21 jumlah anak yang cenderung semakin kecil dewasa ini disebabkan
alasan dan kebijakan yang cukup kompleks 2
Fungsi afeksi, yaitu tempat bersemayam cinta kasih, yang diawali dari dasar perkawinan dibentuk. Fungsi ini sangat penting dan hal
yang sulit tergantikan oleh lembaga lain 3
Fungsi sosialisasi, yaitu fungsi yang melekat secara universal pada sistem keluarga. Fungsi ini yang paling dekat kaitannya dengan
pendidikan, bahkan sering disebut pendidikan keluarga. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
mendukung agar tumbuh kembang anak lebih optimal maka dibutuhkan sebuah keluarga yang ideal, yang ditandai dengan minimnya
perselisihan antara orang tua dan anak, sehingga memungkinkan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Fungsi-fungsi
keluarga telah mengalami perkembangan, namun terdapat fungsi keluarga yang bersifat tetap diantaranya ialah fungsi biologik, fungsi
afeksi, dan fungsi sosialisasi.
c. Pendidikan Keluarga
Sudjana 2001: 54 menjelaskan bahwa pendidikan kehidupan keluarga muncul dalam dunia pendidikan yang didasarkan atas dua
fenomena. Pertama, kehidupan keluarga berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat dan kedua, keadaan dan perubahan yang
terjadi di lingkungan mempunyai pengaruh pula terhadap kehidupan keluarga. Kedua fenomena di atas menunjukan bahwa kehidupan
22 keluarga senantiasa berhadapan dengan berbagai permasalahan yang
berkembang di lingkungan sekitar. Pendidikan keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap
di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Karena keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam
menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat. Pendidikan keluarga terdiri atas berbagai bidang garapan khusus
seperti: hubungan dalam keluarga, penyadaran diri, pertumbuhan dan perkembangan anak, persiapan untuk memasuki pernikahan dan
menjadi kehidupan keluarga, pemeliharaan anak, dan lain sebagainya. Indonesia pendidikan keluarga dilakukan oleh berbagai organisasi kaum
ibu melalui program-programnya yang dikenal dengan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK, pos pelayanan terpadu posyandu, dan
lain sebagainya Sudjana, 2001: 57-58 Tujuan dari pendidikan keluarga adalah untuk menjadikan anak
lebih mandiri dan dapt berkembang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya agar mampu menyelesaikan setiap permasalahan
yang dihadapi. Adapun tujuan pendidikan keluarga dikaitkan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yaitu:
23 “...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.” Menurut Maunah Binti dalam Chulaifah 2009: 14, tugas utama
dari keluarga bagi pendidikan anak-anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan tabiat anak
sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar
sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga di mana orang tua berperan sebagai pendidik yang utama bagi anak-anaknya. Tugas utama
dari keluarga adalah sebagai peletak dasar bagi ahlak dan pandangan hidup, karena keluarga memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai
moral, dan ketrampilan.
3. Pola Asuh Orang Tua