Teknik Pengujian Instrumen Teknik Analisis Data

K. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur ketepatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Uji ini menunjukkan ketepatan pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda. Rumus Product Moment Sanusi 2011:77 = ∑ − ∑ ∑ √ ∑ − ∑ ∑ − ∑ Keterangan : r : Koefisien Korelasi X : Skor Butir Y : Skor Total Butir N : Jumlah Responden Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut : a. Nilai r-hitung dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan derajat kebebasan n-2. Nilai r-tabel diperoleh dari tabel r product moment. b. Jika nilai r-hitung r-tabel dengan taraf signifikansi 5, maka signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pernyataan valid. c. Jika nilai r-hitung r-tabel dengan taraf signifikansi 5, maka tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pernyataan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang sudah valid Sanusi 2011:81. Reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi instrumen penelitian saat dilakukan pengujian secara berulang. Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai Cronbach’s Alpha yang skornya antara 1 dan 0. Instrumen penelitian akan dianggap reliabel jika memiliki koefisien r 0,6. Rumus Cronbach’s Alpha Wiyono 2011:116 = { − }{ − ∑� � � � } Keterangan : r : Reliabilitas Instrumen k : Banyak butir pernyataan atau banyak soal ∑� � : Total dari varian masing-masing pernyataan � : Varian dari total skor

L. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut Supardi 2013:129 pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi nilai residual. Metode yang dipakai penulis untuk mengetahui apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak adalah One Sample Kolmogorof-Smirnov dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut : 1 Angka signifikansi Sig alpha = 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. 2 Angka signifikansi Sig alpha = 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Menurut Sarjono dan Julianita 2011:70 uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi gejala multikolinearitas atau tidak. Menurut Wijaya dalam Sarjono dan Julianita, 2011:17 terdapat beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, yaitu : 1 Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2 Menganalisis korelasi diantara variabel bebas. Jika diantara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi lebih besar daripada 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3 Multikoliniearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF variance inflating factor. Jika VIF10 tingkat kolinearitas dapat ditoleransi. 4 Nilai Eigenvalue dari satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinearitas. Dalam penelitian ini pedoman yang digunakan untuk mengetahui jika tidak terjadi masalah multikolinearitas yaitu bila nilai VIF Variance Inglation Factor kurang dari 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1. Uji Multikolinearitas perlu dilakukan apabila variabel independennya lebih dari satu c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Wijaya dalam Sarjono dan Julianita, 2011:66 uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians residual tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik apabila terjadi homoskedastisitas dalam modelnya, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji yang sering digunakan dalam heteroskedatisitas ini adalah uji scatterplot, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan uji scatterplot untuk mengetahui terjadi tidaknya heteroskedastisitas. Berikut ini adalah ilustrasinya: 1 Pada gambar a dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik scatterplot menyebar secara merata tanpa membentuk pola tertentu yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas. 2 Pada gambar b-d dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot membentuk pola tertentu, artinya data tersebut mengalami masalah heteroskedastisitas. 3 Pada gambar e-f dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot membentuk pola dan beberapa diantaranya mengumpul pada titik tertentu. Bentuk tersebut mengindikasikan model yang digunakan tidaklah linier dan terdapat masalah heteroskedastisitas. 2. Analisis Regresi linear berganda merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel bebas X1,X2,X3,X4,X5 terhadap variabel terikat Y. Persamaannya sebagai berikut : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4+b5X5 Keterangan : Y : Minat beli ulang X1 : Produk X2 : Harga X3 : Tempat X4 : Promosi X5 : Store Atmosphere 3. Uji F Simultan Untuk mengetahui apakah bauran pemasaran produk, harga, promosi dan tempatdistribusi dan store atmosphere berpengaruh pada minat beli ulang konsumen secara signifikan makan digunakan uji F. Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis: H : b 1 = b 2 = = = =0, maka tidak terdapat pengaruh secara simultan dari harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere terhadap minat beli ulang konsumen. H a : tidak semua b = 0, maka terdapat pengaruh secara simultan dari harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere terhadap minat beli ulang konsumen. b. Menentukan level of significance α : 5 F tabel dapat dicari pada tabel statistika pada signifikansi 0,05 df1 = k- 1, dan df2 = n-k k adalah jumlah variabel. c. Menentukan F hitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus F hitung � ℎ� � = � − � − Dimana: R 2 : koefisien determinasi n : banyaknya sampel k : jumlah variabel independen d. Kriteria pengujian H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung F tabel H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung ≤ F tabel e. Menarik kesimpulan Jika H0 diterima dan Ha ditolak berarti harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. Jika H0 ditolak dan Ha diterima berarti harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. 4. Uji t Parsial Untuk mengetahui apakah produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen secara parsial. Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut: a. Menentukan H dan H a H : bi = 0, artinya produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere X1, X2, X3, X4 dan X5 secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Y. H a : bi ≠ 0, produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere X1, X2, X3, X4, dan X5 secara parsial berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Y. b. Menentukan level of significance α : 5 Dalam penelitian ini tingkat signifi kansi menggunakan α = 5 dengan df= n-k-1 k adalah jumlah variabel independen. c. Menentukan t hitung dengan menggunakan alat analisis atau rumus t hitung � = � � Dimana: t i = t hitung koefisien variabel i bi = koefisien regresi variabel i sbi = standard error dari variabel d. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H H diterima, jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel H ditolak, jika -t tabel t hitung t tabel e. Menarik kesimpulan Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. Jika H0 ditolak dan Ha diterima produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. 5. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi � merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat Suharjo 2008:79. Koefisien determinasi dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variasi dalam variabel dependen minat beli ulang konsumen dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen produk, harga, promosi, tempat dan store atmosphere. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : � = � ∑ + � ∑ + � ∑ + � ∑ + � ∑ ∑ Keterangan: Y = Minat Beli Ulang Konsumen X1= Produk X2= Harga X3= Promosi X4= Tempat X5= Store Atmosphere 59

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN