1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan  bisnis  kuliner  sangatlah  ketat,  setiap  bisnis  kuliner  berlomba- lomba untuk memberikan inovasi terbaru dari produk yang akan ditawarkan
kepada  konsumen.  Selain  memikirkan  bagaimana  cara  memberikan  inovasi produk  yang  dapat  menarik  minat  beli  konsumen,  pembisnis  kuliner  juga
harus  memikirkan  keterjangkauan  harga,  bagaimana  mempromosikan produk,  dan  bagaimana  cara  penyampaian  kepada  konsumen  serta  dimana
lokasi yang strategis. Banyaknya pesaing membuat para pelaku bisnis kuliner turut  memikirkan  konsep  apa  yang  akan  diberikan  dalam  membedakan
produknya  dengan  pesaing  yang  ada.  Beberapa  hal  yang  berperan  dalam memasarkan produk kepada konsumen dikenal saat ini dengan istilah bauran
pemasaran  marketing  mix  yang  di  dalamnya  ada  produk  product,  harga price,  tempat  place,  dan  promosi  promotion.  Bauran  pemasaran  inilah
yang  membedakan  antara  para  pembisnis  kuliner  yang  satu  dengan  yang lainnya. Saat ini banyak anak muda yang menyukai perbedaan, selain itu rasa
ingin  tahu  sangatlah  besar.  Dari  menyukai  perbedaan  dan  rasa  ingin  tahu besar  inilah  para  pembisnis  kuliner  mulai  berpikir  untuk  membuat  dan
membuka  usaha  kuliner  yang  berbeda    dari  yang  lain  dan  patut  untuk dikunjungi  oleh  konsumen.    Dengan  harga  terjangkau  dan  tempat  yang
mudah  diakses  tentunya  akan  sangat  menarik  konsumen,  ditambah  lagi  jika
ada potongan-potongan terhadap produk tertentu yang dipesan dalam jumlah tertentu.
Selain  adanya  bauran  pemasaran  ada  juga  yang  kita  kenal  dengan  istilah store  atmosphere  yang  juga  turut  menjadi  sebuah  pertimbangan  yang  harus
diperhatikan oleh pembisnis kuliner jika ingin membuka usaha kuliner.  Store atmosphere  ini  mencakup  interior-interior  di  toko  seperti  lampu-lampu  yang
dipasang,  suasana  yang  dirasakan,  musik  yang  diputar,  pajangan  toko  yang unik,  tatanan  kursi  dan  meja  yang  unik,  aroma  kas  makanan  yang  disajikan,
pencahayaan,  temperatur  suhu  didalam  toko.  Dengan  adanya  bauran pemasaran  dan  store  atmosphere  yang  dapat  dikemas  dengan  baik  oleh
pemilik  toko  maka  dengan  sendirinya  akan  menarik  konsumen  untuk  datang ke  toko  guna  membeli  dan  bisa  jadi  di  kemudian  hari  datang  kembali  untuk
membeli varian produk yang ditawarkan. Sulitnya membuat konsumen merasa puas  dengan  produk  yang  ditawarkan  menjadikan  pembelian  kembali  yang
dilakukan konsumen sangat menguntungkan bagi toko. Minat  konsumen  untuk  datang  kembali  membeli  varian  produk  yang  lain
perlu di perhatikan, Kotler Bowen dan Makens 1999:156 menyatakan minat beli  timbul  setelah  adanya  proses  evaluasi  alternatif  dan  didalam  proses
evaluasi,  seseorang  akan  membuat  suatu  rangkaian  pilihan  mengenai  produk yang  hendak  dibeli  atas  dasar  merek  maupun  minat.  Kotler  dan  Keller
2003:181  lebih  dalam  menjelaskan  bahwa  minat  beli  konsumen  adalah sebuah  perilaku  memilih  suatu  produk  berdasarkan  pengalaman  dalam
memilih,  menggunakan  dan  mengkonsumsi  atau  bahkan  menginginkan  suatu
produk.  Kotler  1997:176  menyatakan  bahwa  minat  beli  ulang  adalah  salah satu  perilaku  setelah  pembelian  yang  sebelumnya  didasari  dengan  kepuasan.
Jika konsumen
merasa puas,
untuk selanjutnya
konsumen akan
memperlihatkan  peluang  membeli  yang  lebih  tinggi  dalam  kesempatan berikutnya.  Menurut  Kotler  2007:145  ada  beberapa  faktor  yang
mempengaruhi minat beli ulang yaitu : 1.
Faktor  Psikologis  yang  dapat  dipelajari  dari  beberapa  teori,  yaitu  : Teori stimulus merupakan respon dimana konsumen akan merasa puas
jika  mendapatkan  produk,  merek,  pelayanan  yang  menyenangkan. Teori  kognitif  dimana  keputusan  konsumen  sangat  dipengaruhi  oleh
memorinya  terhadap  sesuatu  yang  terjadi  pada  masa  lampau,  masa sekarang  dan  masa  yang  akan  datang.  Teori  Gestalt  dan  Teori
Lapangan  dimana  lingkungan  merupakan  kekuatan  yang  sangat berpengaruh  pada  minat  konsumen  untuk  mengadakan  suatu
pembelian. 2.
Faktor  Pribadi  dimana  kepribadian  konsumen  akan  mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli.
3. Faktor  Sosial  ini  mencakup  kelompok  panutan  yang  dapat
didefinisikan  sebagai  suatu  kelompok  orang  yang  mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen.
Cafe  247  merupakan  sebuah  tempat  yang  sudah  familiar  di kalangan  anak muda saat  ini. Cafe 247 menyajikan kuliner hasil dari inovasi
“burjo”  dengan  rasa  yang  menarik.  Konsumen  dapat  menemukan  dan
memesan  sajian  seperti  nasi  goreng  gila,  magelangan,  nasi  curry  dan  masih banyak lagi  pilihan menu lainnya. Aneka minuman di  cafe 247 ini  pun tidak
kalah  menarik,  meskipun  mengusung  tema “burjo”  tetapi  aneka  minumnya
sangat  bervariasi  seperti  bluestar,  kopi  tubruk  dan  aneka  minuman  lainnya. Selain  itu  ada  juga  menu  ringan  seperti  roti  bakar,  kentang  goreng,  nugget
goreng,  tempura  dan  kudapan  lainnya.  Melihat  dari  latar  belakang  yang  ada penulis  ingin  melakukan  penelitian  dengan  judul
“
Pengaruh  Bauran Pemasaran dan Store Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang Konsumen
“
B. Rumusan Masalah