Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan: 1. Pemerintah Republik Indonesia mengubah status PLN dari Perum menjadi Persero dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha penyediaan tenaga listrik berdasarkan PP No.23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Perum Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan Persero. Namun di samping itu, perubahan status PLN dari Perum menjadi Persero memiliki korelasi kuat dengan adanya kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pihak IMF. Sekalipun dalam konsideran perundang-undangan disebutkan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha penyediaan tenaga listrik tetapi perubahan tersebut juga dikehendaki oleh kepentingan pihak lain. 2. Kondisi perubahan status PLN sebelum Persero terbagi dua yakni: pada saat PLN berstatus Perjan murni melaksanakan kewajiban pelayanan umum dan pada saat PLN berstatus Perum tidak murni melaksanakan pelayanan umum sebab ketentuan Pasal 5 ayat 1 PP No.17 Tahun 1990 tentang Perusahaan Umum Perum Listrik Negara, sifat usaha dari PLN adalah menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum sekaligus memupuk keuntungan Universitas Sumatera Utara berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. PLN sebagai Perum melaksanakan dua fungsi sekaligus yakni, melaksanakan kewajiban pelayanan umum dan mencari keuntungan. Sesudah PLN berstatus menjadi Persero, maka PT.PLN Persero pada hakikatnya murni mencari untung tanpa mengenyampingkan kewajibannya untuk melaksanakan pelayanan umum. Dalam kondisi PLN sebagai Persero PT.PLN Persero tersebut sesungguhnya tidak mengalami kerugian melainkan PT.PLN Persero sebenarnya tidak mampu dari sisi finansial untuk mengembangkan pembangkit, penyalurantransmisi, dan distribusi disebabkan permintaan masayarakat akan tenaga listrik baik di wilayah perkotaan, desa-desa, dan daerah-daerah terpencil yang cukup tinggi dan sifatnya menunggu. 3. Pengelolaan PT.PLN setelah berstatus Persero tetap diwajibkan melaksanakan PSO karena pengusahaan ketenagalistrikan diamanatkan dalam konstitusi yakni pada Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan merupakan perintah Pasal 66 ayat 1 UU BUMN yang menyelengarakan fungsi agent of development. Pengelolaan PLN setelah berstatus menjadi PT. PLN Persero tidak evektif melaksanakan kewajibannya sebagai public service disebabkan oleh beban biaya operasional PT. PLN Persero yang cukup tinggi sementara di sisi lain jumlah penyertaan modal Pemerintah ekuitas terbatas dan kuantitas jumlah pinjaman baik di dalam maupun luar negeri juga terbatas. Sehingga PT. PLN Persero dengan terpaksa melakukan kemampuan pendanaan sendiri dengan Universitas Sumatera Utara cara menaikkan harga TDL secara berkala dalam rangka memenuhi sebahagian kecil dari kebutuhan dana operasionalnya.

B. Saran