PENJUALAN BERSIH PENJELASAN POS-POS LABA RUGI

PERUM PERUMNAS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain OTONOMI DAERAH 6. PENGARUH KONDISI EKSTERN PERUSAHAAN 6.1. KONDISI EKONOMI Banyak negara di wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia mengalami kesulitan ekonomi sehubungan dengan depresi mata uang di wilayah tersebut. Sebagai akibatnya terjadi penurunan kegiatan ekonomi, kesulitan likuiditas, tingginya gejolak tingkat suku bunga serta tidak stabilnya kurs mata uang asing dan harga saham di bursa. Beberapa perbaikan ekonomi atau indikasi pemulihan ekonomi telah terjadi beberapa bulan terakhir ini tetapi kesinambungan atas perbaikan dan pemulihan ekonomi tersebut tergantung pada kebijakan fiskal dan moneter yang akan ditempuh oleh pemerintah, suatu tindakan yang berada di luar kendali perusahaan. Oleh karena itu, adalah tidak mungkin untuk menentukan dampak lebih lanjut dari pengaruh memburuknya kondosi ekonomi terhadap likuiditas dan penghasilan perusahaan pada masa mendatang. Pada tanggal laporan ini, memburuknya ekonomi tidak berdampak signifikan terhadap operasi dan kondisi suatu tindakan berupa pengendalian seluruh komponen biaya dan penetapan skala prioritas dalam penggunaan dana. keuangan perusahaan, karena perusahaan telah mengantisipasi akibat kondisi tersebut dan telah melakukan Dengan demikian dana yang dikeluarkan benar-benar dialokasikan untuk membiayai aktivitas yang diperlukan untuk operasional dan yang mampu mendatangkan pendapatan dalam menunjang likuiditas maupun kesehatan perusahaan.

6.2. OTONOMI DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah yang telah diberlakukan tahun 2001 menyebabkan aliran uang secara nasional akan berimbang antara pusat dan daerah. Dalam tahun 2004 telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 yang merupakan penyempurnaan terhadap Undang- Undang nomor 22 tahun 1999. Sejalan dengan ketentuan Otonomi Daerah tersebut perusahaan berangsur- angsur menyerahkan kewenangan sepenuhnya kepada Kantor Regional di dalam menentukan lokasi, jumlah dan variasi tipe rumah yang akan dibangun dan dipasarkan. Sedangkan kantor pusat akan mendukung dalam segi pembiayaannya, dan lebih mengarahkan perannya sebagai pengatur, pembina, penyeimbang dan pengendali kegiatan usaha di Regional agar dapat berjalan dengan baik.

6.3. TUGAS TAMBAHAN

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya Perusahaan mendapat tugas membangun dan mengelola rumah susun sewa murah dengan sumber dana pembiayaan yang berasal dari Penyertaan Modal Negara PMN. Sampai dengan tahun 2009 telah dibangun rumah susun sewa murah di lokasi Batam, Samarinda, Jakarta Cengkareng, Jakarta Koja, Jakarta Pasar Jumat, Tangerang, Jakarta Pulogebang, Cirebon, Semarang, Surabaya, Makasar, Padang, dan Pontianak.

6.4. KREDIT PEMILIKAN RUMAH KPR BERSUBSIDI BUNGA

Walaupun suku bunga KPR untuk golongan ekonomi menengah kebawah masih mendapat subsidi bunga, namun karena kondisi perekonomian masih terimbas dengan kenaikan harga barang dan jasa akibat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak sementara pendapatan cenderung stagnan, maka pengaruh subsidi bunga tersebut belum mengakibatkan kenaikan pencapaian penjualan. 36