksir Simulated MLE pada Respon ...

i (  )) ~

1  g ( l i (  )) ~

i () – g i () = g i [ l i (  )  l i (  )] + 1 2 g i [ l i (  )  l i (  )]

'' ~

Karena ~ l i ( ) unbias untuk l i (), maka ' ~

E r g i [ l i (  )  l i (  )]  g i [ E r ( l i (  ))  l i (  )]  0

sehingga

1 '' ~

r g i (  )  g i (  )  g i E r [ l i (  )  l i (  )]

1 ''

r g i (  )  g i (  )  g i Var r [ l i (  )]  g i

1 '' Q

oleh karena itu ~

1 1 '' Q Z

Jadi Z n 1

''

 g i Var r [ l i (  )] dan n B Z

Jika p    maka B =   0 n

Bias simulasi akan bernilai nul jika

n Tahap 2 : Menurunkan distribusi ˆ dari distribusi ~ g (  *)

Sebagaimana dalam MLE, distribusi ˆ dapat diturunkan dari distribusi g ~ (  *) dengan menggunakan deret Taylor dan diperoleh

n (  ˆ   *)   D n g ~ (  *)   D n ( A  B  C )

dengan D merupakan derivatif g ~ (  *) terhadap parameternya. Sehingga ˆ

Dari persamaan (15-18), dapat disusun teorema mengenai MSLE,

Bidang Statistika

Jaka Nugraha

Sampel random y 1 ,...,y n mempunyai densitas bersyarat f(y|x, 0 ) memenuhi sfat keteraturan sedemikian hingga MLE nya adalah konsisten dan asimtotis normal dengan limit variansi A -1 (

0 ), dengan

 n 2 1  ln f ( y

A (  0 )   p lim  

dan densitas f diestimasi menggunakan simulator fˆ sehingga f adalah unbias untuk f, maka

MSLE mempunyai sifat asimtotis seperti MLE jika R,n  dan   yaitu

MSLE   0 )   N [ 0 , A (  0 )]