Laporan Tahunan 2009
P
E R U M PERUMNA
S
30
URAIAN ATAS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Neraca
Total Aktiva
Total Aktiva perusahaan pada akhir tahun 2009 meningkat 24,3 bila dibandingkan dengan tahun
2008, hingga mencapai Rp 1,58 triliun. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya Aktiva
Lancar sebesar 28,6, yang merupakan aktiva produktif dan sebagai hasil dari peningkatan
penjualan, seperti tercermin antara lain pada hal- hal sebagai berikut :
Aktiva Lancar a. Kas dan Setara Kas
Mengalami peningkatan sebesar 29,1 dari Rp 103,95 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp
134,21 miliar pada tahun 2009, yang terdiri dari Kas Rp 3,04 miliar, Simpanan Giro Rp 108,67
miliar dan Deposito Rp 22,5 miliar. Simpanan Giro dan Deposito ini tersebar di beberapa bank
dalam mata uang Rupiah, dimana suku bunga Deposito sebesar 6,40 - 13,50 per tahun.
b. Piutang Usaha dan Piutang Angsuran
Sebagai pengaruh kenaikan penjualan dan pendapatan
perusahaan, piutang
usaha bersih dan piutang angsuran bersih pada
tahun 2009 mengalami peningkatan yang sangat signiikan. Piutang Usaha meningkat
dari Rp 73,46 miliar menjadi Rp 146,61 miliar atau naik sebesar 99,6, sedangkan piutang
angsuran meningkat dari Rp 1,58 miliar menjadi Rp 6,44 miliar atau naik 306,7. Di tahun 2009
ini perusahaan mencadangkan Rp 22,16 miliar atau 13,1 sebagai Penyisihan Piutang Ragu-
ragu untuk piutang usaha dan Rp 443,87 juta atau 6,4 sebagai Penyisihan Piutang Ragu-
ragu untuk piutang angsuran.
c. Uang Muka
Saldo uang muka kepada kontraktor atas pemborongan pekerjaan mengalami penurunan
yang berarti, dari Rp 16,97 miliar pada tahun 2008 menjadi 7,40 miliar pada tahun 2009.
Penurunan ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menyelesaikan kewajiban kepada para
kontraktor, khususnya dalam hal pembayaran uang muka dengan tepat waktu.
d. Beban Dibayar Dimuka
Sejalan dengan
peningkatan produksi,
beban dibayar dimuka yang terdiri dari beban pembangunan,
pertanahan, overhead,
pemasaran, perjalanan dinas dan umum mengalami kenaikan sebesar 151,9 dari Rp
13,34 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 33,6 miliar pada tahun 2009.
e. Tanah dan Bangunan Akan Dijual
Pos ini merupakan nilai persediaan rumah, kavling tanah matang dan fasilitas komersil yang
siap untuk dijual. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tanah dan bangunan akan dijual
mengalami kenaikan sebesar 25,0 menjadi Rp 422,62 miliar pada akhir tahun 2009.
f. Proyek Dalam Pelaksanaan
Pos ini
merupakan akumulasi
beban pembangunan rumah, pematangan tanah,
prasarana dan fasilitas yang belum selesai seluruhnya. Pada akhir tahun 2009 Proyek
dalam pelaksanaan tercatat sebesar Rp 256,77 miliar, yang meningkat sebesar 15,5 dari
tahun sebelumnya.
g. Tanah Mentah
Tanah Mentah merupakan nilai persediaan tanah yang sudah memiliki perencanaan peruntukan
lahan site plan namun belum dilakukan proyek pembangunan. Pos ini mengalami peningkatan
sebesar 32,2 dari Rp 102,35 miliar pada akhir tahun 2008 menjadi Rp 135,28 miliar pada akhir
tahun 2009. Kenaikan ini terutama disebabkan adanya tambahan tanah di kota Semarang
yang merupakan Penyertaan Modal Negara pada tahun 2009 sebesar Rp 20,75 miliar.
h. Tanah Mentah dalam Pengelolaan Kerjasama
Merupakan nilai persediaan tanah mentah yang dikerjasamakan dengan PT. Rukun Pilar
Semesta di lokasi Driyorejo yang diperhitungkan dengan Equity Sharing sebesar 60, dalam
tahun 2009 tercatat sebesar Rp 77,29 miliar.
Uraian 2009 2008
Total Aktiva
1,581.70 1,272.65 24.3 Aktiva Lancar 1,243.25 966.91 28.6
Aktiva Tidak Lancar 338.45 305.74 10.7 Kewajiban Lancar
718.40 490.70 46.4 Kewajiban Tdk Lancar 314.84 311.66 1.0
Total Kewajiban 1,033.39 802.36 28.8
Ekuitas 548.31 470.29 16.6
Laporan Tahunan 2009
P
E R U M PERUMNA
S
31
Aktiva Tidak Lancar
Pada akhir tahun 2009, Aktiva Tidak Lancar Perusahaan yang terdiri dari Tanah Mentah
Jangka Panjang, Bangunan Disewakan, Piutang Jangka Panjang, Aktiva Tetap, dan Aktiva Lain-
lain, mengalami kenaikan sebesar 10,7, menjadi Rp 338,46 miliar. Peningkatan ini terutama
dikarenakan antara lain adanya kenaikan dari bangunan disewakan dari Rp 123,66 miliar menjadi
Rp 135,29 miliar yang berasal dari penyertaan pemerintah berupa Rusunawa di Jakarta Selatan
senilai Rp 18,47 miliar; kenaikan Piutang Jangka Panjang yang berupa jaminan sertipikat, jaminan
listrik dan air minum, jaminan IMB dan lain-lain dari Rp 25,65 miliar menjadi Rp 33,74 miliar; kenaikan
asset lain-lain dari Rp 20,49 miliar menjadi Rp 40,15 miliar; aktiva tetap meningkat dari Rp 23,28
miliar menjadi Rp 24,59 miliar. Di samping itu adanya penurunan Tanah mentah jangka panjang
dari Rp 112,65 miliar menjadi Rp 104,70 miliar.
Total Kewajiban
Total kewajiban perusahaan pada akhir tahun 2009 tercatat sebesar Rp 1.03 triliun atau naik
sebesar 28,8 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 802,36 miliar.
Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan kewajiban lancar yang terkait dengan aktivitas
produksi dan kebutuhan modal kerja, sebagaimana tercermin antara lain terutama dari hal-hal sebagai
berikut :
Kewajiban Lancar a. Hutang Usaha
Sejalan dengan peningkatan produksi tahun 2009, hutang usaha meningkat dari Rp 62,36
miliar menjadi 113,79 miliar atau naik sebesar 82,5
b. Biaya Yang Harus Dibayar