Sistematika Penelitian Analisis hubungan leverage dan profitabilitas terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 periode 2009-2010.

3. Political Cost Hypothesis Size Hypothesis Hipotesis ini menunjukkan jika biaya politik semakin besar maka manajer memilih metode akuntansi yang akan memperkecil laba dengan cara menangguhkan laba sekarang ke laba masa datang. Konsep ini membahas bahwa manajer perusahaan cenderung melanggar regulasi pemerintah seperti undang-undang perpajakan. Manajer akan mempermainkan laba agar kewajiban pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan perusahaan. Manajemen laba dapat dihitung menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Dechow, Sloan, dan Sweeney 1995 yaitu model modified jones. Model ini terdiri dua jenis yaitu discretionary accruals dan non discretionary accruals. Discretionary accruals yaitu komponen total accrual yang berasal dari rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan fleksibilitas dalam menentukan nilai estimasi pada metode akuntansi. Sedangkan, non discretionary accruals yaitu komponen total accrual yang diperoleh secara alami dengan mengikuti standar akuntansi yang diterima secara umum Sulistyanto, 2008. Scott 2000 menyatakan bahwa ada beberapa hal yang membuat manajer melakukan manajemen laba, antara lain: 1. Alasan bonus Manajer mempunyai akses informasi mengenai keuangan sehingga menyebabkan tindakan manajemen dalam mengatur laba bersih untuk meningkatkan bonus mereka. Manajemen akan melakukan manajemen laba dengan mentransfer laba masa depan menjadi laba sekarang dengan harapan akan memperoleh bonus. 2. Kontrak utang jangka panjang Pemindahan laba di masa yang akan datang ke masa sekarang dengan tujuan untuk mengurangi resiko perusahaan dalam melunasi utang. Kontrak utang dilakukan untuk menjamin bahwa manajer selalu melakukan aktivitas yang mengarah pada upaya untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu disertai dengan pembayaran bunga. 3. Motivasi regulasi Terdapat hubungan antara perusahaan dengan pemerintah yang menjadi pemicu terjadinya permasalahan agensi di kedua pihak. Didalam hubungan agensi terdapat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dan dapat diterima oleh semua pihak. Kewajiban yang harus dipenuhi oeh perusahaan yaitu membayar sejumlah pajak yang ditentukan dengan menggunakan laba sebagai dasar perhitungannya dan memperoleh hak berupa rasa aman dan pelayanan publik dalam menjalankan usahanya. Sedangkan pemerintah mempunyai kewajiban untuk memberikan rasa aman dan pelayanan publik dan mempunyai hak untuk menerima pembayaran pajak perusahaan. Manajer akan berusaha untuk meminimalkan laba perusahaan agar nilai pajak yang harus dibayar oleh perusahaan menjadi rendah. 4. Pergantian CEO Pada saat diadakan pergantian CEO, CEO lama akan cenderung melaporkan laba yang tinggi agar CEO baru merasa sangat berat untuk mencapai tingkat laba tersebut . Ketika masa pensiun CEO tiba, maka CEO akan memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus. 5. IPO Initial Public Offering Penetapan nilai saham yang ditawarkan oleh perusahaan yang baru pertama kali menawarkan harga saham membuat pihak manajemen perusahaan melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga lebih tinggi atas saham yang akan dijual. Selain itu, manajemen melakukan pengaturan terhadap laba karena laba merupakan suatu target yang dijadikan untuk proses penilaian prestasi usaha suatu departemen secara khusus manajer atau organisasi secara umum. Laba juga merupakan alat untuk mengurangi biaya keagenan agency costs dan biaya kontrak. Magman dan Cormier 1997 menyatakan bahwa terdapat tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer yang berkaitan dengan praktek manajemen laba. Ketiga sasaran tersebut adalah minimisasi biaya politis political cost minimization, maksimisasi kesejahteraan manajaer manager wealth

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN ISO 26000 TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN HIGH PROFILE ( Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam Indeks LQ45 Periode 2009 -2010 )

0 8 21

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008

0 2 78

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Lq-45 Dan Jii P

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Lq-45 Dan Jii Periode 2004-2013).

0 1 12

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Lq-45 Dan Jii Periode 2004-2013).

0 1 7

PENGARUH EARNINGS POWER TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45.

2 17 23

Pengaruh Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Termasuk dalam Indeks LQ 45 Periode 2010-2014).

0 0 20

Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ-45 Periode 2010-2014.

0 0 21

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO (BETA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45

0 0 20

ANALISIS HUBUNGAN LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45 periode 2009 - 2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Aku

0 0 117