aman dan pelayanan publik dan mempunyai hak untuk menerima pembayaran pajak perusahaan. Manajer akan berusaha untuk
meminimalkan laba perusahaan agar nilai pajak yang harus dibayar oleh perusahaan menjadi rendah.
4. Pergantian CEO
Pada saat diadakan pergantian CEO, CEO lama akan cenderung melaporkan laba yang tinggi agar CEO baru merasa sangat berat untuk
mencapai tingkat laba tersebut . Ketika masa pensiun CEO tiba, maka CEO akan memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus.
5. IPO Initial Public Offering
Penetapan nilai saham yang ditawarkan oleh perusahaan yang baru pertama kali menawarkan harga saham membuat pihak manajemen
perusahaan melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga lebih tinggi atas saham yang akan dijual.
Selain itu, manajemen melakukan pengaturan terhadap laba karena laba merupakan suatu target yang dijadikan untuk proses penilaian prestasi usaha
suatu departemen secara khusus manajer atau organisasi secara umum. Laba juga merupakan alat untuk mengurangi biaya keagenan agency costs dan
biaya kontrak. Magman dan Cormier 1997 menyatakan bahwa terdapat tiga sasaran
yang dapat dicapai oleh manajer yang berkaitan dengan praktek manajemen laba. Ketiga sasaran tersebut adalah minimisasi biaya politis political cost
minimization, maksimisasi kesejahteraan manajaer manager wealth
maximization, dan minimisasi biaya finansial minimization of financing costs.
Menurut Scott 1997 dalam Liani 2010: 31-32 terdapat empat bentuk tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer, yaitu:
1. Taking a bath
Taking a bath dilakukan dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode yang akan datang dan kerugian periode berjalan. Taking a bath
terjadi ketika reorganisasi pada periode dimana perusahaan mengalami kinerja buruk termasuk pada saat penerimaan CEO baru.
2. Income minimization
Income minimization dilakukan pada saat perusahaan mendapatkan laba yang tinggi dengan cara menurunkan laba agar tidak mendapat
perhatian dari berbagai pihak yang berkepentingan. Income minimization dilakukan dengan cara penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud,
membebankan biaya Research and Development dan biaya iklan. 3.
Income maximization Income maximization dilakukan pada saat laba mengalami penurunan
dengan cara menaikkan laba didalam laporan keuangan. Income maximization dilakukan oleh manajer dengan tujuan bonus dan perusahaan
yang mendekati kontrak utang jangka panjang. 4.
Income smoothing Income smoothing merupakan cara manajemen laba yang sering
digunakan. Income smoothing dilakukan dengan cara meratakan laba yang
untuk mengurangi fluktuasi yang besar agar perusahaan terlihat memiliki laba yang stabil dan tidak mempunyai resiko.
C. Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yaitu penggunaan laba sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran
yang lain seperti investasi return on investment atau penghasilan per saham earning per share. Unsur yang berkaitan dengan laba yaitu pendapatan dan
beban, dan karenanya juga laba, tergantung pada dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia 2007:17 kinerja keuangan digunakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang akan digunakan di masa yang
akan datang dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada Barlian, 2003. Didalam penelitian ini, kinerja keuangan diukur
dengan menggunakan rasio profitabilitas atau rentabilitas dan leverage.
1. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan
. Dari rasio
profitabilitas perusahaan dapat melihat tingkat keuntungan yang dihasilkan. Untuk menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan, perusahaan harus berada
dalam kondisi yang menguntungkan karena akan sulit bagi perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor dan akan dinilai buruk oleh investor. Rasio
profitabilitas dapat diukur dengan net profit margin, gross profit margin, return on as
set, return on investment, dan return on equity.
Didalam penelitian ini, rasio profitabilitas diproksikan dengan return on asset ROA dan net profit margin NPM. Menurut Sutrisno 2009
dalam Natalia, dkk 2011 ROA disebut juga rentabilitas karena merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki. ROA diukur dengan laba sebelum bunga dan pajak dibagi total aktiva. NPM digunakan untuk mengukur perusahaan
yang mendapat keuntungan lebih banyak. NPM dapat diperoleh dari perbandingan laba operasi dengan pendapatan. Rasio NPM menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas operasionalnya.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan rasio yang menjelaskan tentang besarnya proporsi sumber-sumber pendanaan jangka panjang atau jangka pendek
terhadap ekuitas perusahaan. Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin seluruh hutangnya dengan
modal yang dimiliki Antonia, 2008. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio leverage adalah kreditur dan investor. Semakin besar
jumlah pendanaan dari pihak kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat melunasi hutangnya. bagi investor, semakin tinggi leverage,
semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima. Didalam penelitian ini, rasio leverage diproksikan dengan debt to
equity ratio DER. Tingkat DER yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat utang semakin tinggi sehingga menyebabkan beban bunga tinggi
sehingga mengurangi keuntungan. DER diukur dengan total hutang dibagi total ekuitas.
D. Laporan Keuangan
Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan laporan keuangan sebagai informasi yang mendukung dalam menganilisis kondisi dan
hasil dari suatu laba. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dalam laporan keuangan. Termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya informasi segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga IAI 2007 : 2.
Bentuk-bentuk dari laporan keuangan yaitu : 1.
Neraca Neraca perusahaan menggambarkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan dengan maksud untuk menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu pada saat tutup buku.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang sistematis mengenai biaya, penghasilan, dan laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama
periode tertentu Munawir, 2007:26. Laporan laba rugi bertujuan untuk melaporkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memberikan informasi untuk para pemakai dalam mengevaluasi perubahaan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan dan pengaruh jumlah serta waktu arus kas dalam perubahan keadaan dan peluang.
Tujuan dari laporan arus kas yaitu untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan
para pemakai
mengembangkan model
untuk menilai
dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa yang akan datang.
E. Penelitian Terdahulu
Julia Halim, et al 2005 melakukan penelitian terhadap 34 perusahaan manufaktur yang termasuk indeks LQ-45 terlihat melakukan tindakan
manajemen laba. Asimetri informasi, kinerja masa kini dan masa depan, faktor leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Jin dan Machfoedz 1994 menganalisis sejumlah rasio keuangan dan
menghubungkannya dengan perubahan laba di Indonesia. Pada penelitian tersebut, Machfoedz menguji 17 rasio keuangan dengan menggunakan sampel
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang mempublikasikan laporan keuangannya dari tahun 1989-1992. Dengan
menggunakan MAXR-Procedure, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 13 rasio keuangan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba satu tahun
yang akan datang.
Husnaini dan Rosyida 2006 menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba. Dari hasil penelitiannya
hanya pendanaan hutang yang mempengaruhi tindakan manajemen laba. Hasil penelitian Juniarti dan Corolina 2005 memberikan hasil yang
sama dengan Noor 2004 yang membuktikan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba.
Agnes Utari Widyaningdyah 2001 melakukan pengujian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada
perusahaan go public yang terdapat di Indonesia. Dari hasil pengujian tersebut hanya faktor leverage yang berpengaruh terhadap manajemen laba.
Arnawa 2006 juga menemukan adanya pengaruh rasio profitabilitas untuk mengindikasi praktik manajemen laba dengan cara meningkatkan laba
pada perbankan nasional untuk meningkatkan kinerja bank dan salah satu
faktor utama yang mempengaruhi bank melakukan manajemen laba.
Antonia 2008 melakukan pengujian pengaruh reputasi auditor, proporsi dewan komisaris independen, leverage, kepemilikan manajerial dan
proporsi komite audit independen terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian hanya leverage yang tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba. Kusumaning 2004 menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen laba dan hanya rasio leverage yang terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Masodah 2006 membuktikan bahwa hanya debt to equtiy ratio yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perataan laba pada sektor perbankan
dan lembaga keuangan. Beatie et.al 1994 meneliti mengenai item extraodinary terhadap
income smoothing dan menyimpulkan bahwa rasio net profit margin NPM
mempengaruhi perataan laba yang dilakukan manajer. F.
Kerangka Pemikiran
Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah manajer
perusahaan melakukan manajemen laba karena harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh laba, resiko, dan spekulasi.
Perusahaan yang labanya selalu mengalami kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan resiko perusahaan ini
mengalami penurunan lebih besar dibandingkan prosentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan
dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi resiko. Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen keuangan
untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan yang diukur dengan
menggunakan rasio profitabilitas dan rasio leverage diharapkan dapat menjadi indikator dalam pengambilan keputusan pihak investor dan kreditur.
Rasio profitabilitas yang merupakan indikator kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan perusahaan dapat menjadi indikator