26
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEKERJA, PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, KEADAAN MEMAKSA DAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
2.1 Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja
2.1.1 Pengertian dan tujuan perlindungan hukum terhadap pekerja
Pekerjaburuh mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan. Tanpa adanya pekerjaburuh, pengusaha tidak dapat menjalankan
aktifitas perusahaan sebagaimana mestinya. Namun sering kali peran daripada pekerjaburuh belum mendapatkan perhatian baik itu dari perusahaan, maupun
pemerintah. Pengusaha sering kali bertindak sewenang-wenang terhadap pekerjaburuh yang mengakibatkan hak-hak pekerjaburuh dilanggar oleh
pengusaha. Namun tidak berarti semua kesalahan berada pada pengusaha karena terkadang kelalaian terletak pada pekerjaburuh yang mengakibatkan kerugian
kepada pengusaha.
Salah satu penyebab terjadinya tindakan sewenang-wenang yang dilakukan pengusaha kepada pekerjaburuh adalah kedudukan yang dimiliki oleh pengusaha
lebih tinggi daripada kedudukan buruh yang terbilang rendah dan lemah. Dengan demikian diperlukan adanya perlindungan hukum terhadap pekerja sehingga hak-
hak pekerja dapat terjamin seutuhnya. Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat
hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan
keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.
24
Selain itu, menurut Satjipto Raharjo perlindungan hukum adalah upaya untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua
hak-hak yang diberikan oleh hukum.
25
Dari pengertian mengenai perlindungan hukum tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud perlindungan
hukum adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Negara kepada subyek hukum
untuk melindungi hak-hak subyek hukum baik secara preventif maupun represif.
Mengenai pengertian perlindungan hukum terhadap pekerja dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada pekerja untuk
menikmati hak-haknya dan mencegah terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh
majikan atau pengusaha yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Adapun tujuan diberikannya perlindungan hukum terhadap tenaga kerja adalah untuk menjamin berlangsungnya sistem hubungan kerja secara harmonis
tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah.
26
Selain itu tujuan perlindungan hukum terhadap pekerja tidak hanya mencakup pada berlasungnya hubungan kerja tetapi juga pada saat hubungan kerja tersebut
berakhir. Hubungan kerja berakhir dapat disebabkan waktu perjanjian kerja berakhir atau dikarenakan tindakan pengusaha melakukan PHK. Disinilah tujuan
24
Polewali Mandar,
2014, “Status
Hukum” Serial
Blog. URL:http:statushukum.comtentang-status-hukum, Diakses 19 Januari 2016 Pukul 15.05 Wita.
25
Satjipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum, Cet.V, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.53.
26
Abdul Khakim, op.cit, hlm. 103.
perlindungan hukum yaitu untuk memberikan pemenuhan hak-hak pekerja setalah
berakhirnya hubungan hukum tersebut. 2.1.2
Sarana dan objek perlindungan hukum terhadap pekerja
Terdapat dua sarana perlindungan hukum, hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Philipus M. Hadjon bahwa perlindungan hukum dibagi menjadi 2
dua, yaitu: 1.
Perlindungan hukum preventif yaitu perlindungan hukum yang bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu sengketa.
2. Perlidungan hukum represif adalah perlindungan hukum yang
bertujuan untuk menyelesaikan suatu sengketa.
27
Perlindungan hukum preventif ditandai dengan dibentuknya peraturan perundang-undangan yang dimaksudkan untuk membatasi tindakan-tindakan
seseorang yang dapat melanggar hak daripada orang lain. Sedangkan perlindungan hukum represif ditandai dengan menerapkan sanksi terhadap pelaku yang diberikan
apabila terjadi pelanggaran terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan. Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap pekerja maka Pemerintah membentuk
UU No. 13 Tahun 2003 dan UU No. 2 Tahun 2004. Objek perlindungan hukum terhadap pekerja berdasarkan UU No. 13 Tahun
2003 tersebut meliputi: a.
Perlindungan atas hak-hak dalam hubungan kerja; b.
Perlindungan atas hak-hak dasar pekerjaburuh untuk berunding dengan pengusaha, dan mogok kerja;
c. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja;
27
Fitri Hidayat, 2013, Perlindungan Hukum Unsur Esensial Dalam Suatu Negara Hukum, URL:http:fitrihidayat-ub.blogspot.com201307perlindungan-hukum-unsuresensial-
dalam.html?m=1, diakses 2 Desember 2015 pukul 11.42 Wita.
d. Perlindungan khusus bagi pekerjaburuh perempuan, anak, dan
penyandang cacat; e.
Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja; dan
f. Perlindungan atas hak pemutusan hubungan tenaga kerja.
Soepomo dalam Asikin membagi 3 tiga macam perlindungan tenaga kerja yaitu:
a. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
penghasilan yang cukup, termasuk apabila tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.
b. Perlindungan sosial, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.
c. Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
keamanan dan keselamatan kerja.
28
2.2 Pemutusan Hubungan Kerja