Teknik Pengumpulan Data Analisis Data

1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik; 9 PP No.45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan dan ulasan- ulasan terhadap bahan hukum primer, seperti: buku-buku, makalah, majalah, jurnal ilmiah, artikel, artikel bebas dari internet, surat kabar, bahkan dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum yang relevan dengan penelitian ini. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti: Kamus Umum Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum serta Kamus Bahasa Inggris.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka library research dan studi dokumen-dokumen di PT. PLN Persero mengenai bahan-bahan yang relevan dengan permasalahan yang sedang ditelaah untuk mendapatkan peraturan perundang-undangan, teori-teori, konsepsi, dan doktrin, pendapat atau pemikiran dari peneliti terdahulu yang relevan dengan objek yang ditelaah. Baik terhadap bahan hukum primer, sekunder, maupun tertier, dan bahan non hukum semuanya diperoleh melalui membaca referensi, melihat, mendengar melalui seminar dan materi kuliah serta mendownload melalui media internet. Kemudian data tersebut diinventarisasi dan klasifikasikan berdasarkan materinya guna memperoleh pasal- Universitas Sumatera Utara pasal, kaidah-kaidah, norma-norma dalam perundang-undangan terkait dengan pengelolaan tenaga listrik.

4. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif yakni menjelaskan dan menguraikan teori-teori, asas-asas, norma-norma, doktrin, dan kaidah-kaidah yang terkandung dalam pasal-pasal perundang-undangan terkait dengan pengelolaan PLN yang mengakibatkan terjadinya perubahan status badan hukum PLN dari Perum menjadi Persero dan penugasan kepada PLN untuk melaksanakan kewajiban pelayanan umum. Tahap-tahap analisis data kualitatif dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Melakukan inventarisasi peraturan perundang-undangan dan data sekunder lainnya yang relevan dengan masalah penelitian. b. Memilih peraturan-peraturan dan bahan-bahan hukum sekunder untuk mengetahui kaidah hukum dan asas atau konsep yang terkandung dalam peraturan tersebut. c. Mengkategorisasikan konsep-konsep yang ditemukan sehingga didapatkan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lain. d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara data dengan menggunakan teori sebagai kerangka berfikir. Data akan diungkapkan secara deduktif yakni penalaran secara logika dari umum ke khusus atau dengan maksud lain menarik kesimpulan dari hal-hal yang Universitas Sumatera Utara bersifat umum misalnya peraturan perundang-undangan yang terkait dengan PLN sehingga mengarah pada yang bersifat khusus yakni ketiga permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Semua data sekunder yang dianalisis diungkapkan secara sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai jenis data sehingga permasalahan akan dapat dijawab. Universitas Sumatera Utara

BAB II ALASAN-ALASAN YANG MENJADI DASAR PERUBAHAN STATUS PLN

DARI PERUSAHAAN UMUM MENJADI PERSERO A. Perkembangan Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Negara Dalam perkembangannya UU No.19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara digantikan melalui UU No.9 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Ketentuan dalam UU No.9 Tahun 1969 tentang Bentuk- Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang, membagi Perusahaan Negara ke dalam tiga bentuk yakni: Perjan, Perum, dan Persero. Dalam hal ini lebih dahulu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1967 dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan dalam UU No.19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, kemudian baru diundangkannya UU No.9 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1967 sekaligus menghapuskan Badan Pimpinan Umum BPU, baik yang dibentuk berdasarkan UU No.19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, ataupun dengan Peraturan-peraturan lainnya, sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi dualisme dalam pimpinan Perusahaan Negara, dan memungkinkan terlaksananya dekontrol dan debirokratisasi secara tegas antara PemerintahDepartemen dengan perusahaan Negara. Dikatakan sebagai Perusahaan Negara menurut Pasal 6 UU No.19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, adalah: 1. Modal perusahaan negara terdiri dari kekayaan negara yang dipisahkan; Universitas Sumatera Utara