29
c. Dampak Pengasuhan Anak
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak, yang di dalamnya terdapat orang tua yang memiliki peranan vital, karena orang
tua merupakan model bagi anak-anaknya. Masing-masing orang tua memiliki pengasuhan yang berbeda terhadap anak, sehingga
berpengaruh terhadap perilaku anak. Pengasuhan yang diterapkan orang tua terhadap anak memberikan
dampak yang berbeda-beda terhadap anak. Menurut Baumrind dalam Euis Sunarti 2004: 118-119, bahwa ada beberapa dampak pengasuhan
terhadap perilaku anak di antaranya: 1
Pengasuhan demokratis Anak yang diasuh dengan gaya pengasuhan demokratis akan
mengembangkan rasa percaya diri, kontrol emosi diri yang baik, selalu ingin tahu, menggali hal-hal yang dapat memperluas
wawasan dan kematangan pribadinya. Anak mampu menemukan arah dan tujuan dari tugas-tugas perkembangannya. Anak
mengembangkan sikap bertanggungjawab dan percaya terhadap kemampuan diri sendiri
2 Pengasuhan otoriter
Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan otoriter akan mengembangkan sikap sebagai pengekor, selalu tergantung kepada
orang lain dalam mengambil keputusan, dan tidak memiliki pendirian pribadi. Anak sulit untuk menangkap makna dan hakikat
30 dari setiap fenomena hidup, kurang fokus terhadap aktivitas yang
dikerjakan, dan seringkali kehilangan arah yang akan dituju. Anak tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dipenuhi ketakutan
berbuat salah, dan cenderung sulit mempercayai orang-orang di sekitarnya.
Akumulasi dari
karakteristik negatif
tersebut menyebabkan anak memiliki kecenderungan untuk agresif dan
mempunyai tingkah laku yang menyimpang. 3
Pengasuhan permisif Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif akan
tumbuh menjdi anak yang kontrol dirinya rendah, kurang bertanggungjawab, tidak terampil dalam mengatasi masalah, dan
mudah frustasi. Anak kurang mengembangkan keingintahuan apalagi memenuhi keingintahuan yang ada. Anak cenderung
impulsif dan agresif, sehingga bermasalah dalam pergaulan sosialnya. Rendahnya keterampilan emosi-sosial menyababkan
kepercayaan dirinya rendah. Anak yang dibesarkan dengann gaya pengasuhan permisif menunjukan tidak matangnya tingkat
perkembangan sesuai usianya. Dari hasil penelitian Farrington dalam Moh. Shochib 2000: 5,
perilaku agresif pada umur 8 tahun sampai 10 tahun mempengaruhi perilaku agresif mereka pada usia 18 tahun. Penelitian lebih rinci yang
mengungkapkan pengaruh orang tua terhadap anak yang berperilaku agresif adalah penelitian yang dilakukan Rutter dalam Moh. Shochib
31 2000: 5-6, peneliti tersebut mengungkapkan bahwa : 1 hubungan
yang baik dalam keluarga antara anak dengan orang tua dan antara ayah dengan ibu dapat mencegah anak berperilaku agresif dan hubungannya
yang tidak harmonis di antaranya membuat anak berperilaku agresif; 2 orang tua yang selalu memberikan kecaman terhadap anak membuat
anak berperilaku agresif dan orang tua yang sering memberikan penghargaan kepada anak dapat membuat anak tidak bersifat agresif;
dan 3 hubungan antara suami istri yang harmonis membuat anak tidak berperilaku agresif dan ketidakharmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu membuat anak berperilaku agresif. Baldwin dalam Gerungan 2004: 57 membandingkan keluarga
yang interaksinya bercorak demokratis dengan keluarga di mana terdapat pengawasan orang tua yang keras terhadap anak-anak
otoriter. Peneliti tersebut memperoleh hasil bahwa makin otoriter orang tuanya, makin berkurang ketidaktaatan, makin banyak timbul
ciri-ciri pasivitas, kurang inisiatif, tidak dapat merencanakan sesuatu, daya tahan berkurang, dan ciri-ciri penakut. Sebaliknya sikap-sikap
demokratis dari orang tua menimbulkan ciri-ciri berinisiatif, tidak penakut, lebih giat, dan lebih bertujuan, tetapi juga memberikan
kemungkinan berkembangnya sifat-sifat tidak taat dan tidak mau menyesuaikan diri.
Dalam penelitian tersebut, Baldwin dalam Gerungan 2004: 59 mendefinisikan sikap-sikap otoriter orang tua adalah sebagai berikut:
32 orang tua memberikan banyak larangan kepada anak-anak dan yang
harus mereka laksanakan tanpa kecuali dan tanpa ada pengertian pada anak. Didikan yang demokratis mengenai tindakan-tindakan yang harus
diambil; menerangkan
alasan-alasan dari
peraturan-peraturan, menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, dan bersikap toleran.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, masing- masing pengasuhan memiliki dampak yang berbeda terhadap perilaku
anak. Di antara ketiga pengasuhan di atas yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak adalah pengasuhan demokratis,
karena dalam pengasuhan demokratis orang tua menerapkan kedisiplinan yang tidak kaku, dan diimbangi dengan kebebasan anak
untuk berpendapat dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan keluarga. Hal tersebut menjadikan hubungan
orang tua dan anak terjalin dengan penuh kehangatan, sehingga akan memberikan rasa percaya diri terhadap anak, dan diharapkan anak dapat
terhindar dari pengaruh buruk lingkungan.
4. Stratifikasi Sosial