6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A.
Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep dari manjemen laba didalam penelitian ini. Teori
keagenan muncul ketika pihak principal dan agent termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
principal pemilik dan agent manajemen. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan kepentingan dimana pihak principal termotivasi untuk
melakukan kontrak dengan tujuan untuk menyejahterakan dirinya melalui profitabilitas yang diharapkan selalu mengalami peningkatan. Sedangkan
agent termotivasi untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya Widyaningdyah 2001. Hal ini menyebabkan terjadinya asimetri informasi
dimana didalam kondisi ini manajemen lebih mengetahui informasi mengenai keuangan perusahaan dibandingkan dengan pemilik perusahaan. Kondisi
seperti inilah yang digunakan oleh pihak manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan untuk memaksimalkan keuntungannya sendiri.
B. Manajemen Laba
Istilah manajemen laba bukan suatu hal yang asing bagi pemerhati manajemen dan akuntansi. Manajemen laba biasanya dihubungkan dengan
perilaku manajer. Manajeman laba mencakup dua bentuk yaitu manajemen
melakukan upaya perataan laba incoming smoothing dan melakukan upaya peningkatan atau penurunan laba dalam suatu periode.
Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat
memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan Scott, 1997. Terdapat dua cara mengenai pemahaman manajemen laba :
1. Manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer dalam
memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontak utang, dan biaya politik political cost.
2. Dilihat dari sudut pandang efficient contracting, bahwa manajemen laba
memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tak terduga untuk
kepentingan pihak yang terlibat dalam kontrak. Watt dan Zimmerman 1986 menjelaskan suatu teori akuntansi yang
berusaha mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi bisa dihubungkan terhadap perilaku manajer. Mereka menegaskan bahwa teori ini dapat
memberikan pedoman kepada manajer untuk melakukan perkiraan-perkiraan atau penjelasan-penjelasan akan konsekuensi dari keputusan mereka.
Terdapat tiga hipotesis PAT Positive Accounting Theory yang menjadi dasar pemikiran mengenai manajemen laba menurut Watts dan Zimmerman 1986
yaitu: 1.
Bonus Plan Hypothesis Hipotesis ini menunjukkan bahwa manajer pada perusahaan yang
akan memberikan bonus, lebih cenderung memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba dari periode satu ke priode berikutnya.
Konsep ini tidak hanya memotivasi manajer untuk melakukan kecurangan manajerial. Manajer akan mempermainkan besar kecilnya
angka-angka dalam akuntansi dalam laporan keuangan agar selalu bisa mencapai tingkat kinerja yang meberikan bonus.
2. Debt Equity Hypothesis Debt Covenant Hypothesis
Hipotesis ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menghadapi kesulitan utang akan membuat manajer perusahaan menggunakan metode
akuntansi yang dapat menaikkan laba dan pendapatan serta cenderung melanggar perjanjian utang apabila hal tersebut memberikan keuntungan
dan manfaat. Keuntungan tersebut berupa permainan laba agar kewajiban utang-
piutang dapat ditunda untuk periode berikutnya sehingga pihak yang ingin mengetahui kondisi perusahaan memperoleh informasi yang salah.